Terdapat 3 aktor inti dalam sebuah sistem ekonomi. Tiga aktor tersebut adalah produsen, distributor dan konsumen. Jika produsen adalah orang atau perusahaan yang membuat sebuah barang dan konsumen adalah orang yang mengonsumsi nilai barang tersebut, maka distributor adalah orang yang menjadi perantara antara produsen dan konsumen.
Coba Anda bayangkan apabila tidak ada seorang distributor? Tentu tidak akan ada barang-barang dari luar negeri bisa masuk ke Indonesia atau barang-barang yang diproduksi di Jakarta tidak akan ada di Jawa Timur begitupun sebaliknya.
Contoh nyatanya apabila tidak ada distributor adalah saat ini Anda mungkin tidak akan bisa mendapati jam tangan-jam tangan mewah seperti Rolex atau Casio bisa masuk di Indonesia. Sebab cara pemasaran kedua jam tangan ini adalah melalui distributor resmi yang harus menghubungi produsen asli jam tangan tersebut di negaranya masing-masing.
Oleh sebab itu, peran seorang distributor dalam perekonomian sebuah negara sangatlah penting. Maka demikian, tak heran jika bisnis distributor kini sedang banyak berkembang apalagi dengan perkembangan online shop yang memudahkan para distributor bertemu dengan produsen langsung.
Lalu, bagaimana cara menjadi distributor langsung dari pabrik? Simak cara-cara berikut ini:
1. Ketahui Barang Yang Ingin Anda Jual
Langkah pertama adalah dengan mengetahui apa barang yang ingin Anda distribusikan dan potensi pasarnya. Potensi pasar disini seperti, apakah orang di sekitar lingkungan Anda akan membeli produk tersebut atau tidak dan bagaimana kondisi persaingan dagang di sekitar Anda.
Untuk mengatasi hal ini, coba cari barang yang belum pernah dijual di daerah Anda tapi pasti akan dibeli oleh masyarakat daerah tersebut cepat atau lambat. Tulis nama barang tersebut dan nama pembuatnya di catatan business plan sebelum Anda eksekusi.
2. Tentukan Modal
Langkah selanjutnya adalah menentukan modal. Modal disini tidak hanya modal uang tapi juga tenaga kerja dan beberapa barang yang mendukung proses distribusi. Misalnya, Anda ingin mendistribusikan produk FMCG seperti, roti, snack dan lain-lain, maka Anda tidak hanya butuh tenaga kerja saja tapi juga gudang dan beberapa mobil yang mengantarkan produk tersebut ke retailer (toko kelontong) atau wholesaler (supermarket) yang akan langsung menjual produk tersebut ke konsumen akhir.
Saat ini sudah ada pihak ke-3 yang membuka jasa penyewaan gudang sekaligus penyewaan mobil distribusi. Anda bisa bekerjasama dengan pihak ketiga tersebut atau sekadar memperkirakan modal yang perlu Anda keluarkan jika membuat dan mengoperasikan gudang sendiri.
Umumnya, distributor-distributor besar seperti ini dilarang untuk menjual barang langsung ke konsumen dalam bentuk eceran. Kecuali jika produk yang Anda distribusikan adalah barang-barang mewah atau perhiasan yang notabene memang harus dibeli ke distributor asli untuk menjaga kualitasnya.
3. Konfirmasi ke Pabrik
Perlu Anda ketahui bahwasanya setiap perusahaan memiliki sistem distribusi atau supply chain yang berbeda untuk memasarkan produknya. Ada perusahaan yang memiliki aset dan tenaga distribusi sendiri tapi ada juga perusahaan yang menggunakan jasa distributor.
Coba tanyakan kepada pabrik yang membuat produk incaran Anda mengenai hal ini apakah mereka menggunakan jasa distributor luar atau tidak. Apabila mereka menggunakan pihak ketiga, apa saja prasyaratnya dan bagaimana cara melamar menjadi distributor di perusahaan terkait.
Langkah keempat adalah memenuhi setiap syarat yang diminta oleh pabrik. Umumnya dari aspek legalitas, pabrik membutuhkan distributor yang sudah punya dokumen-dokumen legal seperti SIUP dan NPWP yang lengkap.
Selain itu, tidak menutup kemungkinan pihak perusahaan akan mensyaratkan beberapa hal lain seperti, dokumen studi kelayakan bisnis, survey ke lokasi gudang dan lain sebagainya.
5. Persiapkan Tenaga Marketing Yang Matang
Anda perlu ingat bahwa dalam konteks ini, yang dimaksud dengan distributor adalah orang atau perusahaan yang menghubungkan antara produsen dengan distributor lain yang levelnya lebih kecil. Distributor lain ini bisa jadi supermarket, toko kelontong atau bahkan konsumen akhir tapi yang membeli dalam jumlah banyak sekaligus.
Oleh sebab itu, Anda harus mempersiapkan tenaga marketing yang handal dan bisa merayu toko-toko kecil untuk membeli produk yang Anda distribusikan. Anda bisa membekali tenaga marketing ini dengan sejenis flyer atau brosur untuk membantu mereka mempromosikan produk.
Tidak menutup kemungkinan juga aspek marketing ini menjadi pertimbangan perusahaan dalam memilih Anda sebagai distributor. Sebab, setiap perusahaan tentu berharap bahwa barang yang mereka produksi akan sampai di konsumen akhir dan tidak hanya berhenti di gudang distributor saja.
6. Teken Kontrak Dengan Pabrik
Jika tahap-tahap di atas telah Anda lakukan dengan baik dan pabrik setuju untuk menggunakan jasa Anda sebagai mitra distribusi, kini saatnya Anda menandatangani kontrak dengan pabrik tersebut.
Baca klausul kontrak dengan hati-hati supaya tidak terjadi miskomunikasi antara Anda dengan pihak pabrik. Sebab, kontrak ini berisi ketentuan-ketentuan penting seperti, harga pokok penjualan Anda ke pabrik, larangan, kewajiban dan hak-hak Anda serta lain sebagainya.
Pelanggaran kontrak bisa jadi tidak hanya berakibat pemutusan kerjasama melainkan juga bisa mengundang perusahaan Anda ke meja hijau. Tentu untuk sebuah perusahaan baru, hal-hal seperti ini harus dihindari.
Tips Menjadi Seorang Distributor
Menjadi seorang distributor barang tertentu bisa jadi adalah bisnis yang menantang sekaligus menguntungkan. Berikut ini beberapa tips untuk Anda yang ingin menjadi seorang distributor:
1. Mulai dari daerah di sekitar rumah dulu
Untuk sukses di bidang ini, Anda harus tahu medan tempat Anda menjual barang dari segi demografi, geografi dan lain-lain. Oleh sebab itu, mulailah dari kabupaten atau bahkan kecamatan tempat Anda lahir dulu baru ekspansi ke daerah-daerah lain.
2. Memanfaatkan aset yang tidak terpakai
Untuk menekan modal, Anda bisa menggunakan ruang kosong di rumah Anda sebagai gudang produk atau memanfaatkan mobil keluarga sebagai alat distribusi pertama. Baru ketika bisnis Anda sudah mulai membuahkan hasil, Anda bisa mengajukan kredit untuk membeli mobil box atau membangun gudang baru.
3. Memanfaatkan teknologi
Salah satu tantangan bisnis distribusi, terutama distribusi barang-barang FMCG seperti roti atau makanan lainnya adalah bahwa barang-barang tersebut tidak boleh ditumpuk terlalu lama supaya tidak basi.
Untuk mengatasi hal ini, Anda bisa memanfaatkan software bisnis berupa aplikasi pengelolaan gudang sehingga Anda tahu barang mana yang seharusnya keluar terlebih dahulu dan bisa mengelola siklus perputaran barang di gudang Anda dengan baik.
Usaha distribusi kini menjadi salah satu usaha yang patut ‘dilihat’ di Indonesia sebab, dengan perkembangan teknologi seperti saat ini informasi mengenai perusahaan dapat diakses dengan lebih mudah dan kualitas infrastruktur di daerah-daerah kini juga semakin bagus.