Sebelum memulai usaha produk makanan, Anda perlu membuat perencanaan usaha terlebih dahulu. Mengapa perlu ada rencana? Sebuah usaha tidak akan berjalan efektif dan praktis apabila pemilik usahanya belum memiliki gambaran terlebih dahulu.
Perencanaan ini dimulai dari penentuan jenis usaha hingga risiko yang akan dihadapi di masa mendatang. Dengan adanya perencanaan ini, diharapkan operasional usaha produksi makanan bisa lebih optimal dan tentunya mendapat keuntungan yang maksimal.
Lalu, bagaimana cara perencanaan produk makanan yang efektif dan praktis? Apa saja komponen yang harus diperhatikan? Seperti apa contohnya? Untuk mencari tahu jawabannya, mari simak informasi lebih lengkapnya pada penjelasan di bawah ini!
Komponen Perencanaan Produksi Makanan
Adapun beberapa komponen perencanaan produksi makanan, antara lain:
1. Jenis dan Deskripsi Usaha
Sebelum menjalankan operasional perusahaan, tentunya pebisnis sudah memiliki ide atau gambaran umum mengenai bisnis yang sedang dijalankan. Ide ini berupa jenis produk makanan apa yang dijual, siapa target pasarnya, di mana lokasi usaha, dan lain sebagainya.
Walau komponen ini terlihat sederhana, ternyata deskripsi usaha memiliki pengaruh cukup besar pula. Bagaimana bisa? Deskripsi usaha akan membantu konsumen memahami produk makanan yang dijual. Selain itu, deskripsi juga bisa menjadi sumber informasi bagi investor apabila pebisnis berniat untuk mencari modal tambahan.
2. Analisis Pasar
Komponen berikutnya yang tidak kalah penting adalah melakukan analisis atau riset pasar. Analisis pasar di sini merujuk pada mencari informasi tentang tren yang sedang berlangsung, selera atau kebutuhan konsumen, hingga menganalisis kompetitor atau pesaing.
Dengan analisis pasar ini, pebisnis bisa mengetahui hal apa yang harus diubah, diperbarui, dikurangi, atau ditambah. Informasi-informasi ini bisa dijadikan dasar pertimbangan mengenai keputusan yang akan diambil.
3. Proyeksi Keuangan
Dalam berbisnis produksi makanan, tentu Anda ingin mendapat keuntungan maksimal, bukan? Nah, untuk mewujudkan hal tersebut, Anda haruslah membuat laporan dan proyeksi keuangan yang baik pula.
Dalam proyeksi keuangan ini, Anda perlu menghitung modal yang dikeluarkan, laba, rugi, hingga pengeluaran tidak terduga lainnya. Proyeksi keuangan ini menjadi penting karena tanpa adanya gambaran perencanaan keuangan, bisa-bisa Anda tidak mendapat keuntungan sama sekali atau bahkan berujung rugi. Pastinya Anda tidak menginginkan hal tersebut terjadi.
4. Gambaran Operasional Perusahaan
Agar Anda tidak mengalami kerugian baik secara material maupun waktu, Anda perlu merencanakan gambaran operasional perusahaan. Gambaran operasional ini berkaitan dengan jam kerja karyawan, penggunaan bahan baku dan fasilitas, proses produksi, dan masih banyak lagi disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
5. Strategi Pemasaran
Agar produk hasil produksi makanan Anda dikenal lebih banyak orang, Anda perlu mengatur strategi pemasaran yang efektif. Bagaimana caranya? Ada banyak cara yang bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi dan lingkungan sekitar.
Misalnya, Anda bisa memaksimalkan penggunaan fitur ads (iklan) pada media sosial seperti Instagram Ads, Facebook Ads, TikTok Ads, dan masih banyak lagi. Fitur ini memungkinkan produk bisnis Anda muncul di beranda pengguna sosial media sesuai dengan algoritma dan kebutuhan mereka. Dengan begitu, target konsumen Anda pun bisa semakin meluas.
6. Evaluasi
Komponen terakhir adalah melakukan evaluasi terkait komponen perencanaan produksi makanan yang sudah dibuat. Evaluasi ini penting untuk dilakukan guna meninjau kembali apakah ada komponen yang belum maksimal atau kurang tepat penerapannya.
Apabila ditemukan hal-hal seperti itu, Anda bisa langsung mengambil keputusan dan mencari solusi lain yang lebih tepat dan efektif. Jadi, jangan jemu-jemu untuk mengevaluasi perencanaan Anda agar bisnis bisa lebih matang dan optimal!
Langkah-langkah dalam Perencanaan Produksi Makanan
Agar penerapan komponen perencanaan produksi makanan di atas bisa lebih optimal, ikuti beberapa langkah di bawah ini:
1. Membuat Analisis SWOT
Analisis SWOT atau Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman) perlu dilakukan sebelum memulai bisnis. Analisis ini bisa membantu Anda mengelompokkan apa saja yang menjadi kelebihan dari produksi makanan Anda, misalnya dari segi rasa, segi kemasan, dan sebagainya.
Begitu pula dengan analisis lainnya bisa dijadikan dasar agar Anda memahami hal apa saja yang menjadi kekurangan bisnis Anda, peluang apa yang bisa diambil dari pasaran, dan ancaman yang mungkin akan dihadapi ke depannya. Dengan begitu, Anda sudah memiliki persiapan lebih matang sebelum memulai operasional bisnis.
2. Tentukan Target Pasar dengan Tepat
Apabila target pasar Anda tidak tepat, produk bisnis Anda tidak bisa terjual dengan maksimal. Misalnya, Anda memproduksi makanan rendah kalori. Tentunya target pasar Anda adalah konsumen yang sedang diet atau sedang dalam program menurunkan berat badan.
Jadi, Anda tidak bisa menjual produk tersebut di kalangan konsumen yang tidak sesuai kriteria atau jenis produk bisnis.
3. Mengelompokkan Anggaran Perusahaan
Seperti yang sudah dibahas di atas, anggaran perusahaan perlu diatur dan dikelompokkan sebaik mungkin. Hal ini bertujuan untuk menghindari kemungkinan salah memasukkan akun keuangan yang bisa berujung pada rugi.
Selain itu, pengelompokkan ini juga bisa membantu Anda untuk mengetahui seberapa besar pendapatan dan pengeluaran bisnis sebagai bahan dasar evaluasi ke depannya.
4. Maksimalkan Promosi Bisnis
Langkah terakhir tentu saja mempromosikan bisnis semaksimal dan sebanyak mungkin. Jangan hanya berpaku pada lingkungan di sekitar Anda, tetapi juga Anda bisa meluaskan promosi hingga ke daerah lain atau bahkan luar negeri sekalipun.
Contoh Perencanaan Produksi Makanan
Sebagai gambaran, mari asumsikan Anda adalah pebisnis produksi makanan kemasan, yaitu makanan bakso goreng (basreng). Nah, dalam membuat perencanaan, Anda perlu mendeskripsikan terlebih dahulu jenis usaha, target pasarnya siapa, hingga platform atau tempat Anda menjual basreng tersebut.
Kemudian, Anda diarahkan untuk membuat struktur usaha guna memperjelas sistem dan spesifikasi pekerjaan. Misalnya, ada pimpinan, tim produksi, tim keuangan, tim administrasi, dan sebagainya.
Setelah struktur dan deskripsi terbentuk, kini susun anggaran bisnis Anda dengan rinci. Masukkan segala keperluan beserta harganya, mulai dari harga bahan baku, modal yang dikeluarkan, biaya peralatan, biaya tenaga kerja, dan lain sebagainya.
Terakhir, pasarkan dan promosikan produk basreng Anda ke masyarakat umum. Pemasaran ini bisa dengan cara mulut ke mulut, melalui sosial media, e-commerce, dan masih banyak lagi disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
Demikianlah contoh perencanaan produksi makanan yang efektif dan praktis yang bisa dicoba pada bisnis Anda sendiri. Perhatikan komponen dan langkah-langkah dalam perencanaan agar persiapan bisnis bisa lebih maksimal. Selamat mencoba!