Dalam proses pembukuan akuntansi, neraca saldo adalah salah satu bagian penting sebab dalam neraca ini Anda akan tahu berapa sisa aset dan kewajiban yang Anda miliki. Neraca ini tepat ditulis setelah pencatatan akun di buku besar telah selesai.
Baru jika pencatatan neraca saldo ini sudah selesai dengan benar, Anda bisa melanjutkan proses pembukuan tersebut ke dalam tahap-tahap yang lebih penting seperti, jurnal penyesuaian, laporan laba rugi dan tentunya worksheet (neraca lajur).
Simak penjelasan lengkap mengenai cara membuat neraca saldo dan contohnya di bawah ini.
Fungsi dan Manfaat Neraca Saldo
Neraca saldo adalah neraca yang merangkum total sisa dari setiap akun yang tercatat di buku besar. Jadi, transaksi penerimaan dan pengeluaran pada suatu akun di buku besar ditambah atau dikurangi untuk kemudian sisa dari penambahan dan pengurangan tersebut dimasukkan ke dalam neraca saldo.
Fungsi pencatatan sisa masing-masing akun di neraca saldo adalah untuk memastikan bahwa pembukuan akuntansi dilakukan dengan benar dan jumlah total akun debit sama dengan total akun kredit.
Meskipun demikian jumlah kredit dan debit yang seimbang bukan berarti tidak ada kesalahan pencatatan baik di jurnal umum maupun buku besar. Sebab, bisa jadi sang akuntan memasukkan angka yang salah baik itu di sisi debit maupun kredit sehingga kesalahan pencatatan tidak terdeteksi.
Selain itu dengan bantuan neraca saldo, Anda juga bisa mengecek apakah memang sisa aset dan kewajiban Anda sudah sesuai dengan neraca tersebut. Apabila ternyata tidak sesuai, kemungkinan ada kesalahan saat Anda melakukan pencatatan.
Cara Membuat Neraca Saldo
Untuk membuat neraca saldo, ikuti langkah berikut:
1. Catat semua transaksi harian di jurnal umum
Jurnal umum adalah jurnal yang merekam semua transaksi akuntansi harian. Jurnal umum terdiri dari 5 kolom yaitu, kolom tanggal transaksi, kolom kode referensi akun, kolom keterangan, kolom debit dan kolom kredit.
Contoh:
Tgl | Keterangan | No Ref | Debit | Kredit |
1 Jan | Saldo kas awal tahun | 1.1 | 500,000 | |
Modal | 3.1 | 500,000 | ||
Kas | 1.1 | 400,000 | ||
Pendapatan jasa Bu Parmi | 4.1 | 400,000 | ||
Kas | 1.1 | 100,000 | ||
Piutang Jasa Bu Yayuk | 1.2 | 150,000 | ||
Pendapatan Jasa Bu Yayuk | 4.1 | 250,000 | ||
2 Jan | Kas | 1.1 | 150,000 | |
Piutang Jasa Bu Yayuk | 1.2 | 150,000 |
Dalam contoh tersebut, pada tanggal 1 Januari Bu Yayuk menggunakan jasa yang disediakan perusahaan seharga 250.000. Tapi, karena uang yang dibawa Bu Yayuk kurang, maka dia hanya membayar 100.000 secara tunai sehingga pada tanggal 1 Januari, pencatatan yang dilakukan adalah Kas bertambah di debet sebesar 100.000, Piutang bertambah di debet 150.000 dan Pendapatan bertambah di kredit sebesar 250.000.
Keesokan harinya, Bu Yayuk datang dan membayar utang sampai lunas sehingga pencatatan yang dilakukan adalah kas tambah 150.000 dan piutang berkurang 150.000 sementara Pendapatan tetap.
2. Pindahkan catatan transaksi ke buku besar
Buku besar adalah buku yang berisi catatan masing-masing akuntansi sehingga jika dalam jurnal umum akun piutang dan kas tercatat menjadi satu, di dalam buku ini kedua akun tersebut harus dicatat secara terpisah.
Tabel dalam buku ini terdiri dari 6 kolom yaitu:
- Nomor urutan pencatatan
- Tanggal
- Keterangan
- Debit
- Kredit
- Saldo
Contoh:
No Ref: 1.1 | Nama Akun: Kas | |||
Tgl | Keterangan | Debit | Kredit | Saldo |
1 Jan | Saldo kas awal tahun | 500,000 | 500,000 | |
Kas Bu Parmi | 400,000 | 900,000 | ||
Kas Bu Yayuk | 100,000 | 1,000,000 | ||
2 Jan | Kas Bu Yayuk | 150,000 | 1,150,000 |
No Ref: 2.1 | Nama Akun: Piutang | |||
Tgl | Keterangan | Debit | Kredit | Saldo |
1 Jan | Piutang Jasa Bu Yayuk | 150,000 | 150,000 | |
2 Jan | Piutang Jasa Bu Yayuk | 150,000 | 0 |
No Ref: 4.1 | Nama Akun: Pendapatan | |||
Tgl | Keterangan | Debit | Kredit | Saldo |
1 Jan | Pendapatan jasa Bu Parmi | 400,000 | 400,000 | |
2 Jan | Pendapatan Jasa Bu Yayuk | 250,000 | 650,000 |
3. Pindahkan semua saldo terakhir di buku besar ke neraca saldo
Setelah mendapatkan total saldo per masing-masing akun di buku besar, kini saatnya untuk memindahkan data semua saldo terakhir tersebut ke neraca saldo. Jika melihat contoh di atas, maka neraca saldo perusahaan tersebut adalah:
Nama Akun | No Ref | Debit | Kredit |
Kas | 1.1 | 1,150,000 | |
Piutang | 1.2 | 0 | |
Modal | 3.1 | 500,000 | |
Pendapatan | 4.1 | 650,000 | |
1,150,000 | 1,150,000 |
Nomor referensi atau nomor kode akun penting untuk diisi terutama untuk pembukuan yang dilakukan secara manual. Sebab, kode ini berguna untuk memastikan apakah sebuah akun atau transaksi sudah dicatat atau belum. Selain menggunakan nomor referensi, identifikasi kesalahan pencatatan juga bisa dideteksi melalui saldo akhir dalam neraca saldo.
Apabila saldo terakhir yang tertera di kolom debit tidak sama dengan yang tertera di kolom kredit, maka pasti ada kesalahan pencatatan yang harus diperbaiki terlebih dahulu. Dalam contoh di atas, jumlah akhir yang tertera di kolom debit dan kredit sama-sama 1,150,000 rupiah sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada kesalahan pencatatan.
Contoh Neraca Saldo
Diceritakan, pada bulan Oktober, saldo yang tertera di buku besar Salon A adalah sebagai berikut:
- Kas = 750.000
- Piutang = 500.000
- Perlengkapan Salon = 350.000
- Peralatan Salon = 1.150.000
- Modal = 3,000.000
- Utang = 400.000
- Pendapatan Usaha = 1,150.000
- Gaji Karyawan = 1.500.000
- Beban Listrik = 300.000
Berikut ini contoh neraca saldo salon A:
Nama Akun | No Ref | Debit | Kredit |
Kas | 1.1 | 750,000 | |
Piutang | 1.2 | 500,000 | |
Perlengkapan Salon | 1.3 | 350,000 | |
Peralatan Salon | 1.4 | 1,150,000 | |
Modal | 2.1 | 3,000,000 | |
Utang | 3.1 | 400,000 | |
Pendapatan Usaha | 4.1 | 1,150,000 | |
Beban Gaji | 5.1 | 1,500,000 | |
Beban Listrik | 5.2 | 300,000 | |
4,550,000 | 4,550,000 |
Ketika proses pencatatan neraca saldo selesai dan dipastikan tidak ada kesalahan saat mencatat jurnal umum dan buku besar Anda baru bisa masuk ke tahap selanjutnya, yaitu jurnal penyesuaian (adjustment journal). Pada tahap ini, Anda harus melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap semua akun yang perlu disesuaikan seperti, perlengkapan dan peralatan kantor, utang, beban gaji dan lain-lain.
Saat ini, Anda tidak perlu mencatat neraca saldo maupun seluruh proses akuntansi secara manual. Sebab, ada banyak software bisnis yang siap membantu Anda memasukkan dan mengelola data keuangan perusahaan.
Kesimpulan
Neraca saldo adalah proses pembukuan ketiga setelah jurnal umum dan buku besar. Tahapan ini berfungsi untuk merangkum semua sisa aset dan kewajiban perusahaan untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan pencatatan di jurnal umum dan buku besar.
Hasil neraca ini didapatkan dari pencatatan ulang saldo akhir semua akun yang telah tercatat di buku besar. Proses ini dikatakan tidak memiliki kesalahan jika debit dan kredit di neraca saldo berjumlah sama besar.