Lompat ke konten

Brand Awareness: Pengertian, Tingkatan, dan Cara Membangunnya

brand awareness

Dalam pembahasan mengenai strategi pemasaran, Anda pasti sudah sering menemukan istilah brand awareness. Tapi, apakah yang dimaksud dengan brand awareness dan mengapa istilah ini penting dalam pemasaran? Simak pembahasan selengkapnya berikut ini. 

Apa Itu Brand Awareness? 

Brand awareness adalah istilah dalam dunia pemasaran yang menggambarkan seberapa baik sebuah brand dikenali oleh target konsumen brand tersebut. Dalam dunia pemasaran, brand awareness adalah hal yang penting, sebab konsumen cenderung akan membeli produk yang sudah dia kenali. 

Contoh brand awareness misalnya, masyarakat di Tulungagung, Jawa Timur cenderung mengenal ojek online sebagai “Grab” terlepas dari merk sebenarnya dari layanan ojek online tersebut. Ini artinya, brand awareness Grab di daerah ini terbilang tinggi. Hal ini karena layanan ojek online pertama yang diperkenalkan di daerah tersebut memang Grab. Akibatnya, ketika menginstall aplikasi ojek online, masyarakat daerah ini cenderung mengunduh aplikasi Grab yang notabene lebih dikenali. 

Selain kualitas sebuah produk dan jasa, brand awareness juga memiliki 6 komponen, yaitu logo, merk, tagline atau slogan, karakter, kemasan dan terkadang jingle iklan. Contohnya, ketika Anda melihat logo apel kroak warna silver, tentu Anda akan mengasosiasikannya dengan brand Apple. 

Pentingnya Brand Awareness dalam Pemasaran

1. Brand awareness terkait dengan kepercayaan konsumen

Dalam dunia digital saat ini, konsumen dapat dengan mudah melakukan riset terhadap suatu brand atau produk sebelum melakukan pembelian. Jika tingkat brand awareness produk atau perusahaan Anda tinggi, maka konsumen tidak perlu melakukan riset tersebut dan dapat secara langsung membeli produk perusahaan Anda tanpa basa basi. 

Contohnya, Anda pergi ke luar negeri dan pergi ke supermarket untuk membeli mie instan. Terdapat banyak pilihan mie instan di supermarket tersebut, salah satunya adalah Indomie. Tentunya sebagai konsumen, Anda akan membeli Indomie alih-alih membeli mie instan dari merk yang belum diketahui kualitas, rasa, dan kehalalannya. Hal ini karena Anda lebih familiar dengan merk tersebut. 

2. Brand awareness yang tinggi mempermudah pemasaran

Ketika tingkat kesadaran merk (brand awareness) produk atau perusahaan Anda mencapai level tertinggi,  konsumen akan mengasosiasikan nama produk tersebut dengan suatu kegiatan. Hal ini tentunya akan mempermudah pemasaran dari mulut ke mulut (word of mouth). 

Dalam contoh ojek online di Tulungagung di atas misalnya, akan ada banyak orang yang cenderung menggunakan kata Grab untuk ojek online, seperti “Tolong pesankan Grab” atau “Pulang naik Grab saja”. Padahal, bisa jadi Anda menggunakan Gojek atau Maxim atau layanan ojek online lainnya. Bagi orang yang baru pertama kali datang ke kabupaten ini, frekuensi penggunaan kata Grab sebagai pengganti ojek online tentu akan membuat mereka paham jika Grab adalah aplikasi ojol yang paling sering digunakan di kabupaten tersebut. 

3. Brand awareness membangun brand equity

Dilansir dari hubspot, brand equity adalah persepsi stakeholder (baik itu konsumen, investor, karyawan maupun pemerintah) terhadap sebuah merek atau perusahaan. Brand equity ini dapat diciptakan dengan mendorong adanya pengalaman positif saat bekerja sama atau menggunakan produk dan layanan brand tersebut. 

Brand equity yang baik dapat terwujud dalam beberapa hal, seperti harga saham yang meningkat, jumlah konsumen yang meningkat, turnover karyawan yang rendah dan masih banyak lainnya. 

Tingkatan Brand Awareness

1. Unaware brand

Tingkatan brand awareness yang paling rendah adalah unaware brand atau konsumen tidak mampu mengenali brand atau merek produk tersebut entah itu dari fisik kemasan dan logonya maupun dari kualitasnya. Meskipun terdengar buruk, hal ini wajar adanya, khususnya untuk perusahaan atau produk yang baru diluncurkan. 

2. Brand recall

Brand recall adalah tahapan brand awareness yang terjadi ketika konsumen mampu mengingat nama brand dengan cepat ketika mendengar kategori produk tertentu. Misalnya ketika perlu membeli tepung bumbu, maka konsumen dapat dengan cepat mengingat tepung bumbu dari merk terkenal, seperti Sajiku, Sasa, MamaSuka dan Kobe.

3. Brand recognition

Brand recognition terjadi ketika konsumen dapat mengenal suatu produk hanya dengan melihat, mendengar, merasakan atau mencium komponen brand awareness diatas.  Misalnya, ketika mendengar tagline #adaAqua? Maka Anda akan teringat dengan produk AMDK tersebut atau slogan “Apapun Makanannya, Minumnya Teh Botol Sosro”, maka otak Anda akan memutar iklan Teh Botol Sosro.

4. Top of Mind

Pada level top of mind, konsumen akan langsung mengasosiasikan suatu brand ketika mendengar industri atau bidang bisnis brand tersebut secara sekilas. Biasanya, brand yang masuk sebagai top of mind ini adalah market leader di bidang industrinya masing-masing. Misalnya untuk layanan pesan antar makanan online bisa dikenali sebagai berikut: hijau-hitam: Gofood, Hijau-putih: Grab Food, Orange: Shopee Food, Kuning: Maxim. 

5. Brand dominance

Brand dominance terjadi ketika konsumen hanya mengingat satu produk dalam industri tertentu.  Misalnya, industri AMDK dengan Aqua, mesin pencari (search engine) dengan Google, Teh kemasan dengan Teh Pucuk dan lain sebagainya. Tidak jarang, brand dominance ini memiliki dominasi pangsa pasar di industrinya, seperti Google yang menguasai 92% pangsa pasar mesin pencari. 

Cara Membangun Brand Awareness

1. Membuat logo, merk dan slogan yang mudah diingat

Logo, merk dan slogan memiliki peran penting dalam membuat nama brand Anda menempel di kepala konsumen. Contoh mudahnya adalah logo Indomart dan Alfamart yang sama-sama berbentuk kotak, berisi tulisan sederhana dengan memadukan 4 warna dasar, putih, merah, biru dan kuning meskipun dengan komposisi yang berbeda. Logo yang sederhana ini membuat gambar merk kedua minimarket tersebut dapat dengan mudah diingat oleh konsumen. 

2. Meningkatkan digital presence

Jaman sekarang, kehadiran sebuah merek di dunia digital (digital presence) itu penting untuk membangun kesadaran merek. Digital presence ini dapat ditingkatkan dengan berbagai cara, misalnya dengan micro influencer marketing, menggunakan strategi search engine optimization (SEO) hingga menggunakan iklan di media sosial. 

3. Viral marketing

Salah satu cara meningkatkan brand awareness dengan cepat adalah dengan viral marketing. Viral marketing ini dapat dilakukan dengan cara membuat konten offline maupun online yang unik, mudah dibagikan dan dapat melibatkan masyarakat. Misalnya adalah dance challenge yang sering dilakukan oleh idol Kpop sejak tahun 2020 merupakan salah satu upaya viral marketing untuk produk musik. Namun supaya bisa berefek jangka panjang, viral marketing ini harus diikuti dengan kualitas produk dan jasa yang baik.

4. Event marketing

Strategi brand awareness secara offline adalah dengan menggunakan event marketing, misalnya dengan menjadi sponsor berbagai kegiatan mahasiswa, menjadi bintang tamu dalam event-event tertentu, ikut bazaar, ikut job fair dan lain sebagainya.Strategi brand awareness secara offline juga dapat dilakukan dengan cara yang unik. Misalnya dengan memberikan banner toko gratis untuk mitra, memberikan cat gratis untuk mitra (seperti yang bisa Anda temukan di sepanjang jalan pantura), atau dengan memberikan stiker mobil berbayar kepada mitra, seperti yang dilakukan oleh perusahaan ojek online.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna merupakan salah satu finalist PKM-Kewirausahaan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional tahun 2016. Selama menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Chusna aktif mencari dan mengeksekusi ide bisnis yang menarik dan inovatif.View Author posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *