Lompat ke konten

Apa Itu Model AISAS? Ini Definisi, Tahapan, dan Manfaatnya bagi Bisnis

Grafik dan tulisan customer, marketing, sales, strategy, business, dan advertising.

Pemasaran atau marketing sebuah bisnis bisa dikatakan berhasil apabila konsumen tertarik dan mengenal tentang produk/layanan yang ditawarkan. Dalam dunia marketing, ada teknik/model yang dikenal dengan nama AISAS. Apa itu model AISAS?

Sederhananya, model atau strategi pemasaran ini bertujuan untuk menarik perhatian konsumen tentang produk/layanan bisnis melalui media digital. Ya, jadi, fokus model ini adalah memanfaatkan teknologi digital, seperti sosial media, internet, dsb, untuk memasifkan pemasaran produk. 

Bagi Anda yang adalah seorang pebisnis, Anda juga bisa mulai menerapkan model AISAS ini, loh! Maka dari itu, Anda perlu memahami lebih dalam tentang definisi, tahapan, hingga manfaatnya bagi bisnis agar lebih maksimal dalam implementasinya. Mari simak informasi lebih lengkapnya pada penjelasan di bawah ini!

Definisi Model AISAS

AISAS adalah sebuah model atau teknik pemasaran yang berfokus untuk menganalisis dan menjangkau interaksi antara perusahaan dengan konsumen. AISAS model ini sendiri pertama kali digagas pada tahun 2004 di mana merupakan tahun teknologi mulai berkembang cukup masif. 

AISAS sendiri merupakan singkatan dari Attention (perhatian), Interest (minat), Search (pencarian), Action (aksi), dan Share (berbagi). Setiap bagian dari AISAS ini memiliki peran dan fungsinya masing-masing yang tetap saling berkaitan. Tujuan utamanya adalah untuk menyampaikan informasi tentang produk/layanan dan mengoptimalkan pendapatan perusahaan. 

AISAS ini merupakan perkembangan dari model AIDA marketing yang sudah ada sebelumnya. AIDA adalah singkatan dari Awareness, Interest, Desire, dan Action. Jika dilihat sekilas, kedua model tersebut tidak menunjukkan perbedaan kecuali di bagian “awareness”, “desire”, “search”, dan “share”. 

Namun, perbedaannya terletak pada media atau model yang digunakan dalam mempromosikan merek bisnis. Model AIDA lebih berfokus pada pemasaran konvensional atau tradisional yang tidak terlalu banyak memanfaatkan teknologi digital.

Sementara itu, AISAS model menitikberatkan pada pemasaran digital (digital marketing). Media yang digunakan lebih beragam dan tidak terbatas, seperti internet, media sosial, iklan digital, dan sejenisnya. 

Marketing AISAS ini juga berfokus untuk menganalisis perubahan perilaku konsumen. Konsumen yang tadinya tidak tahu tentang merek bisnis Anda menjadi kenal hingga melakukan pembelian. 

5 Tahapan Model AISAS

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, AISAS terdiri atas 5 tahapan model yang akan dijabarkan pada penjelasan di bawah ini: 

1. Attention (perhatian)

Tahap awal dari model ini adalah bagaimana Anda bisa menarik perhatian konsumen. Pada tahap ini, Anda akan lebih berfokus agar konsumen tahu dan menyadari tentang produk atau layanan yang disediakan oleh perusahaan Anda. 

Attention menjadi bagian yang cukup krusial karena Anda perlu menciptakan kesan pertama yang unik dan menarik daripada kompetitor lain. Karena AISAS model ini bergerak di bidang digital, Anda bisa memanfaatkan media iklan digital dengan konten menarik. 

Dalam dunia marketing sendiri, bagian menarik perhatian ini dikenal dengan nama copywriting. Sederhananya, copywriting adalah teknik marketing yang menggunakan teks singkat dan efektif untuk menciptakan first impression (kesan pertama) terhadap sebuah bisnis. 

Teks singkat ini biasanya menggunakan kemampuan mengolah kata, seperti bahasa gaul, judul clickbait, meme, hingga majas-majas lainnya. 

2. Interest (minat)

Setelah perhatian konsumen berhasil dipancing, berikutnya adalah konsumen akan menunjukkan ketertarikan atau minatnya (interest) lebih dalam seputar bisnis Anda. Dalam hal interest ini, konsumen bisa berpotensi untuk ingin tahu lebih lanjut atau hanya sekadar tertarik karena konten yang dibuat. 

Itulah mengapa sangat penting untuk membuat konten atau iklan yang unik dan eye-catching. Nah, agar lebih berpotensi untuk menarik perhatian konsumen, Anda tetap harus membuat konten yang berkaitan dengan produk/layanan bisnis, ya!

Jadi, konten yang hadir tidak hanya kreatif, tetapi juga diselipkan informasi tentang profil bisnis beserta produk yang ditawarkan. Anda bisa menggabungkan tren yang sedang berlangsung di sosial media untuk lebih menarik perhatian. 

3. Search (pencarian)

Jika konsumen merasa tertarik, mereka kemungkinan akan mencari tahu lebih dalam tentang profil bisnis Anda. Mereka akan melakukan pencarian (search) lewat berbagai media, seperti sosial media (Instagram, Twitter, Facebook, dsb), search engine (Google, Microsoft Edge, dsb), dan media lainnya yang terhubung dengan internet. 

Setelah konsumen tertarik, mereka akan mencoba untuk mencari tahu lebih dalam mengenai produk atau jasa tersebut. Salah satunya melalui situs pencarian seperti Google. Perkembangan teknologi dan internet telah menjangkau kemudahan tersebut sehingga konsumen bisa mendapatkan informasi tambahan dengan mudah dan cepat seperti product review hingga harga yang dapat membantu konsumen dalam pengambilan keputusan. 

4. Action (tindakan)

Setelah rasa penasaran dan informasi yang didapat sudah cukup, tahapan selanjutnya adalah konsumen akan mengambil suatu tindakan (action). Tahap ini merupakan tahap yang cukup penting karena berkaitan dengan pembelian dan penjualan produk/layanan. 

Konsumen berpotensi untuk melakukan pembelian jika dirasa produk/layanan bisnis Anda memenuhi kebutuhan mereka. Untuk mencapai tahap ini, pastikan informasi yang tersedia di profil perusahaan cukup lengkap, ya!

5. Share (berbagi)

Terakhir, konsep digitalisasi memungkinkan konsumen bisa membagikan pengalaman mereka ketika menggunakan produk/layanan bisnis Anda. Tahap ini dikenal dengan tahap share (berbagi) di mana konsumen memberikan penilaian terkait layanan bisnis.

Penilaian (feedback) ini bisa berupa layanan konsumen, kualitas produk, kecepatan pengiriman, dan hal lainnya yang berkaitan dengan perusahaan Anda. 

Maka dari itu, Anda perlu membangun first impression yang baik saat konsumen melakukan pembelian. Selain itu, jangan lupa juga untuk memberikan pelayanan yang optimal guna meningkatkan kepuasan konsumen. 

Manfaat Model AISAS bagi Bisnis

Dari kelima tahapan AISAS model di atas, teknik marketing tersebut berikan sejumlah manfaat bagi keberjalanan bisnis, antara lain: 

1. Tingkatkan Brand Awareness 

Manfaat utama yang akan didapat dari menerapkan marketing AISAS adalah meningkatnya kepekaan terhadap brand Anda di kalangan konsumen. Terlebih lagi jika konten yang dibagikan unik, kreatif, dan menyesuaikan tren yang ada. 

Brand awareness ini tidak hanya sekadar konsumen “mengenal” perusahaan Anda, tetapi juga mengenal produk/layanan yang ditawarkan. 

2. Menjangkau Target Audiens Tepat Sasaran

Dalam menjalankan bisnis, tentunya Anda memiliki target audiens, bukan? Misalnya, Anda menjual produk pakaian wanita yang menargetkan konsumen yang berada di rentang usia 15 s.d. 21 tahun. Nah, agar audiens bisa tercapai tepat sasaran, Anda perlu membangun konten digital yang menyesuaikan pola perilaku konsumen di rentang usia tersebut.

Contohnya, Anda bisa lebih fokus membuat konten video singkat (contoh: reels atau video TikTok). Konsumen di rentang usia tersebut lebih banyak menghabiskan waktu untuk menonton video singkat sehingga akan sangat cocok untuk menarik perhatian mereka lewat media tersebut. 

3. Optimalkan Digital Marketing

Model AISAS memungkinkan Anda untuk lebih mengoptimalkan digital marketing. Pemasaran digital di sini berkaitan dengan pemasangan iklan yang efektif, pembuatan konten berkualitas, hingga hubungan dengan konsumen melalui chat

Contoh Penerapan AISAS

Ingin merasakan manfaat di atas? Tidak ada salahnya bagi Anda untuk mulai mengimplementasikan AISAS model ini. Nah, agar lebih optimal, Anda bisa memperhatikan contoh penerapan AISAS pada kasus di bawah ini: 

No. Tahapan AISASContoh Kasus
1. Attention (perhatian)Amanda menonton iklan video singkat brand kecantikan X yang muncul di explore Instagram.
2. Interest (minat)Karena videonya menarik, Amanda tertarik ingin mengetahui tentang produk kecantikan tersebut.
3. Search (pencarian)Amanda mencari akun dan menggali informasi lebih lanjut tentang brand kecantikan X tersebut lewat profil Instagram. Amanda pun mendapatkan informasi seputar produk yang tersedia, harga, stok, hingga review dari konsumen sebelumnya. 
4. Action (tindakan)Merasa informasi yang dibutuhkan sudah cukup, Amanda pun memutuskan untuk membeli produk brand kecantikan X karena sesuai dengan kebutuhannya. 
5. Share (berbagi)Setelah produk sampai dan dicoba, Amanda pun membagikan pengalamannya lewat sosial media atau mengutarakannya langsung ke orang terdekat. 

Demikianlah informasi lengkap mengenai AISAS model yang bisa diimplementasikan dalam perusahaan Anda. Manfaatkan teknologi digital dalam bisnis guna memperluas kesempatan mendapatkan konsumen dan meningkatkan pendapatan.

Lusita Amelia

Lusita Amelia

Lusita adalah penulis artikel profesional yang mampu menyajikan informasi yang relevan dan berguna bagi pembaca pada topik bisnis.View Author posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *