Boleh dibilang jika pekerja zaman sekarang relatif lebih selektif dalam memilih pekerjaan. Gaji dan tunjangan tidak lagi menjadi fasilitas kerja utama seorang pekerja memilih bekerja di suatu tempat. Tenaga kerja Indonesia kini juga mempertimbangkan faktor-faktor yang tidak bisa diukur dengan uang, salah satunya adalah lingkungan kerja.
Hal ini karena masyarakat mulai menyadari pentingnya kesehatan fisik dan mental dalam dunia kerja, sehingga seberapa besar pun gaji yang ditawarkan namun apabila lingkungan kerja di sebuah perusahaan kurang memadai, maka mereka tidak sungkan untuk memutuskan hubungan kerja atau bahkan tidak bekerja sama dengan perusahaan tersebut sama sekali.
Apa itu lingkungan kerja? Dan bagaimana faktor ini penting untuk menjaga kesetiaan karyawan? Simak selengkapnya berikut ini:
Apa itu Lingkungan Kerja?
Working environment atau lingkungan kerja adalah lingkungan di sekitar karyawan, baik itu fisik maupun non-fisik, yang dapat mempengaruhi kualitas kinerja karyawan tersebut. Lingkungan ini termasuk alat-alat kerja, sistem kerja, hingga relasi antar teman satu divisi juga termasuk hal ini.
Lingkungan kerja dapat mempengaruhi performa karyawan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Zhenjing dan kawan-kawan, a good working environment dapat meningkatkan komitmen kerja karyawan dan meningkatkan keinginan karyawan tersebut untuk mencapai target kinerja. Senada dengan penelitian Zhenjing, penelitian dari M.Tafique Tahir di industri keuangan di Pakistan juga menunjukkan kalau a good working environment, seperti potensi adanya promosi, pemberian beban kerja yang sesuai dengan kemampuan karyawan dapat meningkatkan produktivitas karyawan tersebut dan perusahaan secara keseluruhan.
Oleh karena itu, penting bagi sebuah perusahaan untuk memberikan lingkungan kerja yang baik bagi karyawannya. Apalagi di tengah gempuran sosial media seperti sekarang ini, pemberian lingkungan kerja yang kurang baik untuk karyawan dapat dengan cepat mengurangi kredibilitas perusahaan tersebut dimata stakeholder lain, entah itu Dinas Ketenagakerjaan maupun potential customer dan investor.
Jenis-Jenis Lingkungan Kerja
Secara garis besar, lingkungan kerja di sebuah perusahaan dapat terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Lingkungan fisik
Lingkungan fisik adalah benda atau alat-alat yang ada di sekitar sebuah kantor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan kantor tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa contoh lingkungan kerja fisik ini, seperti:
- Kualitas komputer atau laptop yang disediakan oleh perusahaan untuk kerja karyawan. Hal ini penting, khususnya untuk karyawan yang sering berinteraksi dengan komputer dan sistem di dalamnya. Contoh karyawan di bagian desain grafis. Jika laptop yang disediakan oleh perusahaan kurang memadai untuk desain, tentu kualitas desain yang dihasilkan juga menurun, begitu pula produktivitas karyawan.
- Lift kantor. Beberapa waktu lalu, media sosial Indonesia dihebohkan dengan kualitas lift kantor di sebuah gedung di Jakarta dan Bali yang bisa membahayakan nyawa. Dengan kualitas lift kantor seperti ini, tentu orang akan berpikir dua kali untuk melamar pekerjaan di perusahaan Anda.
- Kualitas ruangan yang disediakan oleh perusahaan untuk karyawan kerja. Kualitas ruangan ini termasuk kualitas AC, paparan cahaya matahari hingga desain ruangan yang memungkinkan karyawan untuk tidak mendengar hiruk pikuk yang terjadi di luar gedung kantor.
2. Lingkungan non-fisik
Lingkungan non-fisik juga sama pentingnya bagi calon karyawan untuk memilih perusahaan tempat mereka bekerja. Sederhananya, tentu calon karyawan potensial akan menghindari perusahaan yang memiliki bos atau atasan yang terkenal toxic bukan? Dalam hal ini, berikut beberapa contoh lingkungan kerja non-fisik yang perlu dibangun dan dipelihara oleh perusahaan:
- Corporate culture (budaya kinerja). Corporate culture atau budaya kinerja adalah nilai-nilai yang dipegang oleh manajemen perusahaan secara sadar maupun tidak sadar dalam perusahaan tersebut. Contohnya adalah senioritas atau kebiasaan perusahaan dalam menangani karyawan yang sedang berhalangan kerja.
- Team bonding. Interaksi antara teman-teman satu divisi dan dengan divisi yang lain adalah suatu hal yang penting dalam lingkungan kerja. Sederhananya, ketika Anda memiliki teman-teman kerja yang asyik, tentunya akan lebih berat untuk Anda meninggalkan perusahaan tersebut, bukan?
- Kapabilitas perusahaan untuk menyediakan fasilitas pengembangan diri karyawan. Karyawan yang memiliki growth mindset tentunya ingin bekerja di perusahaan yang dapat memfasilitasi pengembangan skill dan pengetahuan yang mereka miliki. Perusahaan dapat melakukan hal ini dengan berbagai cara, seperti menyelenggarakan pelatihan tahunan, konferensi khusus hingga memberikan beasiswa studi untuk karyawan yang berprestasi.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja
1. Desain dan fasilitas kantor
Meskipun tampak sederhana, namun tidak dapat dipungkiri kalau desain dan fasilitas kantor dapat mempengaruhi iklim working environment di kantor tersebut. Desain dan fasilitas ini, seperti kualitas air conditioner (AC), kualitas pencahayaan matahari, fasilitas transportasi antar lantai seperti lift atau eskalator dan lain sebagainya.
Katakanlah misalnya, kantor Anda memiliki AC yang selalu bocor, tentunya karyawan Anda tidak bisa bekerja dengan nyaman apalagi di tengah cuaca panas seperti saat ini. Kalau karyawan tidak bisa bekerja dengan nyaman, tentunya tingkat produktivitas mereka juga akan menurun.
2. Nilai-nilai serta visi misi yang dianut oleh perusahaan
Nilai dan visi misi ini nantinya akan membangun non-physical working environment perusahaan. Misalnya mengenai bagaimana perusahaan tersebut menangani karyawan yang berhalangan kerja atau menangani karyawan yang menjadi whistleblower.
Nilai dan visi misi ini umumnya tidak bisa serta merta didapatkan oleh calon karyawan di website perusahaan tersebut, tetapi calon karyawan tersebut seringkali harus melakukan in-depth research untuk mengetahui lingkungan kerja perusahaan yang sebenarnya.
3. Komitmen perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif untuk karyawannya
Faktor ketiga adalah komitmen perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif untuk karyawannya. Hal ini termasuk langkah perusahaan untuk menginisiasi interaksi antara karyawan berbeda divisi, hingga fasilitas-fasilitas lain yang memungkinkan karyawan untuk membangun hubungan sosial di kantor tersebut. Misalnya, dengan menyelenggarakan outing day setiap setahun sekali atau menyediakan komunitas olahraga untuk membangun interaksi antar karyawan dan lain sebagainya.
Tentunya tidak ada kantor yang memiliki semua nilai plus atau ideal dimata semua karyawan. Setiap perusahaan tentunya memiliki nilai plus dan minus dalam menyediakan lingkungan kerja terbaik untuk karyawannya. Namun demikian, hal ini bukan berarti perusahaan tersebut bisa berhenti untuk mengusahakan hal terbaik. Karena karyawan juga akan memberikan yang terbaik untuk perusahaan yang memberikan yang terbaik untuk mereka.