Lompat ke konten

Analisis Usaha Budidaya Ikan Lele

analisis usaha budidaya ikan lele

Salah satu jenis ikan yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia adalah lele. Bahkan, banyak beredar informasi di media sosial yang menyebutkan bahwa ternak lele bisa menghasilkan pundi-pundi uang hingga jutaan rupiah. 

Meskipun tidak sepenuhnya salah, informasi-informasi seperti ini terbilang cukup menyesatkan? Mengapa demikian? Simak artikel analisis usaha budidaya ikan lele berikut ini:

Peluang Usaha Budidaya Ikan Lele

Ikan yang bernama latin airbreathing catfish ini banyak dibudidayakan bukan dengan tanpa alasan. Berikut ini peluang dan keuntungan usaha budidaya ikan ini:

1. Permintaan tinggi

Boleh dibilang dalam kultur masyarakat Indonesia, ikan lele adalah salah satu lauk utama pengganti ayam atau daging. Alasannya adalah ikan jenis ini mudah diolah entah itu hanya digoreng, dibakar saja atau yang sedikit lebih rumit dibuat kari, ikan lele termasuk mudah diolah karena tidak punya banyak duri. 

Banyak kuliner khas Indonesia pun yang menjadikan lele sebagai lauk utama seperti, pecel lele, lele bakar, lele mangut dan lain sebagainya. Hal ini menjadikan ikan ini sebagai lauk primadona bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. 

2. Kadar gizi yang tinggi

Selain murah, banyak ditemukan, ikan lele menjadi perhatian pelanggan karena memiliki kandungan gizi yang tinggi. Menurut Alodokter, 100 gram ikan ini mengandung:

  • 105 kalori.
  • 3 gr lemak.
  • 18 gr protein.
  • 50 gr natrium.
  • 237 mg Omega-3.
  • 337 mg Omega-6

Oleh sebab itu, tidak heran jika konsumsi lele bisa membantu menurunkan berat badan, mengurangi risiko penyakit jantung, mencegah anemia dan menjaga kesehatan otak. 

3. Bantuan pemerintah

Peluang lain yang bisa Anda manfaatkan untuk mengembangkan usaha budidaya ikan lele adalah dengan bantuan pemerintah. Pemerintah Republik Indonesia di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan acap kali menyelenggarakan bantuan untuk warga negara Indonesia yang ingin membuka usaha peternakan lele. 

Bantuan tersebut bisa berupa bantuan permodalan untuk membangun kolam, pakan dan bibit serta bisa juga bantuan berupa penyuluhan tata cara budidaya yang baik dan benar sehingga ikannya bisa tumbuh. 

Tantangan Usaha Budidaya Ikan Lele

Sama seperti usaha yang melibatkan ikan lainnya, tantangan usaha budidaya ikan lele terletak pada kondisi alam, kebersihan kolam, kemampuan peternak dalam mengelola kolam dan berbagai faktor X lainnya. 

Kualitas kebersihan air dan udara serta pencahayaan kolam ikan harus dikelola sedemikian rupa sehingga ikan bisa tetap bernafas dan hidup dengan sehat. Proses penjagaan kualitas kebersihan air dan kolam ini seringkali membutuhkan waktu. Oleh sebab itu, tidak jarang peternak yang tidak telaten dan berhenti di tengah jalan. 

Tantangan lain dalam bisnis ini adalah tantangan distribusi dan pemasaran. Pemerintah seringkali hanya memberikan bantuan permodalan dan skill untuk merawat ikan dengan tanpa menyediakan wadah khusus untuk membantu distribusi ikan (khususnya dari peternak kecil) hingga basis konsumen. 

Akibatnya, hasil ternak dari peternak kecil cenderung akan dibeli oleh pengepul yang tidak jarang membeli hasil ikan tersebut dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan harga pasaran. 

Contoh Analisis Usaha Budidaya Ikan Lele

Modal Awal Usaha Budidaya Ikan Lele

Berikut ini contoh penghitungan modal awal budidaya ikan lele 1000 ekor. Contoh budidaya ini bergerak dengan asumsi:

  • Bibit lele yang digunakan adalah yang berukuran 4-6 cm dengan harga 200 per ekor bibit. Harga di kota lain bisa jadi berbeda.
  • Kolam yang dibangun merupakan kolam terpal. Kolam yang menggunakan beton pasti memiliki rincian harga yang berbeda. 
  • Lain-lain 1 adalah bahan-bahan lain yang dipakai untuk membuat kolam, seperti, pipa, tambahan paku dan lain sebagainya.
  • Lain-lain 2 adalah bahan atau overhead lain yang digunakan selama proses pemanenan pertama sepert, listrik dan biaya tambahan lainnya.
  • Ikan lele biasanya siap dipanen dalam jangka waktu 2 sampai 2,5 bulan.
NamaHargaJumlahTotal
Terpal 4 x 2 x1400.0002800.000
Bambu20.00030600.000
Paku (kg)15.000230.000
Tukang500.00021.000.000
Lain-lain 1150.0001150.000
Bibit lele 4-62001000200.000
Timbangan digital350.0001350.000
Pakan390.00031.170.000
Vitamin100.0001100.000
Lain-lain 2100.0001100.000
Total4.500.000
Tabel 1: Contoh rincian modal usaha budidaya ikan lele

Biaya Operasional Budidaya Ikan Lele

Seperti yang telah tertulis di atas, umumnya lele baru siap dipanen di usia 2 sampai 2,5 bulan. Ini artinya, contoh biaya operasional di bawah ini adalah rincian yang perlu dibayarkan untuk membiayai budidaya selama 2,5 bulan.

NamaHargaJumlahTotal
Bibit lele 4-62001000200.000
Pakan (kg)390.00031.170.000
Vitamin100.0001100.000
Lain-lain100.0001100.000
Total1.570.000
Tabel 2: Contoh analisisi biaya operasional budidaya ikan lele

Perhitungan Keuntungan Usaha Budidaya Ikan Lele

Menurut kanal YouTube Fans Jogja Channel, umumnya berat badan lele ketika dipanen adalah sebesar 125 gram. Oleh sebab itu untuk 1 kilogram, perlu ada sekitar 8 ekor lele. Ini artinya maksimal hasil produksi untuk 1000 ekor lele adalah sebesar 125 kilogram. Dengan asumsi harga ikan lele per Kg adalah sebesar Rp15.000-Rp.30.000, maka potensi pendapatan yang bisa Anda dapatkan setiap panennya adalah sebesar:

Pendapatan minimal: Rp15.000 x 125 =Rp1.875.000.

Pendapatan maksimal: Rp.30.000 x 125 = Rp3.750.000. 

Dengan demikian, besaran keuntungan yang bisa Anda peroleh dalam setiap kali panen adalah:

Keuntungan minimal: Rp1.875.000-Rp1.570.000 = Rp305.000.

Keuntungan maksimal: Rp3.750.000-Rp1.570.000 = Rp.2.180.000. 

Perlu diingat bahwa umumnya ada sekitar 10% dari benih lele yang akan mati di saat pembiakan sehingga catatan keuntungan di atas bisa tidak akurat. Untuk membantu menekan tingkat potensi kematian ikan ini, Anda bisa memberikan gizi dan vitamin terbaik, membersihkan dan merawat ikan dengan lebih baik serta meningkatkan pengetahuan mengenai dunia budidaya. 

Tips Memulai Usaha Budidaya Ikan Lele

1. Mulai dengan jumlah kecil terlebih dahulu

Dalam pembahasan mengenai topik tantangan distribusi di atas, mungkin Anda berpikir bahwa lebih baik ternak ikan lele dalam skala besar secara langsung. Asumsi bahwa peternak ikan lele skala besar akan lebih mudah dalam aspek distribusi karena bisa langsung menyuplai ikan dalam jumlah banyak memang benar. 

Namun, pahami juga bahwasannya mereka bisa seperti itu karena memiliki jaringan distribusi yang sudah dibangun sejak awal. Selain modal penumbuhan yang lebih besar, peternak ikan lele dalam skala besar juga harus mengeluarkan biaya distribusi dan tenaga kerja. 

Dengan mengawali usaha budidaya ikan lele dalam jumlah kecil terlebih dahulu, Anda bisa meraba-raba bagaimana kondisi industri dan distribusi ikan ini terlebih dahulu. Selain itu, Anda juga bisa belajar bagaimana merawat ikan lele dengan baik dan benar. 

2. Ikut program pemerintah

Tips yang kedua adalah mengikuti program pemerintah. Seperti yang telah disebutkan di atas, Kementerian Kelautan dan Perikanan seringkali mengadakan program bantuan usaha budidaya ikan lele. Dengan mengikuti program ini, Anda tidak hanya bisa mendapatkan modal tambahan, tetapi juga ilmu mengenai bagaimana cara merawat ikan ini. 

Belum lagi fakta dengan ikut program pemerintah Anda juga bisa mendapatkan teman-teman baru sesama peternak yang siap membantu jika ada kesulitan produksi maupun distribusi. Adapun untuk cara bergabung dengan program ini, Anda bisa menghubungi dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten tempat Anda tinggal.

3. Bermitra dengan tetangga

Sebagai salah satu alternatif solusi untuk masalah distribusi, Anda juga bisa bekerja sama dengan tetangga. Dengan bekerjasama dengan tetangga, setidaknya Anda bisa mengantarkan lele secara langsung dengan tanpa kendaraan atau menggunakan kendaraan pribadi.

Berikut ini beberapa list jenis tetangga yang bisa Anda ajak kerja sama:

  1. Tetangga yang sedang menyelenggarakan hajatan seperti, pernikahan, kirim doa dan lain sebagainya.
  2. Tetangga yang memiliki toko ikan dan warung makan. 
  3. Tetangga yang menjual makanan kering olahan ikan seperti nugget, atau kerupuk ikan. 
  4. Tetangga yang memiliki toko sayur atau menjadi tukang sayur keliling.

Masalah distribusi juga bisa terselesaikan jika terdapat beberapa peternak lele sekaligus di lingkungan Anda dan bekerja sama untuk mendistribusikan ikan ke dalam satu kendaraan saja. 

5. Menekan biaya pakan dengan memanen ikan di waktu yang berbeda

Dalam pembahasan di atas, jelas bahwasanya ikan lele bisa dipanen ketika usia 2 sampai 2,5 bulan. Nah, salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk menghemat biaya pakan adalah memanen ikan di waktu yang berbeda. 

Misalnya, dari 1000 ikan, 400 atau 40% diantaranya Anda panen ketika usia 2 bulan sementara sisa 600-nya Anda panen ketika usia 2,5 bulan. Dengan demikian, Anda bisa menekan biaya pakan. 

4. Membuat variasi produk

Jika Anda tinggal di daerah perkotaan, hasil panen ikan lele ini juga bisa didistribusikan dalam bentuk ikan bumbu alias ikan lele mentahan yang sudah diberi bumbu tapi belum digoreng. Hal ini karena banyak masyarakat kota yang tidak memiliki waktu yang cukup untuk membedah, membersihkan dan membumbui ikan. 

Tentunya, harga ikan bumbu ini tidak lebih mahal dibandingkan dengan harga ikan yang sudah digoreng. Namun, sebagai gantinya Anda bisa mendapatkan uang tambahan dari hasil ongkos kirim.

5. Menggabungkan modal mandiri dan hasil pinjaman bank

Bagi sebagian orang, nilai modal Rp5.000.000 untuk mendirikan sebuah usaha budidaya ikan lele bukanlah sebuah nilai kecil. Alih-alih tidak jadi berbisinis karena kekurangan modal, Anda bisa mencari tambahan modal dengan mengajukan kredit UMKM dan kredit tanpa agunan (KTA) kepada bank. Misalnya, Rp2.500.000 dari modal sendiri sementara Rp.2.500.000 sisanya pinjam bank. 

Hanya saja kekurangannya adalah, Anda tetap harus membayar pokok dan bunga pinjaman tersebut terlepas bisnis yang Anda lakoni menguntungkan atau tidak. 

Nah itu tadi analisis usaha budidaya ikan lele untuk Anda. Jadi, bagaimana? Sudah siap berbisn

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna merupakan salah satu finalist PKM-Kewirausahaan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional tahun 2016. Selama menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Chusna aktif mencari dan mengeksekusi ide bisnis yang menarik dan inovatif.View Author posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *