Lompat ke konten

Manajemen Risiko: Pengertian dan Manfaatnya dalam Perusahaan

Laptop terbuka dengan layar bertuliskan "RISK MANAGEMENT" (Manajemen Risiko).

Ketika menjalankan sebuah bisnis, segala aktivitas yang beroperasi di dalamnya tidak lepas dari adanya risiko. Dalam hal ini, risiko berarti suatu hal yang tidak diinginkan terjadi. Risiko bisa berbentuk banyak hal, seperti penurunan pendapatan, kesejahteraan karyawan, hingga kebangkrutan. 

Itulah mengapa sebuah perusahaan perlu memiliki dan mengimplementasikan manajemen risiko dalam beroperasi. Tujuannya tentu untuk meminimalisasi hal buruk yang mungkin akan terjadi. 

Artikel berikut ini akan menyajikan informasi seputar manajemen risiko mulai dari pengertian, manfaat, proses, hingga contoh penerapannya. Mari simak informasi lebih lengkapnya pada penjelasan di bawah ini!

Pengertian Manajemen Risiko

Manajemen risiko atau risk management adalah sebuah kebijakan atau rencana yang dibuat untuk mengurangi atau meminimalisasi kerugian akibat suatu peristiwa buruk yang tidak diinginkan. Sederhananya, tindakan ini direncanakan guna memiliki gambaran lengkap tentang suatu hal yang mungkin bisa terjadi di masa mendatang.

Suatu hal tersebut bisa berupa perubahan regulasi atau peraturan pemerintah, perubahan pasar, perubahan ekonomi dan kebijakannya, dan masih banyak lagi. Hal-hal tersebut tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi. Namun, Anda bisa membuat gambaran tentang kemungkinan perubahan sesuai bidang bisnis Anda bergerak.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa manajemen risiko adalah tindakan mengawasi, mengelola, mengevaluasi, dan mengambil keputusan atas risiko yang akan merugikan bisnis.  

Manfaat Manajemen Risiko dalam Perusahaan

Memiliki manajemen risiko perusahaan yang baik dan efektif akan berikan sejumlah manfaat bagi keberlangsungan operasional bisnis seperti yang bisa dilihat pada penjelasan di bawah ini: 

1. Minimalisasi Kerugian Bisnis

Tujuan utama penerapan manajemen risiko pastinya adalah untuk mengurangi dampak kerugian bisnis. Ketika Anda sudah memiliki gambaran tentang kemungkinan peristiwa yang akan terjadi, Anda sudah memiliki ‘senjata’ untuk mengatasinya.

Selain itu, adanya manajemen risiko perusahaan ini juga bisa meminimalisasi kerugian yang akan dirasakan oleh pihak-pihak luar yang terlibat. Misalnya, vendor, supplier, investor, dan lain sebagainya. Dengan begitu, seluruh pihak internal dan eksternal yang terlibat dalam bisnis bisa segera menerapkan langkah preventif untuk mencegah kerugian yang lebih besar. 

2. Dasar Pengambilan Keputusan secara Cepat dan Bijak

Secara tidak langsung, risk management berperan sebagai upaya mitigasi guna Anda bisa mengambil keputusan dengan cepat dan bijak. Keputusan yang diambil akan memberikan rasa percaya dan aman bagi stakeholder ataupun internal perusahaan. 

Rasa kepercayaan tersebut akan memberikan nilai lebih tersendiri bagi perusahaan yang berdampak pada pertumbuhan bisnis yang lebih besar. Hal ini bisa terjadi karena perusahaan Anda akan dinilai bisa melakukan riset dan penilaian terhadap suatu risiko yang kemungkinan akan terjadi. 

3. Tingkatkan Potensi Mewujudkan Tujuan Perusahaan 

Sebagai pemilik perusahaan, pastinya Anda tidak ingin bisnis berjalan dengan ketidakpastian, bukan? Namun, ketidakpastian terhadap suatu risiko tidaklah dapat diprediksi sehingga harus menerapkan manajemen risiko guna mengurangi dampak buruknya.

Dengan penerapan manajemen risiko tersebut, tujuan perusahaan bisa tercapai lebih maksimal dan optimal. Tujuan di sini berkaitan dengan visi dan misi bisnis yang sudah dibuat sedemikian rupa untuk menghasilkan keuntungan. 

Tipe-tipe Manajemen Risiko

Dalam penerapan manajemen risiko, ada beberapa tipe risiko yang umum dialami dan diimplementasikan oleh perusahaan, yaitu: 

1. Manajemen Risiko Pasar

Keadaan pasar yang terus berubah mengharuskan Anda membuat skema manajemen risiko yang tepat. Perubahan pasar di sini berkaitan dengan perubahan tren, naik turunnya harga pasar, hingga naik turunnya permintaan dan penawaran pasar.

Perubahan tersebut tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi. Terlebih lagi apabila Anda mengandalkan biaya operasional dari investasi. Harga dan nilai investasi yang naik turun akan sangat berpengaruh pada operasional perusahaan. 

Maka dari itu, tugas risk management di sini adalah melakukan riset, menilai, dan mengevaluasi keadaan pasar yang bersifat fluktuatif. Caranya adalah dengan diversifikasi portofolio, penyesuaian harga, penyesuaian tren, dan lain sebagainya disesuaikan dengan kebutuhan pasar. 

2. Manajemen Risiko Finansial

Risiko finansial menjadi salah satu hal yang sangat penting dan berpengaruh terhadap operasional perusahaan. Pasalnya, perubahan suku bunga, naik turunnya nilai aset, hingga keadaan ekonomi negara yang tidak menentu akan sangat memengaruhi pendapatan bisnis. 

Manajemen risiko finansial ini perlu diimplementasikan guna tetap bisa memenuhi kewajiban, seperti pembayaran hutang bank, pembayaran gaji karyawan, mempertahankan aset, dan sebagainya. Tugas risk management di sini adalah melindungi aset, mengelola perputaran keuangan perusahaan, hingga menjaga kestabilan uang. 

3. Manajemen Risiko Operasional 

Tipe manajemen risiko yang satu ini berkaitan dengan efektivitas produktivitas perusahaan. Sebuah bisnis tidak akan berjalan tanpa adanya sistem dan sumber daya manusia.

Permasalahan yang umum dan sering terjadi dalam operasional adalah kerusakan sistem, perubahan peraturan, tingkat kesejahteraan karyawan, hingga kondusifitas lingkungan kerja. Maka dari itu, Anda perlu membangun kontrol internal yang kuat agar operasional bisnis bisa berjalan optimal. 

Proses Manajemen Risiko

Setelah memahami tujuan, manfaat, hingga tipe-tipe risk management, kini saatnya bagi Anda untuk menerapkan tahap manajemen risiko. Berikut adalah proses yang harus dilalui: 

1. Identifikasi

Tahap manajemen risiko yang pertama adalah melakukan identifikasi terhadap kemungkinan risiko yang akan terjadi. Pada tahap ini, Anda bisa membuat skema serta mendaftar segala risiko pada berbagai aspek baik secara internal maupun eksternal.

Aspek tersebut bisa berupa perubahan peraturan pemerintah, perubahan teknologi, sumber daya manusia, hingga keuangan. 

2. Analisis

Setelah mendata dan mengidentifikasi risiko, Anda perlu menganalisis kemungkinan (probabilitas) terjadinya risiko tersebut. Dalam analisis ini, Anda juga perlu membuat rancangan dampak yang akan dirasakan apabila risiko tersebut terjadi. 

3. Evaluasi

Risiko yang sudah diidentifikasi dan dianalisis kemudian dievaluasi untuk menentukan kategori. Kategori di sini berkaitan dengan tinggi rendahnya risiko yang akan dihadapi. 

Anda bisa membuat kategori risiko rendah, sedang, hingga tinggi. Semakin tinggi risikonya, berarti tindakan yang diambil haruslah cepat dan bijak. Dengan kata lain, risiko tinggi tersebut bisa dimasukkan ke dalam urutan pertama skala prioritas. 

4. Penanganan Risiko

Setelah mengelompokkan risiko berdasarkan kepentingannya, Anda harus membuat rencana penanganan yang akan dilakukan ketika permasalahan tersebut terjadi. Tujuannya adalah untuk mengurangi dampak kerugian yang lebih besar di kemudian hari. 

5. Implementasi

Rencana penanganan yang sudah dibuat kemudian diimplementasikan ketika risiko tersebut terjadi atau akan terjadi. Perubahan kebijakan, perubahan peraturan, atau keputusan lain yang sudah dibuat harus dilaksanakan guna menghindari dampak yang lebih buruk lagi. 

6. Pemantauan, Tinjauan, dan Konsultasi

Terakhir, risk management yang sudah dibuat tidak hanya didiamkan begitu saja tanpa mengalami perubahan. Anda perlu memantau, meninjau, dan mengonsultasikannya dengan pihak-pihak terkait apabila ada perubahan dalam skema yang dibuat. Dengan begitu, kondisi bisnis akan lebih kondusif dan tetap berjalan dengan optimal. 

Contoh Manajemen Risiko

Agar Anda memiliki gambaran lebih jelas, berikut ada contoh penerapan manajemen risiko pada sebuah perusahaan B yang bergerak di bidang logistik dan pengiriman.

Perusahaan B adalah perusahaan logistik besar yang menyediakan layanan pengiriman barang nasionall. Perusahaan ini memiliki jaringan global dan melayani berbagai jenis industri, seperti manufaktur, e-commerce, dan masih banyak lagi.

Tim manajemen risiko perusahaan B mengidentifikasi bahwa keterlambatan pengiriman adalah risiko yang signifikan bagi perusahaan. Keterlambatan dapat mengakibatkan turunnya kepercayaan klien, biaya tambahan untuk keterlambatan barang, hingga kerugian akibat penalti keterlambatan pengiriman. Risiko ini bisa terjadi karena berbagai alasan, seperti cuaca buruk, kerusakan kendaraan yang digunakan untuk pengiriman, hingga kesalahan internal. 

Sebagai langkah preventif, perusahaan B membuat skema manajemen risiko di mana mereka menyediakan pelatihan reguler mengenai prosedur darurat dan pencegahan keterlambatan bagi seluruh karyawan. Selain itu, mereka juga membuat dan mengintegrasikan sistem pengiriman yang lebih mumpuni dengan teknologi tertentu. 

Demikianlah informasi seputar manajemen risiko yang bisa diimplementasikan dalam perusahaan. Sangat penting bagi sebuah perusahaan untuk memiliki risk management yang baik guna menghindari kerugian atau dampak buruk yang lebih besar di masa mendatang.

Lusita Amelia

Lusita Amelia

Lusita adalah penulis artikel profesional yang mampu menyajikan informasi yang relevan dan berguna bagi pembaca pada topik bisnis.View Author posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *