Lompat ke konten

Mengenal Brand Storytelling, Strategi Marketing dengan Cara Bercerita

Kertas bertuliskan "BRAND STORYTELLING".

Pertanyaan dan tujuan utama setiap pebisnis adalah bagaimana mendapatkan pelanggan/konsumen lebih banyak. Upaya yang bisa dilakukan adalah dengan memasarkan produk/layanan bisnis tentunya. Namun, memasarkan dengan cara yang biasa saja dirasa kurang optimal dan bahkan tidak mencapai target pasar.

Lalu, bagaimana solusinya? Anda bisa mencoba mengajak audiens untuk mengenal produk bisnis melalui brand storytelling. Sederhananya, brand storytelling bertujuan untuk menjangkau emosi dan menggiring opini audiens terhadap produk yang Anda jual. 

Jadi, bagaimana cara mengimplementasikan cara tersebut? Sebelum menerapkan strategi pemasaran ini, pahami dahulu apa itu brand storytelling mulai dari pengertian, manfaat, jenis, contoh-contohnya. Mari simak artikel di bawah ini untuk informasi lebih lanjut!

Apa Itu Brand Storytelling?

Brand storytelling adalah strategi pemasaran dengan menceritakan kisah yang berhubungan merek brand agar tercipta hubungan yang lebih personal dan emosional dengan target audiens. Strategi ini dilakukan demi terciptanya pengenalan terhadap merek bisnis dan meninggalkan kesan yang bermakna (first impression). 

Dalam menjangkau target pasar, tentunya Anda harus menampilkan sesuatu yang unik dan menarik agar membedakannya dari kompetitor lain. Dengan brand storytelling, Anda bisa menciptakan kesan pertama yang membuat audiens tertarik bahkan ingin lebih tahu tentang brand bisnis Anda. 

Jika Anda memperhatikan media sosial belakangan ini, pastinya sudah tidak asing dengan beberapa perusahaan yang mengimplementasikan strategi ini. Perusahaan tersebut memanfaatkan berbagai media, seperti konten digital, social campaign, poster, dan sebagainya. 

Dalam menerapkan strategi pemasaran ini, Anda tidak boleh meninggalkan tujuan utamanya yaitu mengenalkan identitas merek bisnis. Jadi, walaupun pemasaran memiliki plot atau alur cerita tersendiri, pastikan Anda tetap memasukkan unsur produk atau nilai-nilai perusahaan ke dalam cerita tersebut, ya. 

Manfaat Brand Storytelling

Adapun beberapa perusahaan mengimplementasikan strategi brand storytelling karena berikan sejumlah manfaat bagi operasional bisnis, antara lain: 

1. Tingkatkan Brand Awareness

Brand storytelling menjadi penting karena bisa tingkatkan brand awareness atau kepekaan terhadap merek bisnis Anda. Brand awareness ini mencakup citra perusahaan, keunikan, hingga kesan personal yang ditinggalkan dari kisah yang diceritakan melalui iklan. 

Dengan begitu, merek bisnis Anda menjadi lebih mudah diingat, diidentifikasikan, dan dikenali oleh audiens. Ketika mereka mendengar produk atau merek bisnis Anda, mereka secara tidak langsung mereferensikannya ke iklan brand storytelling yang dibuat. 

2. Tawarkan Pengalaman Pelanggan yang Unik

Sebagai seorang konsumen, tentunya Anda akan lebih cepat bosan dengan gaya iklan yang monoton, bukan? Itulah mengapa brand storytelling memberikan pengalaman tersendiri karena bentuk dan alurnya yang unik. 

Pengalaman ini bisa tercipta dari kisah yang diceritakan dalam iklan bisa menyentuh emosional konsumen. Terlebih lagi jika kisah yang disampaikan mengharukan, menginspirasi, atau mengandung lelucon. 

3. Keterlibatan Pelanggan Lebih Banyak 

Brand storytelling tidak selalu dalam bentuk video. Anda bisa membuatnya dalam bentuk kampanye sosial atau postingan lainnya. 

Dengan media ini, Anda bisa mengajak target audiens untuk terlibat lebih banyak. Bagaimana caranya?

Dari kisah unik yang disampaikan, Anda dapat menarik perhatian konsumen untuk menyebarkan konten iklan yang dibuat, berdiskusi terkait alur kisah atau isi konten, dan sebagainya. 

Jenis-jenis Brand Storytelling

Dalam menerapkan brand storytelling, ada beberapa jenis konten yang bisa Anda coba maksimalkan: 

1. Clickbait

Pernah mendengar istilah clickbait? Sederhananya, clickbait adalah judul pada konten yang bertujuan untuk menjebak dan menarik perhatian target audiens. 

Umumnya, judul clickbait dibuat menggunakan kalimat yang berlebihan atau cukup menjanjikan. Clickbait ini sendiri bisa ditulis dalam bentuk kata-kata atau dibuat dalam bentuk video tergantung kebutuhan pemasaran. 

Namun, Anda perlu berhati-hati dalam membuat clickbait ini, ya! Pastikan ada keselarasan antara judul dengan isi materi yang disampaikan. Selain itu, pastikan juga informasi yang disampaikan orisinal dan tidak mengandung hoaks. 

2. Short Snippets

Jenis berikutnya ini adalah memancing perhatian audiens dengan menampilkan cuplikan iklan berbentuk video atau foto. Sesuai dengan namanya, cuplikan tidak menayangkan keseluruhan konten karena Anda akan mengarahkan audiens untuk mengunjungi profil atau website bisnis. 

Cara ini terbilang cukup efektif untuk meningkatkan viewers atau traffic website perusahaan. Maka dari itu, penting untuk membuat cuplikan yang unik, menarik, dan mengandung clickbait agar target audiens penasaran untuk meneruskan kelanjutan kisahnya. 

Contoh Brand Storytelling

Nah, agar Anda memiliki gambaran lebih jelas, berikut ada beberapa brand yang sudah menerapkan brand storytelling sebagai strategi pemasarannya: 

1. Bank BCA

NcuYdPOEN7P 0csj4nFi2s8gemFsNQoiKsW TPWhRKggPLboraG0t1A t e 1Do32lTEhcaPnBEEftKqzrCPOKbLMoC zQOQ2BllxSGaobdZvm5 qY10Qjm7G9qkkbwi 2ZDmZtf8k6eb3bZ6S8BzSI

Mengangkat isu tentang scamming dan link phishing, Bank BCA berkolaborasi dengan artis pelawak, Indrodjojo Kusumonegoro (Indro). Cerita yang dikemas dalam bentuk komedi ini mengajak penonton agar tidak sembarang mengeklik link dari pesan tidak resmi. 

Judul iklan yang diberi nama “Don’t Know? Kasih No!” ini juga merupakan penjelmaan dari grup warkop DKI, yaitu Dono, Kasino, dan Indro. Keterampilan copywriting dan kisah yang sangat dekat dengan masyarakat menjadikan iklan layanan ini memberi kesan unik tersendiri. 

2. Ramayana Department Store 

kyPi4KRCgYmGHfZ2hWTrYoWzbMnwEAzXKhpncDK9dTQE8lCzszlKHKUfHlKNBMtc4wqWumkfkhLFM2ykfNLBpc19mPCu6t3

Berkisah tentang seorang ibu yang mengidap alzheimer, Ramayana Department Store menyambut Ramadhan dengan memberikan kisah yang menyentuh. Pada iklan tersebut, dikisahkan bahwa ingatan sang ibu berhenti pada bulan Ramadhan, di mana saat itu sang suami meninggal dunia. 

Dengan tetap mempromosikan produk/layanan, Ramayana menampilkan logo perusahaan melalui kantong kresek yang dibawa oleh sang cucu. 

Cara Membangun Brand Storytelling

Bagaimana? Tertarik untuk mencobanya? Ada beberapa cara membangun brand storytelling yang bisa Anda implementasikan pada perusahaan: 

1. Bangun Konsep Cerita yang Sederhana

Dalam membangun brand storytelling, Anda tidak perlu membuat konsep atau alur cerita yang rumit. Fokus utama yang ingin dicapai adalah bagaimana audiens memahami kisah yang disampaikan dan maknanya tersampaikan. 

Anda tidak perlu membuat cerita yang bertele-tele hingga dibuat web series. Cukup membuat video beberapa menit saja sudah cukup. 

Akan tetapi, pastikan cerita yang disampaikan bersifat realistis dan dekat dengan kehidupan sehari-hari, ya. Misalnya, kisah saat Hari Raya Idul fitri, isu yang sedang ramai dibicarakan di masyarakat, dan sebagainya. 

2. Gunakan Bahasa yang Mudah Dipahami

Pesan dan promosi brand Anda akan tersampaikan dengan maksimal selama menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Dalam hal ini, hindari penggunaan bahasa yang jarang didengar orang, seperti bahasa ilmiah, bahasa ilmu pengetahuan tertentu, bahasa asing yang sulit dipahami, dan lain sebagainya.

Selain itu, hindarilah penggunaan bahasa yang mengandung makna ganda atau tidak efektif. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahpahaman pada target audiens. 

Jadi, bahasa yang digunakan bisa berupa bahasa gaul, bahasa sehari-hari, bahasa Indonesia yang efektif, atau bahasa daerah yang umum didengar oleh banyak orang. 

3. Ceritakan Kisah yang Unik, Menyentuh, atau Menginspirasi Audiens

Berikutnya, pastikan Anda memberikan kisah yang unik daripada yang lain, ya. Kisah yang unik ini berpotensi menciptakan brand awareness lebih tinggi karena viral atau ramai diperbincangkan di dunia maya. 

Anda bisa menggabungkan unsur humor, kesan haru, sedih, marah, plot twist,  hingga satir asal pesan yang disampaikan tetap pada jalurnya. 

4. Tanamkan 4 Elemen Utama Brand Storytelling

Dalam membangun brand storytelling, jangan lewatkan juga untuk mengimplementasikan 4 elemen utamanya. Empat elemen tersebut adalah:

  • Setting (latar): Tentukan latar yang akan digunakan dalam menyampaikan cerita. Latar ini berkaitan dengan latar tempat, latar waktu, hingga latar sosial.  
  • Character (karakter): Sebuah kisah tentunya memiliki pemeran atau karakter yang memainkan alur cerita. Nah, tentukan karakter yang akan digunakan. Karakter ini bisa berupa individu, sebuah keluarga, perusahaan, organisasi, dsb. 
  • Plot (alur): Kisah tidak akan berhasil apabila tidak ada alur di dalamnya. Pastikan Anda memberikan gambaran jelas tentang bagaimana karakter dalam cerita tersebut berperan mewujudkan tujuannya. 
  • Detail: Buatlah bagian yang lebih menonjol dalam kisah agar menarik perhatian audiens. Bagian ini dapat berupa dialog kuat antartokoh, monolog, narasi, dan sebagainya. 

5. Kenalkan Brand Lewat dalam Cerita

Terakhir, jangan lupa untuk mengenalkan produk/layanan perusahaan dalam brand storytelling, ya. Pengenalan produk ini bisa disampaikan secara langsung oleh karakter dalam kisah, penggunaan produk (misalnya: pakaian, minuman, alat masak, dsb), atau sejenisnya. 

Demikianlah informasi mengenai strategi pemasaran brand storytelling yang bisa dijadikan pertimbangkan dalam memasarkan produk. Pahami lebih dalam mulai dari pengertian, kelebihannya, jenis-jenis, hingga cara membangun brand storytelling agar tujuan marketing tercapai. 

Lusita Amelia

Lusita Amelia

Lusita adalah penulis artikel profesional yang mampu menyajikan informasi yang relevan dan berguna bagi pembaca pada topik bisnis.View Author posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *