Bisnis dan investasi memiliki banyak persamaan seperti sama-sama menghasilkan keuntungan bagi orang yang melakukannya dan sama-sama dapat diajarkan sejak dini. Baik bisnis dan investasi juga memiliki tingkat risiko yang harus diperhatikan.
Meskipun demikian, bisnis dan investasi memiliki perbedaan yang cukup esensial sehingga keduanya tidak bisa disamakan sepenuhnya. Memahami perbedaan antara bisnis dan investasi dapat membantu Anda menentukan apakah Anda ingin membangun sebuah bisnis atau mengembangkan portofolio investasi.
Berikut ini perbedaan bisnis dan investasi untuk Anda jadikan pertimbangan:
Pengertian Bisnis dan Investasi
Pengertian Bisnis
Bisnis adalah tindakan individu, perusahaan atau organisasi yang berkaitan dengan aktivitas komersial, profesional atau industri. Sebuah organisasi dapat dikatakan organisasi bisnis meskipun tujuan organisasi tersebut tidak berorientasi pada keuntungan.
Pengertian Investasi
Investasi adalah tindakan pembelian aset dengan mengharap harga aset tersebut bisa meningkat seiring waktu dan bisa menghasilkan pendapatan tambahan untuk pemiliknya entah itu dalam bentuk dividen ataupun kenaikan harga (forbes).
Investasi dapat dalam bentuk apa saja mulai dari tangible assets seperti rumah kontrakan atau kost, emas dan saham atau intangible assets seperti pendidikan, pelatihan, waktu dan lain sebagainya.
Dari pengertian di atas, jelas bahwasanya bisnis dan investasi memiliki banyak kesamaan yaitu sama-sama terkait dengan keuntungan di masa depan dan aktivitas komersil. Hanya saja, investasi tidak melulu tentang keuntungan di masa depan atau aktivitas jual beli.
Investasi dapat terkait dengan apapun yang akan meningkatkan nilai yang ada dalam diri Anda entah itu monetary value seperti uang atau kualitas diri seperti pendidikan, pelatihan, atau pengalaman.
Boleh dikatakan jika Anda belajar sekarang itu artinya Anda sedang berinvestasi untuk masa depan Anda. Bahkan dalam ilmu ekonomi terdapat konsep return to education yang secara khusus membahas tentang imbal balik investasi pendidikan kepada seorang pekerja.
Risiko Bisnis vs Risiko Investasi
Risiko menjadi seorang wirausahawan dan investor juga berbeda meskipun banyak pebisnis yang juga merangkap investor. Berikut ini perbedaan yang harus Anda hadapi jika Anda memilih menjadi seorang pebisnis, menjadi seorang investor atau keduanya:
Risiko Bisnis
Risiko ketidakpastian
Sebuah pepatah mengatakan bahwa kemarin adalah memori, besok adalah misteri dan hari ini adalah kado (gift). Ini berarti tidak seorang pun tahu bagaimana masa depan akan berjalan. Bahkan ilmuwan pun hanya bisa memperkirakan dan bukan memastikan masa depan.
Risiko strategik
Strategi adalah cara-cara yang harus ditempuh seorang pebisnis untuk mendapatkan keuntungan. Salah dalam menentukan strategi? Itu tentu merupakan risiko dalam sebuah bisnis.
Risiko kepatuhan
Regulasi lebih memainkan peranan penting dalam sebuah bisnis daripada sebuah investasi. Sebab, jika bisnis Anda melanggar regulasi, bisnis tersebut tidak hanya berpotensi mendapatkan kerugian, tetapi juga berpotensi menjadi pelaku pelanggaran.
Risiko operasional
Operasional bisnis adalah kegiatan yang dimulai dari produksi dan diakhiri dengan konsumsi. Kesalahan pada proses hulu ke hilir ini adalah risiko operasional yang harus ditanggung oleh seorang pebisnis.
Risiko keuangan
Uang adalah darah sebuah bisnis. Tanpa keuangan yang mencukupi atau cukup tapi dialokasikan ke strategi yang salah, bisnis Anda tidak akan maju.
Risiko reputasional
Tidak semua orang paham betapa pentingnya menjaga reputasi sebuah bisnis. Padahal, reputasi bisnis berperan penting dalam membentuk loyalitas konsumen pada bisnis Anda.
Risiko Investasi
Risiko Suku Bunga
Suku bunga memainkan peran ganda dalam investasi tergantung produk investasi yang Anda beli. Apabila Anda membeli investasi deposito, kenaikan suku bunga perbankan atau suku bunga acuan dapat dipandang sebagai kenaikan pendapatan.
Lain halnya jika Anda membeli instrumen pasar modal seperti saham atau reksadana. Kenaikan suku bunga dapat berdampak negatif terhadap harga saham. Alasannya adalah kenaikan suku bunga bank dapat mengalihkan investor dari pasar modal ke pasar uang (bank, deposito).
Kalau Anda membeli obligasi, maka peran suku bunga obligasi (coupon) yang Anda miliki tergantung dengan suku bunga obligasi yang Anda jadikan pembanding. Misal coupon yang ditawarkan ORI sebesar 5% sementara coupon yang ditawarkan sukuk ritel sebesar 6%. Tentu dalam kasus ini investasi di sukuk ritel akan lebih menguntungkan.
Risiko Pasar
Risiko pasar adalah risiko yang harus dihadapi oleh seorang investor karena Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang dimiliki emiten atau manajer investasi menurun.
Risiko ini bisa terjadi akibat hal-hal seperti isu-isu negatif seputar perekonomian, perusahaan tertentu dan lain sebaiknya. Risiko ini bisa mengakibatkan harga aset yang dimiliki seorang investor menurun.
Risiko Inflasi
Time value of money, uang 100.000 saat ini akan lebih berharga dibanding uang 100.000 beberapa tahun depan. Ini disebabkan oleh adanya inflasi yang menggerus daya beli konsumen.
Inflasi adalah risiko penting yang harus dihadapi oleh seorang investor. Oleh sebab itu, investor cerdas akan menghitung nilai inflasi jika ingin investasi miliknya sukses mendapatkan nilai tertentu di masa depan.
Risiko Likuiditas
Berbeda dengan aset bisnis yang dapat dijual kapan saja walaupun lakunya juga belum tentu cepat, aset investasi seperti saham, obligasi atau reksadana tidak bisa serta merta dijual lalu cair saat itu juga. Apalagi jika emiten tempat investasi Anda bersarang adalah emiten baru atau emiten yang sedang mengalami masalah.
Oleh sebab itu, sebelum Anda memilih perusahaan tempat Anda berinvestasi, perhatikan likuiditas saham perusahaan tersebut supaya saat dijual saham Anda cepat terjual.
Risiko Valas
Saat ini sudah banyak investor Indonesia yang membeli saham perusahaan-perusahaan luar negeri (terutama Amerika Serikat). Investor seperti ini sangat riskan dengan pergerakan nilai tukar dollar terhadap rupiah. Artinya, jika harga dollar menguat investasi mereka mendapatkan keuntungan begitupun sebaliknya.
Risiko valas ini juga akan dihadapi oleh investor forex dan emas. Meskipun belum ada penelitian yang secara jelas menjelaskan pengaruh pergerakan harga dollar terhadap harga emas, umumnya harga emas akan menurun jika nilai tukar dollar terhadap rupiah meningkat
Risiko Negara
Peraturan negara serta kondisi sosial politik dan ekonomi negara sangat berpengaruh dalam investasi. Normalnya, investor cenderung akan menunggu apabila kondisi suatu negara sedang tidak baik untuk investasi. Apabila kondisi sudah membaik baru mereka akan masuk kembali ke sektor investasi di negara tersebut.
Risiko Re-investasi
Perhatikan jika sebuah emiten investasi atau manajer investasi ingin Anda merubah portofolio investasi mereka. Perhatikan apabila menurut Anda strategi reinvestasi yang mereka pilih akan menguntungkan Anda atau tidak.
Nah, itu tadi perbedaan bisnis dan investasi baik secara definisi maupun risiko. Pastikan Anda memahami hal-hal di atas sebelum Anda memutuskan apakah Anda ingin berbisnis ataupun ingin berinvestasi.
Jika Anda masih ragu pilih yang mana, mulailah terlebih dahulu dengan investasi atau bisnis dengan modal minim sembari belajar. Sebab, terkadang belajar sambil praktik lebih baik daripada belajar saja.