Average cost adalah salah satu jenis biaya yang penting diketahui oleh seorang pebisnis. Pasalnya, dalam bisnis terdapat dua jenis biaya yaitu biaya tetap (fixed cost) yang nilainya tidak berubah seiring dengan perubahan jumlah barang yang diproduksi dan variabel cost atau biaya yang mudah berubah seiring dengan perubahan hasil produksi, sehingga tidak mungkin menentukan harga jual produk berdasarkan salah satunya saja.
Simak penjabaran mengenai average cost selengkapnya dalam artikel berikut ini:
Pengertian Average Cost
Secara bahasa, arti average cost adalah biaya rata-rata. Secara istilah, average cost adalah biaya rata-rata yang dibutuhkan untuk memproduksi sebuah barang atau jasa. Komponen biaya ini penting untuk menentukan harga jual sebuah produk dan menentukan rata-rata keuntungannya.
Manfaat Average Cost
Menghitung average cost memiliki beberapa manfaat, seperti:
- Sebagai indikator untuk menentukan harga jual. Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwasanya harga jual tidak hanya bisa ditentukan berdasarkan nilai variable cost, fixed cost atau total cost (karena nilainya terlalu besar). Dengan menghitung biaya rata-rata, Anda bisa menentukan harga jual yang pas untuk sebuah produk.
- Sebagai salah satu indikator untuk menentukan kebijakan bisnis kedepan. Ketika ada peningkatan biaya rata-rata, maka ada tiga kemungkinan yaitu biaya tetap dan variabel yang harus Anda bayarkan meningkat atau adanya penurunan volume produksi. Oleh karena itu, biaya rata-rata adalah salah satu peringatan awal jika ada ketidak efisienan dalam proses produksi di perusahaan Anda.
Namun, perlu Anda ingat bahwasanya untuk digunakan sebagai penentu harga, Anda harus menentukan biaya rata-rata produk yang sama. Sebab, setiap produk memiliki komponen biaya variabel yang berbeda.
Cara Menghitung Average Cost
Cara mencari average cost cukup sederhana yaitu Anda tinggal membagi total biaya dengan jumlah barang yang bisa Anda produksi dengan biaya tersebut. Namun, untuk menghitung total biaya, Anda harus mengetahui nilai biaya tetap dan biaya variabel. Berikut ini pembahasannya:
1. Biaya tetap (fixed cost)
Biaya tetap atau fixed cost adalah komponen biaya yang tidak mudah berubah seiring dengan perubahan jumlah barang yang diproduksi. Biasanya, nilai biaya ini juga tidak akan mudah berubah dalam satu tahun. Misalnya, biaya sewa tempat produksi, biaya sewa toko, biaya beli mesin dan lain sebagainya.
2. Biaya variabel (variable cost)
Biaya variabel adalah biaya yang nilainya mudah berubah seiring dengan perubahan jumlah barang yang diproduksi. Biasanya, nilai dari biaya ini juga bisa berubah dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Misalnya, biaya bahan baku atau biaya gaji, khususnya jika Anda mempekerjakan karyawan lepas atau memiliki skema bonus dalam perusahaan Anda.
Contoh Perhitungan Average Cost
Contoh sederhana
Misalnya, Anda membuat bisnis catering rumahan dengan modal sebesar Rp1.500.000. Rp1.000.000 Anda gunakan untuk membeli oven dan berbagai peralatan pembuatan kue lainnya dan Rp500.000 sisanya Anda gunakan untuk membeli bahan-bahan kue. Dari bahan sebesar Rp500.000 tersebut, Anda sudah bisa melakukan 3 kali produksi dengan jumlah kue total sebanyak 300 pieces. Maka, average cost produksi kue tersebut adalah sebesar:
Average cost = total cost : total produksi
Average cost = 1.500.000 : 300 = 5.000
Maka berdasarkan contoh ini, biaya rata-rata per kue adalah sebesar Rp5.000. Ini artinya, harga jual kue tersebut minimal Rp5.000 supaya Anda bisa mendapatkan keuntungan.
Contoh lanjutan
Penentuan harga jual berdasarkan contoh di atas memiliki satu kelemahan, yaitu komponen biaya tetap di atas, seperti oven, wajan dan lain sebagainya bisa digunakan berkali-kali, sehingga biaya rata-rata per kue sebesar Rp5.000 terbilang mahal. Sebagai gantinya, Anda bisa menggunakan contoh lanjutan ini.
Katakanlah, Anda membuka bisnis catering rumahan sebagaimana contoh di atas. Hanya saja, semua peralatan digunakan kembali, Anda memproduksi kue yang sama selama beberapa kali produksi, dan setiap kali produksi selalu ada kenaikan pesanan. Maka, average cost untukmembuat kue tersebut adalah:
Produksi ke (A) | Jumlah hasil produksi (B) | Fixed cost (C) | Variable cost (D) | Total cost (E). E= C+D | Average cost (F). F= E/A |
0 | 0 | 1.000.000 | 0 | 1.000.000 | 0 |
1 | 300 | 1.000.000 | 500.000 | 1.500.000 | 5000 |
2 | 350 | 1.000.000 | 550.000 | 1.550.000 | 4429 |
3 | 400 | 1.000.000 | 600.000 | 1.600.000 | 4000 |
4 | 450 | 1.000.000 | 625.000 | 1.625.000 | 3611 |
5 | 500 | 1.000.000 | 650.000 | 1.650.000 | 3300 |
Dari contoh di atas terlihat kalau ada kenaikan biaya produksi seiring dengan kenaikan jumlah hasil produksi dan biaya variabel. Namun, nilai biaya rata-rata produksi kue tersebut selalu menurun. Hal ini karena tidak ada tambahan pada biaya tetap dan kenaikan biaya variabel pada setiap produksi tidak besar misalnya karena Anda menggunakan bahan yang tersisa dari hasil produksi sebelumnya, sehingga bisa menghemat biaya produksi.
Perbedaan Average Cost dan Marginal Cost
Jenis biaya lain yang perlu Anda ketahui adalah marginal cost. Berbeda dengan average cost, biaya marginal atau marginal cost diperoleh dari hasil pengurangan antara total cost pada suatu periode dengan total cost pada periode sebelumnya. Untuk mengetahui perbedaan tersebut, mari lihat contoh di bawah ini:
Produksi ke (A) | Jumlah hasil produksi (B) | Fixed cost (C) | Variable cost (D) | Total cost (E). E= C+D | Average cost (F). F= E/A | Marginal cost (G). G = (E2-E1)/(B2-B1) dan seterusnya |
0 | 0 | 1.000.000 | 0 | 0 | 0 | 0 |
1 | 300 | 1.000.000 | 500.000 | 1.500.000 | 5000 | 5.000 |
2 | 350 | 1.000.000 | 550.000 | 1.550.000 | 4429 | 1.000 |
3 | 400 | 1.000.000 | 600.000 | 1.600.000 | 4000 | 1.000 |
4 | 450 | 1.000.000 | 625.000 | 1.625.000 | 3611 | 500 |
5 | 500 | 1.000.000 | 650.000 | 1.650.000 | 3300 | 500 |
Dalam jangka pendek, nilai marginal cost akan terus menurun. Hal ini berarti bahwa perusahaan tersebut memproduksi produk dalam jumlah yang terlalu sedikit, padahal bisa dimaksimalkan. Dalam jangka panjang, biaya marjinal akan naik karena seiring dengan ekspansi perusahaan, perusahaan perlu menambah tenaga kerja dan bahan baku (variable cost) sekaligus memperluas area usaha (fixed cost).