Lompat ke konten

Green Marketing: Pengertian, Strategi Penerapan, dan Contohnya

Green marketing

Saat ini konsumen tidak hanya membeli sebuah produk karena kegunaannya saja, tetapi juga karena nilai-nilai yang ditawarkan oleh produk tersebut kepada konsumen yang membelinya, masyarakat secara luas dan kepada lingkungan. Oleh karena itu, saat ini green marketing menjadi salah satu strategi pemasaran yang paling banyak digunakan. 

Pahami apa itu green marketing, cara menerapkannya dan berbagai contohnya di dunia nyata dengan membaca artikel berikut ini:

Pengertian Green Marketing

Green marketing adalah praktik pembuatan dan pemasaran produk yang menekankan pada nilai-nilai lingkungan hidup berkelanjutan (environmental sustainability). Strategi ini banyak diterapkan saat ini, sebab kini semakin banyak konsumen yang menyadari pentingnya menjaga lingkungan hidup.

Beberapa strategi pemasaran berkelanjutan (green marketing) yang sering diterapkan, seperti:

  1. Membuat produk yang ramah lingkungan. 
  2. Menggunakan packaging yang ramah lingkungan, misalnya terbuat dari bahan daur ulang. 
  3. Mengurangi emisi gas dan carbon footprint yang berasal dari transportasi barang dengan cara membangun pusat produksi barang tersebut di lokasi yang dekat dengan pelanggan. 
  4. Kampanye pemasaran yang menekankan pada lingkungan. 
  5. Berinvestasi pada energi terbarukan dan menggunakan energi terbarukan tersebut untuk produksi barang dan jasa perusahaan.

Dari sisi konsumen, green marketing seringkali tampak dalam beberapa aspek produk. Pertama, penggunaan warna-warna alam untuk packaging, seperti hijau, cokelat atau biru. Kedua, penggunaan elemen alam dalam packaging dan iklan, seperti daun, pohon, gunung, air dan lain sebagainya.

Bagi brand, kampanye pemasaran berkelanjutan ini dapat membangun kedekatan dengan target konsumen dan meningkatkan pendapatan karena hal tersebut. Oleh sebab itu, tidak heran jika saat ini banyak brand-brand luar negeri maupun Indonesia yang menerapkan strategi pemasaran ini.

Contoh Green Marketing 

1. IKEA

Sebagai salah satu toko furniture terbesar di dunia, IKEA berkomitmen untuk hanya menggunakan bahan daur ulang dan energi terbarukan pada tahun 2030 serta mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan (IKEA). Hal ini tercermin dalam kampanye green marketing IKEA yang berjudul “Steps Towards Sustainability” di Greenwich, Britania Raya. 

Dalam kampanye tersebut, IKEA secara aktif memberitahukan jarak antara tempat-tempat calon pelanggan saat ini dengan toko atau gudang IKEA terdekat. Selain itu, brand ini juga mendorong untuk menggunakan kendaraan umum saat menuju toko dan tidak menggunakan kendaraan pribadi. 

2. The body shop

Brand terkenal lain yang sudah menerapkan strategi green marketing adalah the body shop. Strategi green marketing the body shop utamanya berfokus pada penggunaan material packaging yang ramah lingkungan dan penolakan pada praktik animal testing. Tidak hanya pada produk, the body shop juga menerapkan tempat kerja yang lebih ramah lingkungan dengan menggunakan lampu LED yang relatif lebih hemat daya. 

3. Starbucks

Ketika Anda membeli kopi di Starbucks, Anda pasti tidak akan diberi plastik kopi atau botol kopi yang terbuat dari plastik. Sebaliknya, Anda akan diberi botol yang terbuat dari kertas dan tas kertas (itupun kalau diminta). Nah, pemberian packaging dari kertas ini merupakan salah satu green marketing starbucks.

Selain yang berbasis produk, green marketing starbucks juga berkutat pada hal lain. Dilansir dari Investopedia, pada tahun 2018, brand kopi ternama ini menginvestasikan lebih dari $140 juta untuk pembangunan fasilitas energi terbarukan. Tidak hanya itu, Starbuck juga berkomitmen untuk mempekerjakan veteran di perusahaannya sebagai bentuk dari socially responsible company.

4. Unilever

Unilever adalah salah satu perusahaan fast moving consumer goods terbesar di Indonesia. Produk-produk perusahaan ini, seperti Rinso dan Pepsodent banyak digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. 

Kampanye pemasaran berkelanjutan yang dilakukan oleh Unilever diberi nama Unilever Compass yang mana pada kampanye ini, Unilever di seluruh dunia berkomitmen untuk mengurangi penggunaan plastik dalam packaging mereka, mengurangi deforestasi, dan bekerjasama dengan perusahaan yang memiliki nilai-nilai keberlanjutan juga. 

5. Aqua

Salah satu contoh penerapan komunikasi pemasaran berkelanjutan adalah green marketing Aqua. Produsen air minum dalam kemasan ini secara konsisten mengklaim berasal dari sumber mata air pegunungan dalam setiap iklannya. Bahkan dalam iklan pemasaran terbaru brand ini, Aqua mengklaim secara jelas 100% murni air mineral pegunungan yang bebas dari pencemaran dan tanpa campuran mineral apapun. 

6. Le Minerale

Tidak hanya Aqua, produsen air minum dalam kemasan lain yang juga menerapkan strategi green marketing di Indonesia adalah Le Minerale. Strategi green marketing Le Minerale berfokus pada gerakan ekonomi sirkular nasional (GESN) dengan tagar #jadibarulagi. Dalam gerakan ini, masyarakat didorong untuk mengumpulkan botol plastik, menyetorkannya ke bank sampah untuk kemudian didaur ulang menjadi tas, sepatu dan bahkan baju. 

Dalam hal ini, Le Minerale bekerjasama dengan Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI). Menurut publikasi di laman resmi ADUPI, hingga akhir tahun 2021 program ini sudah berhasil mengumpulkan 4.000 ton botol plastik dari 485 pengepul kecil dan pemulung. Limbah plastik ini kemudian didaur ulang oleh 23 industri anggota ADUPI. 

Strategi Penerapan Green Marketing

Dari keenam contoh di atas dapat disimpulkan bahwa ada banyak strategi pemasaran berkelanjutan yang bisa diterapkan oleh brand. Diantaranya adalah:

  1. Membuat produk yang ramah lingkungan. Contohnya adalah Aqua dengan produk 100% murni air mineral pegunungan. 
  2. Mendorong masyarakat untuk mengurangi carbon footprint. Hal ini dilakukan oleh IKEA dengan cara mendorong masyarakat untuk berjalan kaki saja ke toko mebel tersebut. 
  3. Menggunakan packaging yang ramah lingkungan, seperti yang dilakukan oleh Starbuck dengan cup kertasnya. Seperti yang sudah banyak diketahui kalau kertas lebih mudah diurai dibandingkan dengan plastik. 
  4. Bekerjasama dengan pihak ketiga yang memiliki visi misi lingkungan. Hal ini dilakukan oleh Unilever untuk memastikan proses produksinya ramah lingkungan dari hulu ke hilir. 
  5. Mendorong masyarakat untuk reuse, reduce dan recycle. Seperti yang dilakukan oleh Le Minerale untuk mengurangi sampah plastik. 
  6. Mendorong perubahan lingkungan kerja menjadi lebih ramah lingkungan, seperti yang dilakukan oleh the body shop dengan lampu LED dan energi terbarukan.

Tantangan Penerapan Green Marketing

Meskipun memiliki manfaat untuk bisnis, masyarakat, namun penerapan green marketing juga memiliki tantangan tersendiri. Pertama, penerapan strategi pemasaran ini cenderung membutuhkan banyak biaya, sehingga seringkali dianggap pemasaran ini justru melebarkan jurang antara perusahaan besar dan kecil. 

Kedua, untuk menerapkan green marketing secara menyeluruh diperlukan waktu yang lama dan revolusi besar-besaran. Hal ini karena biasanya strategi ini baru diterapkan ketika perusahaan sudah berdiri dan produknya sudah banyak beredar di pasaran. 

Misalnya, katakanlah produk A berdiri pada tahun 2000 dan pada tahun 2010 meluncurkan kampanye ekonomi sirkular dengan bekerjasama dengan 300 bank sampah untuk mengumpulkan dan memilah sampah dari masyarakat. 300 mungkin merupakan angka yang besar, namun jika 300 tersebut hanya berpusat di Pulau Jawa atau 1 provinsi saja, tentu tidak akan efektif menanggulangi sampah produk A yang sudah beredar di seluruh Indonesia selama 10 tahun.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna merupakan salah satu finalist PKM-Kewirausahaan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional tahun 2016. Selama menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Chusna aktif mencari dan mengeksekusi ide bisnis yang menarik dan inovatif.View Author posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *