Stok barang yang dimiliki perusahaan perlu dikelola dan dihitung secara optimal agar tidak berujung rugi. Pengelolaan stok barang ini bisa dilakukan melalui metode persediaan stok barang.
Metode persediaan stok barang dibagi ke dalam 3 jenis, yaitu FIFO (First In First Out), LIFO (Last In First Out), dan Average. Metode ini digunakan dalam dunia akuntansi agar mewujudkan keseimbangan dalam pengeluaran dan pendapatan perusahaan.
Nah, Anda perlu mengetahui perbedaan FIFO, LIFO, dan Average dalam metode persediaan stok barang agar bisa menentukan metode mana yang terbaik untuk diterapkan. Mari simak informasi lebih lengkapnya pada artikel di bawah ini!
Apa Itu Metode Persediaan Stok Barang?
Metode persediaan stok barang adalah metode perhitungan atau teknik untuk mengontrol investaris atau persediaan barang perusahaan. Tujuan pengimplementasian metode ini adalah memastikan jumlah barang yang dimiliki bisa memenuhi kebutuhan/permintaan pelanggan.
Selain itu, metode persediaan stok barang juga berfungsi untuk mengurangi risiko kerugian akibat kekurangan atau kelebihan stok. Dengan mengelola inventaris secara keseluruhan, Anda bisa mengetahui mana produk yang kurang/lebih, produk kedaluwarsa, dan lainnya sesuai kebutuhan.
Metode FIFO (First In First Out)
Metode FIFO adalah metode persediaan stok barang yang akan menjual produk dari unit persediaan yang pertama kali masuk ke gudang penyimpanan. Penerapan metode FIFO ini akan sangat cocok bagi bisnis di bidang makanan dan minuman. Tujuannya adalah menghindari kedaluwarsa produk sehingga tidak berujung rugi.
Contoh metode FIFO mungkin sudah sering Anda temukan di kehidupan sehari-hari. Misalnya, ada setumpuk roti yang dipajang di etalase supermarket atau minimarket. Roti yang dipajang atau disusun paling depan akan dijual lebih dahulu agar tetap terjaga kualitasnya.
Biasanya, roti yang diletakkan tersebut sudah mendekati tanggal kedaluwarsa dan harus segera terjual. Jika tidak, Anda harus membuang roti tersebut karena sudah tidak layak konsumsi.
Metode LIFO (Last In First Out)
Metode LIFO adalah pengelolaan persediaan barang dengan memperhatikan persediaan yang dibeli pertama akan dikeluarkan terakhir. Sederhananya, unit yang akan dijual pertama kali adalah dari persediaan yang terakhir masuk ke gudang penyimpanan.
Metode Average
Metode average adalah strategi persediaan stok barang dengan membagi antara biaya barang yang tersedia untuk dijual dengan jumlah unit yang ada. Tujuan penerapan metode ini adalah untuk menghitung rata-rata persediaan akhir dan beban pokok penjualan.
Bisa dikatakan bahwa metode average ini merupakan alternatif terbaik di antara metode FIFO dan metode LIFO. Kendati demikian, metode average juga memiliki kekurangan yaitu tidak bisa mencerminkan harga sebenarnya dari barang yang dijual atau tersisa.
Contoh metode average adalah ketika Anda membuka bisnis salad buah. Anda membeli buah yang dibutuhkan untuk pembuatan salad pada waktu berbeda dan harga beli yang berbeda.
Kemudian, harga salad per mangkuk dihitung berdasarkan rata-rata harga dari semua buah yang digunakan. Sederhananya, metode ini menggabungkan seluruh biaya dan membaginya dengan jumlah unik untuk mendapatkan harga rata-rata per unit.
Perbedaan FIFO, LIFO, dan Average
Agar Anda memiliki gambaran lebih lengkap, mari simak perbedaan metode FIFO, metode LIFO, dan metode average pada tabel di bawah ini:
Metode FIFO | Metode LIFO | Metode Average | |
Status Stok Barang | Stok barang baru | Stok barang terlama | Tidak melihat stok barang berdasarkan waktu masuk ke gudang |
Harga Pokok Penjualan | HPP berdasarkan harga pasar terkini | HPP berdasarkan stok barang yang belum terjual dengan membandingkannya pada harga barang saat ini | – |
Kelebihan | Laba lebih besar | Laba tidak terpengaruh fluktuasi harga | Efisiensi waktu dan biaya operasional |
Kekurangan | Perhitungan laba cenderung kurang akurat | Unit lama menumpuk terlalu lama sehingga mudah rusak | Tidak mencerminkan harga sebenarnya |
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode FIFO, LIFO, dan average bisa diterapkan sebagai alternatif dalam menghitung persediaan stok barang. Di antara ketiga metode tersebut, Anda bisa mempertimbangkan untuk menggunakan metode FIFO dan metode average.
Hal ini disebabkan karena metode LIFO sudah dilarang penggunaannya oleh pemerintah. Penerapan metode LIFO hanya akan memperkecil pajak yang harus dibayarkan kepada negara. Hal ini bisa terjadi karena laba yang dihasilkan perusahaan pun lebih sedikit dibandingkan menggunakan metode FIFO.