Lompat ke konten

7 Hambatan Perdagangan Internasional

Hambatan perdagangan internasional

Dalam artikel sebelumnya, Anda telah belajar mengenai apa itu perdagangan internasional (international trade) dan apa manfaatnya untuk para pebisnis di Indonesia. Meskipun memiliki manfaat yang banyak, namun perdagangan antar negara juga memiliki berbagai hambatan dan tantangan. 

Hambatan dan tantangan ini umumnya dibuat oleh negara mitra terkait untuk melindungi industri dalam negara tersebut. Berikut ini hambatan dan tantangan yang harus Anda hadapi ketika Anda ingin mengekspor produk ke luar negeri:

1. Kebijakan Ekonomi Sebuah Negara

Ketika mengekspor sebuah produk ke negara lain, Anda harus mematuhi aturan-aturan yang ditetapkan oleh negara lain tersebut meskipun seringkali aturan tersebut dibuat untuk melindungi dan memberikan keuntungan perusahaan dalam negeri mereka sendiri. Beberapa jenis kebijakan ekonomi terkait perdagangan internasional antara lain:

  1. Pembatasan kuota impor, yaitu kebijakan untuk membatasi kuota impor barang-barang tertentu. 
  2. Tarif bea cukai. Besar kecilnya tarif yang ditetapkan oleh pemerintah negara tujuan tentunya akan membuat harga barang yang Anda buat menjadi lebih mahal. 
  3. Proteksi. Larangan impor untuk barang-barang tertentu. Misalnya, larangan untuk mengimpor barang senilai kurang dari 100$ atau sekitar Rp1.500.000 dan menjualnya secara online di Indonesia.
  4. Dumping. Dumping adalah kebijakan ekonomi yang mendorong eksportir dari sebuah negara untuk menjual barangnya dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan harga di dalam negeri supaya bisa lebih bersaing dengan eksportir dari negara-negara lain yang menjual produk yang sama. 
  5. Embargo. Embargo adalah pembatasan atau penutupan transaksi perdagangan internasional yang ditetapkan oleh suatu negara kepada negara lainnya, baik untuk barang-barang tertentu saja atau untuk keseluruhan barang. 

Kebijakan ekonomi dan perdagangan internasional di sebuah negara ini bisa berbeda-beda setiap waktu. Oleh sebab itu sebelum melakukan ekspor atau impor dari dan ke negara tertentu, pastikan Anda mengetahui peraturan dan birokrasi bisnis luar negeri terbaru yang diterbitkan oleh negara terkait ya. 

2. Perbedaan Mata Uang

Hambatan yang kedua adalah perbedaan mata uang antara dua negara. Hal ini khususnya jika Anda ingin mengimpor suatu produk dari negara tertentu. Jika demikian, seringkali Anda akan diminta untuk membayar menggunakan mata uang negara tersebut. Misalnya, Anda impor sutra dari Tiongkok, maka Anda harus membayar menggunakan yen alias Renminbi (RNB). 

Namun demikian, tidak semua negara bersikap demikian. Ada juga yang mau menerima pembayaran dalam bentuk dolar atau euro. Jadi ketika Anda ingin berdagang dengan negara-negara tersebut, Anda harus menukarkan rupiah dengan dolar atau euro. 

3. Terjadinya Konflik di Suatu Negara

Ketika negara mitra perdagangan Anda sedang mengalami konflik, tentu dia tidak akan mampu mengirimkan barang tertentu kepada Anda (impor) atau membeli produk dari Anda (ekspor). Contohnya adalah jumlah impor gandum Indonesia dari Ukraina turun dari 91 juta dolar Amerika Serikat pada Januari-Juli 2021 menjadi hanya sekitar 2 juta dolar AS pada Januari-Juli 2022 (CNBC). Penurunan ini diakibatkan karena Ukraina sedang berkonflik dengan Rusia. 

4.  Kebijakan Lembaga Ekonomi Internasional

Kebijakan lembaga ekonomi internasional, seperti World Trade Organization (WTO), ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) tentunya sedikit banyak akan mempengaruhi ekspor impor di sebuah negara. Organisasi-organisasi seperti ini tentu akan membuat aturan mengenai bagaimana jalannya ekspor dan impor terhadap produk-produk tertentu di Internasional. Bahkan, mereka juga bisa menetapkan sanksi berupa denda maupun embargo apabila ada negara yang melanggar. 

Contohnya adalah Indonesia yang pada Desember 2023 ini sedang mengajukan gugatan perdagangan ke WTO atas ekspor produk baja ke Eropa (CNN Indonesia). Uni Eropa menuding kalau Indonesia menerapkan dumping atas ekspor produk tersebut, sehingga Uni Eropa menerapkan biaya tarif tambahan. Menurut staf khusus Kementerian Perdagangan, sebagaimana diberitakan oleh CNN Indonesia, akibat adanya konflik ini diperkirakan Indonesia merugi hingga Rp569,1 miliar setiap tahunnya.

5. Tantangan Pada Pembayaran

Selain perbedaan mata uang yang tentunya akan mempersulit proses ekspor impor, Anda juga harus menghadapi tantangan pada pembayaran internasional lainnya. Misalnya, fluktuasi nilai tukar mata uang asing, atau mitra impor Anda meragukan mekanisme pembayaran dengan metode lain. 

Untuk mengatasi hal ini, tidak jarang ada kesepakatan tertentu yang dilakukan oleh para pihak yang berdagang. Kesepakatan tersebut, seperti menentukan harga jual produk terkait terlebih dahulu sebelum transaksi berlangsung. Dengan demikian, ketika transaksi berlangsung, pengimpor harus membayar uang dengan jumlah yang tetap, begitu pula dengan eksportir yang akan menerima uang yang telah ditentukan. 

6. Waktu Ekspor dan Impor yang Cenderung Lama

Ada setidaknya dua hal yang bisa membuat waktu ekspor dan impor barang dari suatu negara ke negara lain menjadi lama. Pertama, tentu fasilitas transportasi. Untuk mengirim barang ke luar negeri, tentu Anda membutuhkan transportasi darat (kalau dari dan ke Malaysia, Papua Nugini dan Timor Leste), transportasi laut dan udara. Jika fasilitas pelabuhan atau bandara tempat Anda mengirim barang kurang baik, maka pengiriman barang ekspor tentu akan lebih lama lagi. 

Kedua adalah masalah birokrasi. Ketika ingin melakukan ekspor atau impor, tentunya Anda harus mengurus berbagai dokumen ke berbagai instansi terlebih dahulu, mulai dari bea cukai, kementerian perdagangan dan lain sebagainya. Apabila pemerintah tidak membuat birokrasi ini menjadi lebih efisien, tentu proses pengiriman barang antar negara akan terhambat. 

7. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

Perdagangan internasional membutuhkan sumber daya manusia dengan kualitas tinggi supaya produk-produk yang diekspor merupakan produk-produk yang dapat bersaing di pasar internasional. Kualitas sumber daya manusia yang rendah dapat menghalangi perkembangan perdagangan internasional ini, sebab SDM yang rendah meskipun didukung dengan sumber daya alam yang melimpah (SDA) hanya dapat memproduksi produk bernilai jual rendah.  Nah, itu tadi tantangan dan hambatan yang harus Anda lalui untuk bisa mengimpor atau mengekspor barang dari atau ke luar negeri. Sebelum resmi mengekspor barang atau menerima impor barang dari luar negeri, pastikan Anda memeriksa kredibilitas partner bisnis Anda terlebih dahulu. Sebab, tidak jarang masyarakat yang tertipu akibat iming-iming bisnis ekspor impor yang menguntungkan.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna merupakan salah satu finalist PKM-Kewirausahaan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional tahun 2016. Selama menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Chusna aktif mencari dan mengeksekusi ide bisnis yang menarik dan inovatif.View Author posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *