Lompat ke konten

Minimum Viable Product (MVP): Pengertian, Tujuan, dan Tahapannya

Minimum Viable Product

Strategi umum yang sering digunakan oleh startup dalam mengembangkan produk adalah Minimum Viable Product (MVP). Startup sering menghadapi risiko yang tinggi saat meluncurkan produk pertama mereka. Terkadang, meskipun produk sudah dibuat dengan fitur lengkap dan biaya yang besar, belum tentu diterima oleh masyarakat.

Oleh karena itu, startup sebaiknya membuat Minimum Viable Product terlebih dahulu. Tetapi, apa itu Minimum Viable Product dan apa manfaatnya? Berikut penjelasan lemngkap mengenai MVP mulai dari pengertian, tujuan dan tahapannya!

 Apa Itu Minimum Viable Product?

Minimum Viable Product (MVP) adalah versi awal dari sebuah produk yang memiliki fitur paling dasar yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pengguna atau memecahkan masalah yang dihadapi. 

MVP dirancang untuk dirilis secepat mungkin dengan biaya rendah, sehingga perusahaan bisa mendapatkan umpan balik dari pengguna secara langsung. Dengan MVP dalam bisnis, tim pengembangan dapat menguji konsep produk mereka di pasar dengan cepat dan efisien tanpa harus menghabiskan banyak waktu dan sumber daya untuk mengembangkan fitur tambahan yang mungkin tidak dibutuhkan oleh pengguna. 

Ada beberapa jenis Minimum Viable Product (MVP) yang dapat dipilih sesuai dengan tujuan dan kebutuhan perusahaan:

  1. Concierge MVP: Menawarkan layanan secara manual tanpa otomatisasi, misalnya layanan pengantaran makanan yang dikelola langsung oleh tim perusahaan.
  2. Wizard of Oz MVP: Membuat produk atau fitur yang seolah-olah berfungsi otomatis kepada pengguna, tetapi sebenarnya dijalankan oleh manusia di balik layar.
  3. Piecemeal MVP: Mengembangkan produk baru dengan mengintegrasikan fitur yang sudah ada dari produk sebelumnya, misalnya mengintegrasikan fitur manajemen proyek ke dalam platform kolaborasi.
  4. Fake Door MVP: Membuat tampilan produk atau fitur yang belum dikembangkan sepenuhnya, dan mengukur minat pengguna melalui tindakan mereka, seperti klik atau tindakan lanjutan, sebelum pengembangan penuh.

Salah satu contoh MVP dalam bisnis adalah platform e-commerce yang merilis versi awal dengan fitur dasar seperti penampilan produk, keranjang belanja, dan proses checkout tanpa fitur tambahan seperti sistem rekomendasi atau ulasan produk. 

Dengan MVP ini, perusahaan dapat menguji apakah konsep e-commerce mereka diminati oleh pasar dan mendapatkan umpan balik dari pengguna tentang pengalaman berbelanja online mereka. 

Tujuan Minimum Viable Product

Terdapat beberapa tujuan MVP. Apa saja? Simak tujuan dari Minimum Viable Product (MVP) berikut!

1. Validasi Konsep

Tujuan MVP adalah memvalidasi konsep yang sudah ada. MVP memungkinkan untuk menguji ide produk secara langsung dengan pengguna. Dengan merilis versi awal produk, perusahaan dapat mengumpulkan umpan balik dari pengguna tentang fitur, fungsionalitas, dan nilai produk tersebut. Ini membantu dalam memvalidasi apakah konsep produk tersebut diminati oleh pasar atau tidak.

2. Menghemat waktu dan biaya

Tujuan lainnya yaitu menghemat waktu dan biaya. Dengan membangun versi produk yang sederhana dan hanya memuat fitur yang paling penting, perusahaan dapat mengurangi waktu dan biaya pengembangan. MVP memungkinkan untuk fokus pada pengembangan fitur yang benar-benar diperlukan, mengurangi risiko kegagalan dan pemborosan sumber daya.

3. Pelajari dari pengguna

MVP memberikan kesempatan untuk belajar dari pengguna secara langsung. Dengan menerima umpan balik dan data penggunaan, perusahaan dapat memahami preferensi dan kebutuhan pengguna lebih baik. Informasi ini dapat digunakan untuk melakukan perbaikan atau penyesuaian pada produk selanjutnya agar lebih sesuai dengan keinginan pengguna.

4. Percepatan iterasi 

Salah satu tujuan dari MVP adalah mempercepat iterasi. Dengan merilis MVP lebih awal, perusahaan dapat mempercepat siklus pengembangan produk. Setelah merilis MVP dan mendapatkan umpan balik, tim pengembangan dapat segera melakukan iterasi dan memperbaiki produk berdasarkan tanggapan pengguna. Ini memungkinkan untuk menghasilkan produk yang lebih baik dan lebih sesuai dengan kebutuhan pengguna dalam waktu yang lebih singkat.

Manfaat Menerapkan Minimum Viable Product

Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari menerapkan Minimum Viable Product (MVP):

  • Pengujian pasar yang lebih efektif: MVP memungkinkan perusahaan untuk menguji pasar dengan risiko yang lebih rendah. Dengan merilis versi produk yang sederhana, perusahaan dapat melihat bagaimana pasar merespons produk tersebut tanpa harus melakukan investasi besar terlebih dahulu. Hal ini membantu dalam mengidentifikasi peluang pasar dan menyesuaikan strategi pemasaran.
  • Fokus pada fitur utama: Dengan menentukan fitur-fitur utama yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pengguna, MVP membantu perusahaan untuk tetap fokus pada inti dari produk mereka. Hal ini membantu dalam menghindari fitur-fitur tambahan yang mungkin tidak penting atau membingungkan bagi pengguna.
  • Peningkatan kualitas produk: Dengan menerima umpan balik dari pengguna secara langsung, perusahaan dapat menggunakan informasi tersebut untuk meningkatkan kualitas produk secara keseluruhan. Dengan melakukan iterasi produk berdasarkan umpan balik yang diterima, perusahaan dapat memastikan bahwa produk yang dihasilkan memiliki nilai tambah yang tinggi dan memenuhi ekspektasi pengguna.

Karakteristik Minimum Viable Product

Karakteristik dari Minimum Viable Product (MVP) cukup unik. Simak berikut!

1. Fitur minimum

Karakter MVPsalah satunya adalah fiturnya minimum. MVP hanya mencakup fitur yang paling penting dan dasar yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan atau masalah utama pengguna. Fitur ini harus dirancang untuk memberikan nilai tambah yang signifikan kepada pengguna.

2. Cepat diluncurkan

MVP dirancang untuk dirilis secepat mungkin ke pasar. Tujuannya adalah untuk mendapatkan umpan balik dari pengguna sesegera mungkin agar perusahaan dapat melakukan iterasi produk yang cepat dan efisien.

3. Fokus pada solusi masalah

Karakter lain dari MVP adalah fokus pada solusi masalah. MVP difokuskan pada menyelesaikan masalah utama atau memenuhi kebutuhan pengguna dengan cara yang sederhana dan efektif. Ini membantu dalam memastikan bahwa produk benar-benar bermanfaat bagi pengguna.

Tahapan Merancang Minimum Viable Product  

Tahapan penting merancang Minimum Viable Product (MVP) melibatkan serangkaian langkah untuk memastikan bahwa produk yang dirilis memiliki fitur yang sesuai dengan kebutuhan pengguna dan tujuan bisnis perusahaan. Berikut adalah tahapan-tahapan umum dalam merancang MVP.

  1. Identifikasi masalah atau kebutuhan: Langkah pertama adalah mengidentifikasi masalah atau kebutuhan yang ingin dipecahkan oleh produk. Ini melibatkan penelitian pasar yang mendalam dan pemahaman yang baik tentang target audiens dan persaingan.
  2. Pengumpulan ide dan konsep: Setelah masalah atau kebutuhan diidentifikasi, tim pengembangan mengumpulkan berbagai ide dan konsep untuk solusi produk yang potensial. Ide-ide ini kemudian dinilai berdasarkan kelayakan teknis, potensi pasar, dan visi produk.
  3. Penentuan fitur utama: Berdasarkan ide dan konsep yang terkumpul, tim memilih fitur-fitur utama yang akan dimasukkan ke dalam MVP. Fitur-fitur ini haruslah yang paling penting dan memberikan nilai tambah yang signifikan kepada pengguna.
  4. Perancangan produk: Tahap ini melibatkan perancangan antarmuka pengguna (UI) dan pengalaman pengguna (UX) untuk MVP. Produk haruslah dirancang agar mudah digunakan dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengguna.
  5. Pengembangan prototipe: Setelah perancangan selesai, tim mulai mengembangkan prototipe MVP. Prototipe ini bisa berupa model visual interaktif, mockup, atau produk yang lebih sederhana dan fungsional yang dapat digunakan untuk pengujian.
  6. Uji coba dan evaluasi: Prototipe MVP kemudian diuji coba oleh target audiens atau pengguna potensial. Umpan balik dari pengguna digunakan untuk mengevaluasi kinerja dan kegunaan MVP, serta untuk menentukan apakah perlu dilakukan perbaikan atau iterasi.
  7. Peluncuran dan iterasi: Setelah mengumpulkan umpan balik dan melakukan perbaikan yang diperlukan, MVP diluncurkan ke pasar. Namun, perjalanan pengembangan produk belum berakhir. Perusahaan harus siap untuk melakukan iterasi produk berdasarkan umpan balik pengguna dan perubahan pasar untuk meningkatkan kualitas dan relevansi produk secara berkelanjutan.
Clean Qurrota Ayun

Clean Qurrota Ayun

Clean Qurrota Ayun adalah mahasiswa ekonomi tingkat akhir di UPN Veteran Yogyakarta yang tertarik menulis dengan tema ekonomi dan finansial.View Author posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *