Dalam menjalankan usahanya. sebuah perusahaan tidak hanya akan menggunakan modal dari pemilik saham perusahaan tersebut. tetapi juga pinjaman dari bank atau pihak ketiga lainnya. Oleh sebab itu. penting kiranya bagi manajer dan investor untuk memperkirakan efisiensi penggunaan modal perusahaan untuk mendapatkan laba.
Salah satu jenis rasio profitabilitas yang digunakan untuk menghitung hal tersebut adalah return on equity (ROE). Simak pembahasan mengenai apa itu ROE selengkapnya berikut ini:
Pengertian Return On Equity (ROE)
Return on equity adalah rasio yang membandingkan antara laba bersih setelah pajak dengan jumlah ekuitas yang dimiliki oleh investor. Nama lain dari ROE adalah return on net asset. sebab total ekuitas sama dengan total aset dikurangi liabilitas.
Tidak ada standar khusus mengenai berapa nilai ROE yang bagus. Semakin besar nilai ROE. berarti semakin bagus pula potensi bisnis di perusahaan tersebut. Namun demikian. untuk menentukan bagaimana kualitas kinerja perusahaan tersebut sebenarnya. investor perlu menganalisis nilai ROE selama beberapa tahun dan membandingkannya dengan rata-rata nilai ROE perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama.
Tujuan Menghitung Return On Equity (ROE)
Terdapat beberapa manfaat yang bisa diperoleh dengan menghitung rasio keuangan ini. Beberapa manfaat tersebut adalah:
1. Menilai efisiensi perusahaan
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwasanya ROE bermanfaat untuk mengetahui sejauh mana sebuah perusahaan dapat memanfaatkan dana investasi yang disetorkan oleh investor untuk mendapatkan laba. Semakin tinggi nilai ROE. maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut semakin baik dalam memanfaatkan dana dari investor.
2. Menilai potensi keuntungan perusahaan
Bagi investor. ROE juga dapat digunakan untuk memperkirakan potensi keuntungan yang bisa diperolehnya untuk setiap 1 rupiah investasi di perusahaan tersebut. Semakin tinggi nilai ROE. maka semakin tinggi pula potensi keuntungan yang bisa diperoleh investor untuk 1 lembar sahamnya.
3. Mengetahui stabilitas kinerja perusahaan
Dalam menganalisis indikator keuangan seperti ROE. investor sebaiknya tidak hanya menggunakan ROE dalam satu tahun pembukuan saja. tetapi juga dalam beberapa tahun sekaligus. Hal ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas kinerja perusahaan dalam beberapa tahun terakhir.
Sederhananya. apabila ROE sebuah perusahaan berubah. maka itu kemungkinan karena perubahan laba perusahaan tersebut atau perubahan pada struktur modal. Oleh sebab itu. jika nilai ROE tidak stabil. maka ada kemungkinan laba perusahaan juga tidak stabil.
Menurut laman Investopedia. return on asset (ROE) juga dapat digunakan untuk memperkirakan pertumbuhan perusahaan. Lebih lanjut lagi. pertumbuhan perusahaan ini diperoleh dari mengalikan nilai ROE dengan retention ratio (persentase jumlah laba perusahaan yang masuk ke dalam kas lagi).
Faktor yang Mempengaruhi Return On Equity (ROE)
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai return on equity (ROE). Beberapa faktor tersebut adalah:
1. Laba bersih perusahaan
Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwasanya ketidakstabilan nilai ROE bisa jadi disebabkan oleh laba bersih yang tidak stabil. Laba bersih adalah pendapatan perusahaan setelah dikurangi dengan beban penjualan. beban operasi dan beban pajak. Katakanlah pendapatan perusahaan tidak berubah. laba bersih perusahaan tersebut bisa jadi menurun karena membengkaknya biaya operasional.
2. Total ekuitas
Total ekuitas adalah jumlah modal yang disetorkan oleh pemilik perusahaan tersebut maupun oleh investor. Untuk mendapatkan nilai ini. Anda bisa mengurangi total aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut dengan total liabilities-nya atau dengan melihat laporan posisi keuangan (laporan neraca) di laporan keuangan perusahaan.
3. Utang
Dalam pembahasan di atas disebutkan bahwa total ekuitas adalah total aset dikurangi dengan utang. Maka dari itu. ketika utang perusahaan sedang tinggi-tingginya. bisa jadi nilai ROE-nya naik karena peningkatan laba. Padahal. utang yang terlalu banyak juga tidak baik bagi kesehatan keuangan perusahaan.
Cara Menghitung Return On Equity (ROE)
Rumus Return on Equity (ROE) adalah:
ROE = (laba bersih setelah pajak / Total Ekuitas Pemegang Saham) x 100
Contoh 1:
Sebuah perusahaan memiliki laba bersih sebesar Rp1.000.000 dan total ekuitas sebesar Rp350.000. Maka nilai ROE perusahaan tersebut adalah:
ROE = (1.000.000 /350.000) x 100 = 35%
Contoh 2:
Berdasarkan laporan keuangannya. berikut ini penghitungan return on equity (ROE) PT. Kuncup Sinegar Jaya pada tahun 2000-2005:
Pada contoh di atas terlihat bahwasanya nilai ROE PT. Kuncup Sinegar Jaya pada tahun 2002 dan 2004 menurun meskipun pendapatannya meningkat. Hal ini karena peningkatan pendapatan diiringi dengan peningkatan beban baik itu beban penjualan maupun beban operasional (beban pajak konsisten 5% dari pendapatan).
Pada tahun 2002. pendapatan perusahaan hanya naik Rp116.000. tetapi bebannya naik Rp170.000. Sementara pada tahun 2004. pendapatan naik sebesar Rp100.000 sementara beban naik Rp150.000.
Contoh 3
Lantas. apakah nilai ROE PT. Kuncup Sinegar Jaya tersebut baik atau buruk dibandingkan dengan rata-rata industri? Berikut ini nilai ROE rata-rata untuk industri FMCG pada tahun 2000-2006:
Nama perusahaan | 2000 | 2001 | 2002 | 2003 | 2004 | 2005 |
PT. Kuncup Sinegar Jaya | 30,15% | 31,27% | 28,08% | 41,50% | 25,83% | 34,43% |
PT. A | 35% | 32% | 29% | 30% | 25% | 30% |
PT. B | 15% | 17% | 29% | 18% | 30% | 32% |
PT. C | 33% | 25% | 32% | 33% | 12% | 20% |
PT. D | 44% | 40% | 33% | 30% | 25% | 20% |
PT. E | 10% | 15% | 20% | 25% | 30% | 35% |
ROE rata-rata | 27,86% | 26,71% | 28,51% | 29,58% | 24,64% | 28,57% |
Nilai ROE PT. Kuncup Sinegar Jaya nyaris selalu di atas rata-rata industri. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan ini terbilang bagus.