Lompat ke konten

Peluang Bisnis Bimbel

Peluang Bisnis Bimbel

Tahun 2024 dibuka dengan berita tutupnya salah satu perusahaan startup pendidikan (edtech) terbesar di Indonesia, Zenius. Dilansir dari Bloomberg, sejauh ini penyebab tutupnya perusahaan yang telah berdiri selama 20 tahun tersebut masih belum pasti. Namun banyak pihak yang meyakini bahwa  peluang bisnis bimbingan belajar baik online maupun offline masih terbuka lebar di Indonesia. 

Dengan jumlah penduduk lebih dari 275 juta pada tahun 2022 (Katadata), demografi masyarakat Indonesia didominasi oleh generasi muda. Tercatat 133,28 juta masyarakat Indonesia adalah masyarakat dengan usia 5-35 tahun. Maka tidak heran peluang bisnis bimbingan belajar untuk anak SD sampai tenaga kerja masih terbuka lebar. 

Peluang Bisnis Bimbel

1. Pangsa pasar luas

Tidak hanya untuk anak SD, bisnis bimbingan belajar juga bisa menargetkan orang dewasa dengan keperluan tertentu. Misalnya, bimbingan belajar mengendarai mobil atau bimbingan belajar persiapan tes CPNS dan UTBK (untuk anak SMA). 

Selain itu, Anda juga bisa mengambil ceruk pasar untuk skill tertentu saja, seperti bimbingan belajar Bahasa Inggris atau bimbingan belajar tes TPS BAPPENAS (biasanya untuk persiapan tes CPNS atau beasiswa). 

2. Dibutuhkan oleh masyarakat

Saat ini, jasa bimbingan belajar sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Hal ini karena beberapa faktor, seperti:

  1. Orang tua anak tidak memiliki waktu yang cukup untuk menemani dan mengajari anak belajar. 
  2. Kalaupun waktu yang dimiliki oleh orang tua mencukupi, mereka tidak bisa mengajari anak mereka karena mata pelajaran yang dipelajari di sekolah saat ini terbilang lebih sulit dibandingkan saat mereka sekolah dahulu. 
  3. Persaingan di dunia pendidikan dan dunia kerja yang semakin ketat. Hal ini memaksa generasi muda Indonesia untuk meningkatkan skill mereka. 

3. Bisa dilakukan di rumah

Bisnis bimbingan belajar adalah salah satu bisnis yang bisa dikerjakan di rumah. Sebagai pebisnis, yang Anda butuhkan hanyalah penguasaan materi pelajaran, ruang untuk tempat belajar dan fasilitas pembelajaran seperti papan tulis dan meja. 

Tidak hanya itu, usaha bimbel juga merupakan usaha yang cocok untuk ibu rumah tangga. Sebab biasanya, bimbel hanya dilaksanakan 1-1,5 jam per hari dan jadwalnya bisa diatur sendiri oleh pengelola bisnis ini. Dengan demikian, ibu rumah tangga bisa mengelola bisnis ini sambil tetap mengerjakan pekerjaan rumah dan mengawasi si kecil bermain. 

4. Modal yang dibutuhkan cukup terjangkau

Karena hanya membutuhkan perlengkapan yang relatif sederhana dan dapat ditemukan di rumah, modal yang dibutuhkan juga relatif terjangkau. Modal tentunya akan semakin rendah apabila Anda tidak mencetak modul sendiri, melainkan hanya mengikuti mata pelajaran yang ada di kelas. 

5. Margin keuntungan besar

Boleh dikatakan kalau margin keuntungan bisnis ini cukup besar. Dalam contoh dibawah disebutkan bahwa dari pendapatan sebesar Rp1.440.000, ada Rp1.140.000 yang bisa menjadi laba. Ini artinya, profit margin bisnis ini bisa mencapai 80%. Tentunya jika Anda tidak menggunakan jasa tentor tambahan. 

Laba ini bisa Anda atur untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bisa juga untuk diinvestasikan lagi supaya bisnis Anda ini bisa berkembang lebih luas. 

Tantangan Bisnis Bimbel

Sebagaimana bisnis lainnya, usaha bimbel juga memiliki tantangan dan risiko. Berikut ini beberapa diantaranya:

1. Tingkat persaingan tinggi

Karena dapat dibuka dengan mudah, persaingan bisnis bimbingan belajar juga tinggi. Hal ini berlaku untuk bisnis bimbingan belajar offline maupun online. Akibatnya, sebagai pebisnis, Anda harus pandai-pandai menentukan strategi operasional dan pemasaran supaya bisnis Anda lebih menonjol dibandingkan dengan bisnis serupa. 

2. Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda

Tantangan lainnya adalah, sebagai guru bimbingan belajar, Anda harus bisa menyesuaikan diri dengan kemampuan masing-masing murid. Tidak hanya menyesuaikan modul pembelajaran, tidak jarang Anda juga harus menyesuaikan cara belajar dan emosi Anda ketika mengajar, khususnya jika Anda mengajar anak TK dan SD. 

Oleh karena itu, tidak disarankan untuk membuka kelas les dengan lebih dari 10 peserta ajar. Tujuannya adalah supaya guru dapat mengetahui kebutuhan masing-masing siswa, sehingga proses belajar mengajar jadi lebih efektif. 

3. Perubahan kurikulum

Supaya tetap relevan dengan sistem pendidikan yang berlaku, pelaku bisnis bimbingan belajar juga harus update dengan perubahan kurikulum dan sistem pendidikan di Indonesia. Sebab, tidak jarang perubahan kurikulum ini akan berdampak signifikan terhadap materi yang akan diajarkan. 

Misalnya untuk tes UTBK (dulu SBMPTN). Sejak tahun 2023 lalu, tes ini berganti nama menjadi UTBK SNBT dan meniadakan Tes Kemampuan Akademik (TKA). Struktur pertanyaan pada subtes lainnya juga diubah, sehingga mau tidak mau lembaga bimbingan belajar yang membuka bimbingan untuk tes UTBK harus menyesuaikan materi pembelajarannya. 

Perkiraan Modal dan Biaya Operasional Bisnis Bimbel

Berikut ini contoh perkiraan modal, biaya dan pendapatan operasional bisnis bimbingan belajar untuk 1 kelas berisi 6 orang siswa. 

Perkiraan Modal

KeteranganJumlahHargaTotal
Papan Tulis 60 cm * 90 cm1158.000158.000
Meja Belajar Kayu660.000360.000
Perlengkapan mengajar1300.000300.000
Modul bahan ajar650.000300.000
Perlengkapan administrasi1150.000150.000
Lemari plastik untuk menyimpan berkas1300.000300.000
Biaya pemasaran1300.000300.000

Biaya operasional

Apabila Anda tidak mempekerjakan tentor tambahan, maka biaya operasional yang akan Anda keluarkan setiap bulannya kurang lebih Rp300.000 dengan rincian:

Biaya listrik = Rp100.000. 

Biaya lain-lain, seperti untuk membeli tinta spidol, mencetak soal ujian dan rapor = Rp200.000

Perkiraan pendapatan

Skema biaya les lembaga bimbingan belajar berbeda-beda. Ada yang ditetapkan setiap bulan, tetapi ada juga yang diterapkan setiap pertemuan. Misalnya, Anda menentukan bahwa biaya les dihitung setiap pertemuan dengan biaya Rp30.000 per pertemuan per siswa dan setiap bulannya ada 8 kali pertemuan. Apabila Anda mengajar 6 siswa di atas saja, maka pendapatan Anda setiap bulannya adalah sebesar:

Pendapatan = Rp30.000 x 6 x 8 =  Rp1.440.000. 

Maka, laba yang Anda peroleh adalah =

Laba = Pendapatan – Biaya operasional = Rp1.440.000 – Rp300.000 = Rp1.140.000. 

Dengan demikian, bisnis Anda bisa balik modal hanya dalam waktu 1,5 bulan saja. Namun perlu Anda ingat bahwasanya, pendapatan usaha Anda akan lebih besar apabila Anda mendapatkan lebih banyak siswa atau membuka kelas private, begitu pula dengan biaya operasional akan lebih besar jika Anda mempekerjakan guru tambahan. 

Selain itu, harga les untuk masyarakat yang tinggal di kota tentu akan berbeda dengan biaya les yang bisa Anda terapkan untuk masyarakat desa. Umumnya, harga les untuk masyarakat desa akan lebih terjangkau.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna merupakan salah satu finalist PKM-Kewirausahaan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional tahun 2016. Selama menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Chusna aktif mencari dan mengeksekusi ide bisnis yang menarik dan inovatif.View Author posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *