Lompat ke konten

Cara Menghitung Economic Value Added (EVA) dan Rumusnya

rumus eva (economic value added)

Setiap bisnis dan investasi pasti bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Secara sederhana, keuntungan atau profit ini diperoleh dari pengurangan pendapatan dengan biaya operasional atau biaya investasi. Hal ini menjadi lebih kompleks apabila biaya tersebut diperoleh dari utang maupun penjualan saham. 

Oleh karena itu dalam ekonomi dan akuntansi terdapat konsep dan indikator tambahan untuk mengukur hasil investasi ini. Salah satu konsep dan indikator tambahan ini adalah economic value added atau EVA. Berikut ini penjelasannya.

Pengertian EVA

Economic Value Added (EVA) adalah selisih antara keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam suatu proyek atau bisnis dengan nilai biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk membiayai proyek terkait. 

Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh perusahaan konsultan, Stern Value Management pada tahun 1983. Tujuan dari EVA adalah untuk menilai apakah investasi sebuah perusahaan merupakan investasi yang baik atau tidak dengan mengurangi profit perusahaan tersebut dengan biaya modal-nya. 

Investasi sebuah perusahaan dikatakan merupakan investasi yang baik apabila nilai EVA positif (EVA> WACC* capital invested) sebaliknya, investasi di sebuah perusahaan merupakan investasi yang buruk apabila nilai EVA negatif (EVA<WACC* capital invested). Apabila EVA = 0, maka itu artinya EVA dan WACC sama besarnya.

Rumus EVA

Berikut ini rumus EVA untuk menghitung nilai economic value added pada sebuah perusahaan:

EVA = NOPAT – (WACC * capital invested) 

Keterangan:

EVA : Economic value added.

NOPAT : Net operating profit after tax.

WACC : Weighted average cost of capital. 

Capital Invested: Jumlah uang yang diinvestasikan perusahaan untuk membangun proyek tersebut.

Dari rumus EVA di atas, kita tahu bahwa terdapat 3 komponen utama yang perlu dipahami terlebih dahulu sebelum menghitung economic value added. Berikut ini penjelasan mengenai ketiga komponen tersebut:

1. Net operating profit after tax (NOPAT)

Net operating profit after tax adalah laba bersih dari operasi perusahaan. Nilai laba ini diperoleh dengan mengurangi pendapatan perusahaan dari aktivitas operasi dengan biaya operasional dan pajak. 

Anda bisa saja menghitung nilai NOPAT ini secara manual, namun umumnya data mengenai laba bersih setelah pajak ini bisa diperoleh dari laporan laba rugi perusahaan.

2. Weighted average cost of capital (WACC)

Secara sederhana, weighted average cost of capital atau biaya modal adalah tingkat imbal hasil minimal yang diinginkan oleh perusahaan atas investasi yang dilakukan. Tingkat imbal hasil minimal ini disebut sebagai biaya karena perusahaan harus mempertimbangkan biaya yang harus dikeluarkan apabila modal investasi tersebut berasal dari utang atau penerbitan saham. 

Biaya-biaya tersebut seperti, tingkat bunga yang dipatok bank atas pinjaman perusahaan atau tingkat imbal hasil yang diinginkan oleh investor atas investasinya di perusahaan tersebut. 

Nilai WACC ini tampil sebagai persentase dan seringkali berperan sebagai discount rate dalam net present value investasi perusahaan. 

3. Capital Invested

Capital invested adalah jumlah nominal yang dikeluarkan perusahaan untuk menjalankan bisnis atau proyek terkait. Nilai capital invested bisa diperoleh dari hasil pengurangan antara total aset dengan current liabilities. Baik kedua nilai tersebut bisa diperoleh dari laporan neraca (balance sheet) perusahaan.

Jadi apabila EVA = WACC* capital invested, itu artinya keuntungan investasi perusahaan sama dengan jumlah biaya yang harus dibayarkan perusahaan tersebut kepada bank dan investor. Akan tetapi kalau EVA > WACC* capital invested, artinya keuntungan investasi perusahaan lebih besar daripada jumlah biaya yang harus dibayarkan perusahaan tersebut kepada bank dan investor sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan. 

Contoh Penghitungan EVA

Contoh 1: 

Diketahui perusahaan A berinvestasi pada proyek pembangunan jalan tol dengan nilai investasi senilai Rp. 2.300.000.000 (2,3 miliar rupiah) dengan nilai WACC sebesar 9% dan laba bersih setelah pajak sebesar Rp. 150.000.000 (150 juta rupiah). Maka, berapakah nilai EVA investasi perusahaan A?

EVA = NOPAT – (WACC * capital invested) 

EVA = Rp. 150.000.000 – (9% * Rp. 2.300.000.000)

EVA = Rp. 150.000.000 – Rp. 207.000.000

Dari contoh di atas, terlihat kalau investasi perusahaan A pada jalan tol bukanlah suatu investasi yang baik. 

Contoh 2:

Diketahui perusahaan B membeli gedung baru untuk operasional perusahaan. Harga gedung tersebut senilai Rp. 5.400.000.000 (5,4 miliar rupiah). Jika perusahaan B memiliki nilai WACC sebesar 8,6% dan laba bersih tahunan senilai Rp. 580.000.000, maka berapakah nilai EVA perusahaan B?

EVA = NOPAT – (WACC * capital invested) 

EVA = Rp. 580.000.000 – (8,6% * Rp. 5.400.000.000)

EVA =Rp. 580.000.000 – Rp. 473.000.000

EVA = Rp. 107.000.000

Manfaat Menghitung EVA

Berikut ini beberapa manfaat menggunakan EVA sebagai indikator kesuksesan investasi sebuah perusahaan:

  1. Sistem penghitungan EVA mengakomodir biaya operasi sebagai salah satu komponen NOPAT. Dengan demikian, manajer keuangan tidak hanya berusaha untuk memaksimalkan hasil investasi saja, melainkan juga meminimalisir penggunaan biaya untuk berbagai hal yang tidak perlu. 
  2. Rumus EVA menggunakan WACC sebagai komponen penghitungan. Dengan menggunakan WACC, artinya EVA mengakomodir biaya modal yang berasal dari pihak ketiga seperti bank dan investor. Selain itu, hal ini juga berarti EVA mengakomodir perubahan tingkat bunga dan ekspektasi investor terhadap perusahaan. 

Akan tetapi kekurangannya adalah, nilai EVA sangat bergantung pada jumlah modal yang dikeluarkan perusahaan untuk investasi (capital invested). Ini artinya, EVA cenderung lebih cocok untuk digunakan oleh perusahaan yang sudah mapan dan bukan oleh perusahaan yang baru berkembang dan hanya memiliki sedikit tangible asset dan banyak intangible asset.

Hal lain yang harus diperhatikan saat menggunakan EVA sebagai indikator analisis pada perusahaan yang baru berkembang adalah perusahaan yang baru berkembang cenderung memiliki nilai WACC yang tinggi. Hal ini karena perusahaan tersebut relatif akan menawarkan suku bunga tinggi kepada bank maupun investor. 

Untuk perusahaan yang baru berkembang, sebaiknya Anda menggunakan indikator analisis yang lain seperti, free cash flow (FCF), return on investment (ROI), atau Interest Rate of Return (IRR). 

Kesimpulan

Economic value added atau EVA adalah salah satu indikator baik atau tidaknya investasi sebuah perusahaan. Rumus EVA diperoleh dari hasil pengurangan antara laba bersih setelah pajak dengan nominal investasi perusahaan dikalikan nilai cost of capital perusahaan tersebut. 

Sebuah investasi dinilai sebagai investasi yang baik apabila nilai economic value added-nya positif dan sebaliknya, sebuah investasi dinilai buruk apabila nilai EVA negatif atau sama dengan 0.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna merupakan salah satu finalist PKM-Kewirausahaan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional tahun 2016. Selama menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Chusna aktif mencari dan mengeksekusi ide bisnis yang menarik dan inovatif.View Author posts

1 tanggapan pada “Cara Menghitung Economic Value Added (EVA) dan Rumusnya”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *