Jika Anda pernah tertarik dengan sebuah campaign atau produk bisnis berkat kalimat yang ‘nyeleneh’ atau unik, hal tersebut adalah berkat adanya teknik copywriting yang diimplementasikan. Kekuatan bahasa memang tidak perlu diragukan lagi bisa memikat perhatian target audiens agar lebih tepat sasaran.
Walaupun terlihat sederhana, ternyata teknik copywriting ini membutuhkan skills (keahlian) khusus, loh! Pasalnya, tidak semua individu bisa membuat kalimat yang padat tetapi bisa menarik perhatian audiens bahkan dari kata pertama.
Lantas, sebenarnya bagaimana cara kerja copywriting itu sendiri? Apa saja jenis-jenis copywriting yang ada? Daripada penasaran, mari cari tahu jawabannya pada penjelasan di bawah ini!
Apa Itu Copywriting?
Copywriting adalah teknik pemasaran dengan membuat materi berupa tulisan guna meningkatkan perhatian dan mengajak target audiens untuk lebih kenal dengan brand atau perusahaan. Copywriting ini sendiri tidak hanya diterapkan dalam dunia bisnis. Akan tetapi, lebih luas lagi, copywriting bisa diimplementasikan dalam dunia entertainment, penerbitan, jurnalisme, dan hingga perbankan.
Tujuan utama yang ingin dicapai dari penerapan teknik ini adalah bagaimana audiens bisa tertarik dan bertindak lebih jauh terhadap informasi yang disampaikan. Misalnya, Anda membuat materi copywriting untuk memasarkan produk X.
Nah, tujuan akhir Anda berarti mengajak audiens untuk membeli produk X yang dipromosikan. Tidak berhenti di situ saja, copywriting juga bisa berisikan informasi, trivia, dan sebagainya.
Jika dilihat sekilas, copywriting berfokus pada pembuatan tulisan yang bersifat persuasif. Lantas, apa bedanya copywriting dengan content writing?
Perbedaan terletak pada jumlah kata, media yang digunakan, dan tujuan penulisan. Jumlah kata pada copywriting umumnya tidak lebih dari 150 kata. Tujuannya agar audiens cepat memahami informasi apa yang ingin disampaikan.
Berbeda dengan content writer yang jumlah kata idealnya bisa berkisar 500 kata hingga 1000 kata. Banyaknya jumlah kata tersebut disebabkan karena informasi yang disampaikan lebih beragam.
Media yang digunakan untuk copywriting dan content writing umumnya pun berbeda. Biasanya, copywriting diimplementasikan pada media seperti sosial media dan pengiklanan. Sementara itu, content writing biasanya menggunakan media blog agar bisa menyampaikan informasi lebih banyak.
Namun, walaupun medianya berbeda, tidak menutup kemungkinan bahwa keduanya bisa digunakan bersamaan, ya! Penggunaan media tersebut tergantung kebutuhan Anda.
Jenis-jenis Copywriting
Copywriting juga ternyata dibagi ke dalam beberapa jenis dengan peruntukkan yang berbeda sesuai kebutuhan. Berikut adalah jenis copywriting dan contohnya:
1. SEO Copywriting
SEO copywriting adalah teknik penulisan yang fokus untuk menampilkan konten dalam mesin dan laman pencarian (contoh: Google). Jenis yang satu ini menggabungkan teknik SEO (search engine optimization) dan copywriting secara bersamaan agar menghasilkan audiens yang lebih tinggi lagi.
Hanya saja, SEO copywriting ini memang mengutamakan agar website atau nama perusahaan Anda bisa muncul di laman pertama dan mendapatkan ranking bagus dari mesin pencari. Jenis copywriting yang satu ini mengutamakan kekuatan keywords (kata kunci) berdasarkan kata yang paling banyak dicari audiens.
2. Marketing Copywriting
Sesuai dengan namanya, jenis marketing copywriting adalah teknik penulisan konten untuk memasarkan atau mempromosikan sebuah produk atau layanan. Jenis copywriting yang satu ini sangat cocok diterapkan bagi Anda yang bergerak di bidang penjualan.
Marketing copywriting ini juga bisa dikombinasikan dengan jenis-jenis lainnya, loh. Anda bisa menyelipkan informasi yang objektif terkait manfaat atau keuntungan dari produk bisnis Anda.
Misalnya, Anda menjual produk pelembab wajah untuk wanita. Nah, Anda dapat membuat copywriting yang berisikan informasi seputar manfaat pelembab bagi kulit wajah. Setelah itu, barulah Anda mempromosikan produk bisnis.
3. AIDA Copywriting
Jenis copywriting AIDA bisa dibilang sebagai jenis yang cukup efektif untuk mempromosikan produk atau mengenalkan brand Anda. Jenis yang satu ini menggabungkan teknik AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) dan teknik copywriting.
AIDA marketing sendiri memang bertujuan untuk membuat kesan pertama yang bagus dan menarik. Hal tersebut juga menjadi tujuan dalam copywriting. Dengan menerapkan konsep AIDA dalam copywriting, Anda sudah memenuhi kebutuhan untuk menarik perhatian audiens dan mengajak mereka untuk mengambil tindakan lebih lanjut.
4. Technical Copywriting
Umumnya, copywriting berperan untuk memberikan kesan pertama yang menarik. Namun, jenis yang satu ini berfungsi lebih dalam daripada itu.
Technical copywriting adalah teknik penulisan konten untuk memberikan informasi terkait cara kerja suatu produk atau layanan. Tujuan yang ingin dicapai dari technical copywriting adalah bagaimana audiens memahami penggunaan atau pengaplikasian sebuah produk melalui tulisan yang padat dan tidak bertele-tele.
5. Creative Copywriting
Creative copywriting adalah metode penulisan konten untuk meningkatkan engagement atau jumlah audiens. Jenis yang satu ini tidak selalu mengajak audiens untuk melakukan pembelian atau aktivitas penjualan lainnya.
Akan tetapi, creative copywriting bertujuan untuk membuat ciri khas atau keunikan tersendiri dibandingkan kompetitor lainnya. Dengan kata lain, Anda membangun brand awareness melalui creative copywriting.
Cara Membuat Copywriting untuk Pemasaran
Setelah memahami seputar copywriting pada pembahasan di atas, kini saatnya bagi Anda untuk mulai membuat copywriting untuk pemasaran melalui beberapa cara di bawah ini:
1. Pelajari Materi Produk atau Layanan
Cara membuat copywriting untuk pemasaran yang pertama adalah pastikan Anda sudah mempelajari materi produk atau layanan. Setiap produk bisnis tentunya memiliki manfaat dan tujuan yang berbeda.
Tidak hanya itu, jika Anda bekerja bersama klien, tentunya klien tersebut memiliki goals yang ingin dicapai melalui copywriting yang dibuat. Anda harus mengetahui keunikan produk/layanan tersebut, ciri khas brand, nilai atau visi yang ingin dibawa, dan materi lainnya.
2. Pahami Pasar, Tren, dan Kebutuhan Audiens
Akses yang serba digital mengakibatkan terjadinya perubahan pola audiens. Audiens yang lebih sering beraktivitas online perlu dipahami kebutuhannya. Tujuannya adalah agar Anda bisa mencapai audiens lebih tepat sasaran.
Anda perlu memahami kebutuhan apa yang sedang dicari audiens hingga tren apa yang sedang viral atau berlangsung. Anda bisa membuat konten tulisan copywriting menyesuaikan tren yang berlangsung agar lebih menarik perhatian audiens.
3. Ciptakan Rasa Penasaran dengan Headline yang Menarik
Goals utama dari pembuatan copywriting adalah bagaimana Anda bisa membuat headline yang menarik rasa penasaran audiens. Headline atau tajuk utama perlu diperhatikan sebaik mungkin karena kata/kalimat pertama yang dibaca menentukan tindakan audiens selanjutnya.
Anda bisa menggunakan bahasa gaul, campuran Bahasa Inggris dan bahasa asing, dan kalimat lainnya sesuai kebutuhan. Tujuannya agar Anda bisa menyesuaikan gaya komunikasi target audiens Anda.
Contoh Copywriting untuk Pemasaran
Agar Anda memiliki gambaran lebih jelas, berikut ada beberapa contoh copywriting untuk pemasaran yang digunakan oleh beberapa brand besar:
1. Contoh Copywriting Indomie
Sumber: Digitalskola.
2. Contoh Copywriting Blu by BCA Digital
Sumber: Blu by BCA Digital.
3. Contoh Copywriting Grab
Sumber: Grab.
Sekarang, Anda sudah lebih paham tentang copywriting, bukan? Implementasikan teknik copywriting pada perusahaan Anda guna tingkatkan penjualan dan menarik perhatian calon pelanggan.