Anda pasti membutuhkan banyak modal saat ingin membuka bisnis atau mengembangkan proyek baru dan pastinya Anda ingin mendapatkan keuntungan dari bisnis dan proyek baru tersebut. Oleh sebab itu, bisnis dan proyek baru itu tidak bisa dikembangkan dengan sembarangan.
Ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi kesuksesan sebuah bisnis dan proyek. Tidak hanya modal, tetapi juga Anda perlu memperhatikan banyak faktor lain seperti, aspek hukum, aspek teknis dan lain sebagainya. Faktor-faktor tersebut harus Anda analisis di dalam sebuah feasibility studies sebelum Anda membangun sebuah usaha.
Apa Itu Feasibility Study?
Feasibility studies adalah studi yang mempelajari layak atau tidaknya suatu bisnis dan proyek dikembangkan dengan mempelajari semua aspek yang bisa mempengaruhi bisnis tersebut. Dengan kata lain, feasibility studies sama seperti studi kelayakan bisnis.
Feasibility berasal dari kata feasible yang artinya bisa dilakukan atau bisa dilakukan dengan sukses (merriam-webster dictionary). Oleh sebab itu, saat melakukan analisis ini, Anda dan tim harus membawa pertanyaan “apakah bisnis atau proyek ini bisa berjalan dengan sukses?”.
Umumnya feasibility study dilakukan sebelum perusahaan menyusun business plan atau dokumen perencanaan bisnis. Tujuannya adalah supaya hal-hal yang tertera dalam business plan tersebut memang nyata adanya dan bisa tercapai.
Aspek Yang Harus Dipelajari Dalam Feasibility Studies
1. Aspek ekonomi dan keuangan
Aspek ekonomi dan keuangan ini bisa terbagi lagi menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Berikut ini beberapa contoh hal-hal yang harus Anda pertimbangkan dari segi keuangan dan ekonomi ini:
- Faktor internal
- Modal yang perlu Anda keluarkan untuk menjalankan proyek tersebut.
- Dari mana asal modal di atas.
- Tingkat keuntungan yang Anda harapkan dari bisnis tersebut.
- Bagaimana rincian keuangan tersebut.
- Faktor eksternal
- Kondisi ekonomi masyarakat di sekitar lokasi bisnis tersebut.
- Kondisi ekonomi target konsumen.
- Besar kecilnya nilai “pajak” yang harus Anda bayarkan.
Meskipun demikian, feasibility studies tidak melulu soal keuangan. Di bawah ini beberapa aspek lain yang patut Anda pertimbangkan selanjutnya.
2. Aspek hukum
Tentunya Anda tidak ingin pembangunan bisnis dan proyek baru Anda terhalang masalah perizinan atau masalah hukum lainnya bukan? Tidak jarang proyek yang sudah jadi tidak bisa berjalan lancar karena masalah hukum yang belum selesai. Tentunya sayang juga kalau proyek yang Anda jalankan harus masuk sunk cost seperti ini.
Oleh karena itu, dalam feasibility studies Anda harus menelaah aspek hukum atau litigasi yang berlaku secara nasional maupun daerah. Berikut ini beberapa contoh hal yang menyangkut aspek ini:
- Masalah perizinan baik daerah maupun nasional. Beberapa daerah di Indonesia misalnya, melarang pembangunan gedung melebihi 8 lantai.
- Masalah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Masalah AMDAL ini penting kalau Anda tidak ingin bisnis Anda diprotes masyarakat sekitar karena merusak kondisi alam mereka.
- Masalah perpajakan.
3. Aspek Manajerial
Aspek manajerial disini meliputi hal-hal internal selain masalah keuangan di perusahaan Anda yang berpotensi menghalangi pembangunan proyek baru tersebut. Misalnya, perusahaan Anda tidak memiliki sumber daya manusia dengan kualifikasi tertentu sehingga harus mencari tenaga kerja baru atau menyewa jasa outsource.
Aspek manajerial ini penting supaya pembangunan bisnis dan proyek baru tersebut bisa berjalan dengan efektif dan efisien.
4. Aspek Teknis
Aspek selanjutnya adalah aspek teknis. Aspek ini meliputi hal-hal teknis detail yang sekiranya bisa mempengaruhi proses pembangunan proyek dan bisnis baru. Contohnya kalau perusahaan Anda ingin membangun pabrik baru, hal-hal teknis yang perlu dikaji adalah layout desain pabrik baru tersebut, bisa atau tidaknya alat-alat berat masuk ke lokasi pembangunan pabrik dan lain sebagainya.
5. Aspek Budaya
Aspek budaya ini bisa mencakup hal-hal lain yang sekiranya tidak menyangkut teknis, ekonomi, keuangan maupun operasional proyek tapi masih bisa mempengaruhi kesuksesan bisnis baru Anda kedepannya.
Aspek budaya ini misalnya, pola kerja masyarakat setempat. Ada beberapa daerah di Indonesia yang masyarakatnya punya budaya ngopi dulu sebelum kerja sehingga baru berangkat kerja pukul 9.00 sampai 10.00 pagi dan langsung pulang begitu jam 16.00 sore karena daerah tersebut masih rawan hewan buas.
Peranan Feasibility Studies Dalam Suatu Proyek
Secara garis besar, manfaat atau peranan feasibility studies dalam suatu proyek adalah supaya proses pengerjaan proyek tersebut nantinya bisa lebih terarah dan tidak ada modal uang dan tenaga yang terbuang percuma.
Feasibility studies juga membantu manajer untuk memperkirakan dan mempersiapkan diri menghadapi risiko-risiko bisnis yang kemungkinan terjadi di masa depan. Dengan demikian kinerja perusahaan bisa lebih efektif dan efisien.
Kalaupun feasibility studies sudah dilakukan dan ternyata proyek tersebut tidak layak dieksekusi, maka hasil analisis dari studi tersebut dapat dijadikan pembelajaran oleh perusahaan saat ingin membuka proyek yang lain.
Keuntungan Melakukan Feasibility Studies
Apabila beberapa peranan tersebut lebih digali lagi, berikut ini beberapa keuntungan melakukan feasibility studies:
1. Perusahaan mengetahui lebih detail mengenai perilaku konsumen
Seringkali bisnis baru hanya diawali dengan ide dengan tanpa disertai hal-hal yang lebih detail seperti siapa konsumen potensial bisnis tersebut dan bagaimana perilaku konsumsinya. Dengan adanya feasibility studies, manajer jadi tahu siapa mereka dan bagaimana perilakunya sehingga dia bisa menentukan strategi komunikasi bisnis dan strategi marketing yang pas.
2. Perusahaan jadi lebih siap menghadapi risiko
Feasibility studies memungkinkan perusahaan untuk mengetahui risiko bisnis baru tersebut dengan lebih detail sehingga mereka bisa mempersiapkan diri sebaik mungkin. Misalnya, perusahaan membuka bisnis pertambangan minyak lepas pantai yang rawan tsunami. Tentu dengan adanya feasibility studies, mereka bisa bersiap dengan membangun gedung anti gempa dan tsunami misalnya.
3. Menjadikan perusahaan lebih efektif
Dalam akuntansi terdapat istilah sunk cost atau biaya yang sudah terlanjur dikeluarkan dan tidak bisa dikembalikan lagi. Adanya sunk cost ini pastinya tidak bisa dihindarkan dalam sebuah bisnis, namun semakin besar persentase sunk cost terhadap pendapatan atau laba perusahaan maka semakin kurang efisien kinerja perusahaan tersebut.
Biasanya, sunk cost ini berbentuk aset tetap yang tidak bisa berproduksi secara maksimal lagi dan tidak bisa dijual sesuai dengan harga belinya. Nah, supaya investasi bisnis perusahaan tidak percuma dan masuk sunk cost, maka perusahaan tersebut harus melakukan feasibility studies.
Feasibility studies dapat dilakukan oleh tim internal perusahaan Anda sendiri maupun pihak ketiga yang Anda sewa jasanya untuk membantu perusahaan menganalisis bisnisnya. Dalam memilih diantara kedua alternatif ini, Anda bisa memilih opsi yang menurut Anda paling efisien baik dari segi biaya maupun kapabilitas tenaga kerja.