Beternak ikan merupakan salah satu bisnis yang cocok dikembangkan sebagai bisnis sampingan atau bisnis yang dikerjakan ketika sedang dalam masa pensiun. Pasalnya, budidaya hewan ini bisa dilakukan di rumah, tidak membutuhkan modal yang terlalu besar dan potensi pasarnya juga luas.
Selain ikan nila, jenis ikan lain yang banyak dibudidayakan adalah lele. Bahkan, boleh dibilang bahwasanya popularitas bisnis lele rumahan lebih besar dibandingkan dengan nila. Hal ini karena, harga ikan ini yang relatif terjangkau di pasaran dan mudah ditemukan dalam berbagai kuliner khas Indonesia.
Alasan Bisnis Ikan Lele Menguntungkan
1. Potensi bisnis yang luas
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwasanya lele merupakan jenis ikan yang banyak ditemukan dalam berbagai kuliner khas Indonesia, seperti pecel lele, lele bakar dan lain sebagainya. Selain itu, harganya juga relatif terjangkau. Lele seringkali menjadi lauk pengganti ayam karena rasanya yang tidak kalah lezat namun memiliki harga yang lebih murah. Maka dari itu, tidak heran jika potensi bisnis ikan ini juga luas.
2. Bibit ikan lele mudah dicari
Kelebihan lain dari budidaya ikan ini adalah bibitnya yang mudah dicari. Bahkan saat ini, Anda bisa membeli bibit lele berkualitas secara online melalui berbagai aplikasi online marketplace. Namun tentu saja, sebaiknya Anda memilih bibit berkualitas dari toko yang berlokasi relatif dekat, sebab tentunya bibit ikan ini bisa mati di tengah perjalanan jika Anda memilih toko yang jauh.
3. Cara perawatan yang relatif mudah
Lele bisa dipelihara di kolam terpal, semen maupun tanah. Untuk merawatnya, Anda juga tidak harus membeli lahan. Anda bisa menggunakan lahan kosong milik Anda di belakang rumah untuk merawat ikan air tawar ini.
Akan tetapi, usahakan kolam tersebut bersih, memiliki pencahayaan dan pengairan yang cukup supaya lele-lele Anda bisa tumbuh dengan baik. Jangan lupa juga untuk tetap memberi pakan bergizi secara teratur.
4. Modal yang terjangkau
Dalam artikel budidaya bisnis ikan lele telah disebutkan bahwasanya modal pembukaan bisnis ini hanyalah Rp4.500.000. Biaya ini sudah termasuk bahan dan tenaga kerja yang digunakan untuk membuat kolam terpal dan membeli benih. Selain biaya ini, Anda juga perlu mengeluarkan setidaknya Rp1.600.000 untuk biaya operasional sampai masa panen tidak termasuk biaya tenaga kerja.
5. Masa panen ikan yang cepat
Lele dapat tumbuh sehat dan bisa dijual hanya dalam waktu 3 bulan setelah penebaran bibit pertama kali. Ini artinya, dalam satu tahun saja Anda bisa panen sebanyak 4 kali. Dalam setiap kali panen, diperkirakan akan ada 10% dari benih yang mati dan rata-rata dalam 1 Kg, terdapat 8 ekor ikan.
Ini artinya, jika Anda menebar benih sebanyak 1.000 ekor, dalam setiap kali panen Anda bisa memanen 900 ekor atau sekitar 112,5 Kg. Harga lele per kilogram bervariasi antara Rp15.000- Rp30.000 tergantung dengan bobotnya. Katakanlah 1 Kg seharga Rp20.000, maka dalam setiap kali panen Anda bisa mendapatkan uang Rp2.250.000. Jika biaya operasionalnya adalah Rp1.600.000 dalam setiap kali panen, maka Anda berpeluang untuk mendapatkan laba sebesar Rp650.000.
Cara Bisnis Ikan Lele Rumahan untuk Pemula
1. Siapkan kolam
Kolam ikan lele bisa terbuat dari tanah, semen maupun terpal dan tidak membutuhkan lahan yang terlalu luas. Namun demikian, usahakan lokasi kolam ini tidak tertutupi dengan pepohonan supaya ikan bisa mendapatkan cahaya matahari yang cukup dan dedaunan pohon tersebut tidak mengotori kolam. Untuk mengatasi hujan, Anda bisa melengkapi atas kolam dengan jaring-jaring yang sesuai.
Jika Anda menggunakan kolam terpal, Anda bisa melapisi bagian bawah kolam dengan sekam dan membersihkan terpal yang baru dipasang tersebut. Selain berfungsi sebagai bantalan kolam, sekam juga berfungsi sebagai penetralisir suhu kolam supaya tetap stabil. Terpal baru perlu dibersihkan supaya bahan-bahan kimia yang bisa mengganggu pertumbuhan lele, bisa hilang.
2. Pastikan kualitas air
Sebagai lingkungan tempat hidup lele, air kolam perlu diperhatikan kebersihannya. Ketika pertama kali memasukkan air ke dalam kolam baru, Anda bisa memasukkan air setinggi 40-50 cm terlebih dahulu dan menebar garam kasar (grosok) untuk memastikan tidak ada bakteri patogen yang bisa tumbuh.
Setelah garam ditebar dan dibiarkan selama 1 hari, Anda bisa menebar pupuk NPK dan dolomit dengan kadar yang pas. Kedua pupuk ini berguna untuk menumbuhkan fitoplankton, makanan alami ikan lele.
Setiap hari, kualitas air di kolam ini perlu diperhatikan. Buang air yang mengandung kotoran ikan setiap pagi dan sore untuk memastikan kalau kotoran tersebut tidak akan menyebabkan lele Anda mati. Ganti 70% air kolam setiap satu atau dua minggu sekali untuk menjaga kebersihan.
3. Memilih bibit yang berkualitas
Kesuksesan bisnis ikan lele rumahan tidak hanya tergantung pada kualitas air, tetapi juga kualitas bibit ikan itu sendiri. Ciri bibit lele yang berkualitas adalah, tidak ada cacat pada fisiknya, memiliki panjang setidaknya 5-7 cm, bisa bergerak dengan lincah dan sungutnya bercahaya.
Bibit lele yang sudah dipilih juga tidak bisa ditebar secara sembarangan. Ketika akan menebar bibit ini, pastikan Anda meletakkan bibit tersebut ke dalam satu wadah terlebih dahulu, miringkan wadah tersebut ke kolam dan biarkan para benih tersebut masuk kolam dengan sendirinya. Sebelum pembibitan, kolam juga harus dibersihkan terlebih dahulu.
Agar kualitas air dalam kolam tidak cepat menurun dan mengakibatkan banyak bibit yang mati, Anda juga harus menyesuaikan kepadatan bibit dengan ukuran kolam. Usahakan dalam setiap 1 meter kubik kolam hanya ada 150-200 benih. Ini artinya jika Anda menebar 1.000 benih, maka Anda membutuhkan setidaknya 5 kolam.
4. Pemberian pakan
Pakan merupakan komponen biaya terbesar pada bisnis ini. Lele membutuhkan pakan dengan campuran protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral dengan kadar yang sesuai supaya bisa tumbuh dengan baik. Untuk menghemat biaya pakan ini, Anda bisa memanen lele tidak secara bersamaan, sehingga biaya pakan untuk ikan yang sudah dipanen bisa disimpan.
Selain itu, frekuensi pemberian makanan ini juga harus disesuaikan dengan fase pertumbuhan ikan tersebut. Untuk ikan yang baru saja ditebar hingga 10 hari, maka pakan sebaiknya ditebar sebanyak 4-5 kali sehari. Ikan dengan usia 21-30 hari bisa diberi makan 2-3 kali sehari dengan jumlah pakan yang disesuaikan dengan berat badan ikan. Adapun setelah berusia 31 sampai masa panen, Anda bisa bisa memberi makan ikan ini sebanyak 10 hari sekali dengan jumlah pakan yang sesuai dengan berat badan ikan.
5. Penyortiran ikan
Lele adalah ikan bersifat karnivora atau pemakan hewan. Bahkan tidak jarang ikan ini akan makan lele lainnya yang memiliki ukuran lebih kecil. Oleh sebab itu, pastikan Anda melakukan penyortiran ikan secara teratur untuk memastikan ikan dengan ukuran yang sama akan tumbuh di kolam yang sama, sehingga bisnis Anda tidak merugi.
Proses ini juga bermanfaat supaya Anda mengetahui berat badan ikan, sehingga bisa memberi pakan sesuai dengan kebutuhan. Namun, sebelum proses penyortiran ini terjadi, pastikan Anda tidak memberi makan ikan-ikan ini selama 1 hari supaya pengukuran berat bisa lebih akurat.
Strategi Pemasaran Ikan Lele
1. Bekerjasama dengan tetangga
Tetangga Anda ada yang penjual ikan? atau pemilik warung pecel lele? Maka, Anda bisa menyuplai ikan lele kepada mereka, tentunya dengan harga dan kontrak yang telah ditentukan sebelumnya. Akan lebih untung lagi jika di dekat rumah Anda ada rumah makan atau restoran yang menyajikan olahan lele. Bekerja sama dengan tetangga seperti ini akan membuat biaya yang harus ditanggung oleh konsumen jadi lebih murah dan Anda akan mendapatkan permintaan yang lebih stabil.
Selain dengan pemilik bisnis-bisnis di atas, Anda juga bisa bekerja sama dengan tetangga secara umum. Tujuannya adalah supaya mereka memesan ikan kepada Anda jika mereka memiliki hajatan yang membutuhkan ikan lele untuk dikonsumsi.
2. Membuka bisnis ikan lele potong dan bumbu
Peluang bisnis ini bisa timbul jika Anda tinggal di daerah perkotaan. Caranya adalah, ikan yang sudah dipanen bisa Anda bersihkan dan beri bumbu terlebih dahulu sebelum dijual di aplikasi online marketplace atau ojek online.
Target pasar bisnis ini adalah orang yang ingin makan dengan bahan yang lebih sehat namun tidak memiliki waktu dan keahlian yang mencukupi untuk membersihkan dan memberi bumbu pada ikan. Sebagai gantinya, Anda bisa mematok harga yang lebih mahal dibandingkan membeli ikan lele biasa.
3. Bekerjasama dengan distributor
Distributor ada karena adanya ketimpangan antara permintaan dan penawaran di suatu daerah. Kota A dan kota B misalnya. Kota A adalah kota yang ramai dan membutuhkan lebih banyak ikan lele, sementara kota B adalah kota sepi yang penduduknya beternak ikan ini. Adanya distributor, berfungsi untuk menjual lele dari kota B ke kota A.
Distributor juga bisa bertindak sebagai pengepul. Artinya, Anda menjual ikan lele kepada mereka dan langsung dibayar. Namun, ada juga distributor yang hanya bertindak sebagai distributor saja, dalam artian Anda baru akan mendapatkan uang hasil penjualan setelah ikan terjual. Namun terlepas dari apapun jenis distributor yang Anda pilih, pastikan Anda memilih distributor yang kredibel.
4. Menggalakkan pemasaran online dan offline
Supaya tidak hanya menjangkau pelanggan dari dekat rumah saja, Anda juga bisa mengembangkan pemasaran online. Untuk ternak lele, Anda bisa membuat situs di Google Maps yang berisi lokasi peternakan Anda. Berikan deskripsi lengkap mengenai bisnis Anda di situs tersebut dan minta bantuan saudara atau tetangga untuk memberikan review supaya hasilnya bisa lebih akurat.
Jangan lupa untuk melengkapi rumah Anda dengan banner yang bertuliskan bisnis Anda. Dengan demikian, orang yang berasal dari luar desa atau bahkan luar kabupaten bisa mengetahui lokasi bisnis Anda dengan mudah.
Nah, itu tadi cara bisnis ikan lele rumahan untuk pemula. Meskipun bisa menghasilkan keuntungan yang lumayan, namun dapat disimpulkan juga bahwa ikan ini membutuhkan perawatan yang konsisten.