Lompat ke konten

Perbedaan Reseller dan Dropship serta Cara Kerjanya

Perbedaan reseller dan dropship

Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah reseller dan dropship. Kedua istilah itu sering digunakan dalam dunia bisnis. Menjadi reseller dan dropship sama-sama bisa mendatangkan rezeki. Bahkan bisa digunakan memenuhi kebutuhan Anda.

Eits tetapi, apakah Anda mengetahui perbedaan antara kedua istilah? Jika belum Anda bisa simak artikel ini supaya tidak salah pilih. Berikut perbedaan reseller dan dropship serta cara kerjanya!

Pengertian Reseller dan Dropship

Reseller adalah individu atau bisnis yang membeli produk dari pemasok atau produsen kemudian menjualnya kembali ke konsumen. Reseller berfungsi sebagai perantara, yang menghubungkan penawaran produk dengan permintaan pasar yang ada.

Biasanya seorang reseller akan membeli terlebih dahulu barang yang hendak ia jual, kemudian baru menyusun strategi promosi agar barang dapat terjual. Reseller memang membutuhkan modal awal. Apabila produk tidak terjual, maka reseller lah yang menanggung kerugian tersebut.

Sementara itu, dropship adalah sistem dimana seseorang menjualkan suatu produk dari produsen tanpa menyetok barang. Biasanya, dropship tidak membutuhkan modal, Anda diperbolehkan untuk membayar pesanan setelah konsumen membayarnya. Selisih harga yang anda terapkan ke konsumen dan pembelian di toko adalah keuntungan yang bisa Anda dapatkan. 

Perbedaan Reseller dan Dropship

Kini Anda sudah memahami pengertian antara kedua istilah dalam bisnis. Hingga saat ini, Anda mungkin masih bertanya-tanya apakah perbedaan reseller dan dropship. Tanpa berlama-lama berikut perbedaan antara kedua istilah di atas.

1. Inventaris 

Perbedaan reseller dan dropship yang pertama adalah pada inventaris. Sempat disinggung sebelumnya, seorang reseller biasanya akan menyetok atau menginventarisir barangnya sendiri. Ia yang akan membeli barang-barang yang memang dibutuhkan pasar untuk dikumpulkan di tempat usahanya.

Sementara itu, seorang dropshipper tidak harus melakukan hal tersebut. Ia tidak perlu menyetok atau menginventaris barang apapun, sebab yang akan mengirim adalah produsen langsung ke konsumen. Dari situ sudah terlihat perbedaan antara reseller dan dropship

2. Perbedaan Reseller dan Dropship pada Cara kerja 

Selanjutnya, perbedaan reseller dan dropship juga terdapat pada cara kerja. Cara kerja reseller adalah mencari supplier, membeli terlebih dahulu barang yang hendak dijual, kemudian menjualnya kembali kepada konsumen. Reseller yang akan membuat konten promosi, membuat diskon, melakukan kesepakatan dengan konsumen, mengirim dan lain sebagainya. 

Sementara dropship cara kerjanya adalah Anda mempromosikan produk yang hendak dijual, jika ada yang membeli Anda bisa mengkomunikasikannya dengan pihak produsen. Pihak produsen lah yang akan mengurus pengiriman, pembayaran dan lain sebagainya. 

3. Teknis pengiriman

Perbedaan reseller dan dropship selanjutnya terletak pada teknik pengiriman barang. Apabila barang yang dijual harus dikirimkan, sebagai reseller maka Anda lah yang akan melakukannya. Mulai dari mengemas produk, membeli label, mencetak resi hingga mengantarkannya ke ekspedisi.

Jika Anda dropship, maka Anda tidak perlu melakukan hal tersebut. Hanya tinggal mengkomunikasikannya dengan produsen. Setelah itu, mulai dari pengemasan, dan lain sebagainya diurus produsen. 

4. Kendali atas produk 

Seorang dropshipper tidak memiliki kendali atas suatu produk. Kalau pun Anda melakukan promosi, maka materi promosi berasal dari pemasok. Baik itu gambar, slogan, dan lain sebagainya. Anda juga tidak berhak untuk memberi potongan harga jika dari pemasok tidak melakukannya. 

Sementara reseller bebas melakukan apa saja pada produk, kendali atas produk penuh. Bahkan misalnya Anda hendak menciptakan brand sendiri, atas sudah ada kesepakatan maka itu diperbolehkan saja. Anda bebas membuat konten promosi, memberikan diskon, dan lain sebagainya. 

6. Tanggung Jawab terhadap Konsumen

Perbedaan lainya adalah tanggung jawab terhadap konsumen. Reseller bertanggung jawab penuh atas berbagai pertanyaan, masukan, kritik, dan saran. Komunikasi dua arah berjalan antara reseller dan konsumen. 

Sementara dropship, Anda hanya perlu mengirimkan link saja, kemudian tanggung jawab terhadap konsumen diambil alih oleh pemasok. Semuanya dari mulai pertanyaan mengenai produk, masukan, hingga saran semua mereka yang urus, Anda tinggal terima beres saja. 

7. Kebutuhan modal 

Terakhir, adanya perbedaan reseller dan dropship pada modal yang dibutuhkan. Reseller harus memiliki stok barang, semakin banyak ia menyetok barang maka semakin banyak modal yang dibutuhkan. Namun itu kembali lagi kepada modal masing-masing.

Sementara, dropship tidak perlu inventaris. Modal yang dibutuhkan adalah perangkat yang mendukung dalam proses promosi. Sehingga orang-orang menjadi tertarik membeli produk Anda. 

Kelebihan Sistem Reseller

Apabila dibandingkan dengan dropship, apa sih sebenarnya kelebihan dari sistem reseller. Simak selengkapnya berikut ini!

1. Bebas mengambil keuntungan 

Keuntungan sistem reseller adalah Anda bebas mark up harga sesuai dengan keinginan. Apalagi jika barang tersebut masih langka di daerah tempat Anda tinggal, maka Anda bisa mengambil keuntungan lebih banyak. 

Tentu dengan tetap memperhatikan harga reseller lain supaya bisa bersaing. Anda juga berhak memberikan diskon jika pembeli melakukan pembelian dalam jumlah banyak. Hal ini tentu menyenangkan untuk konsumen. 

2. Mengembangkan jiwa bisnis dan kreativitas 

Reseller mengatur semua dan menjalankan operasional bisnis. Dengan begitu, Anda juga bisa sekaligus mengembangkan jiwa bisnis dan kreativitas. Ini bisa dijadikan ajang latihan sebelum Anda benar-benar menciptakan produk milik sendiri. Anda bisa mempelajari bagaimana bisnis berjalan, cara promosi yang baik dan serba-serbi bisnis lainnya. 

Kreativitas Anda benar-benar diuji, bagaimana Anda bisa mempromosikan produk supaya cepat terjual habis. Sebab jika tidak terjual, maka kerugian adalah tanggung jawab Anda. Uang modal yang dikeluarkan hilang. 

3. Berpotensi memiliki bisnis besar

Apabila Anda tekun dalam menjalankan sistem ini maka dengan mudah Anda menjadikannya bisnis besar. Memiliki banyak pelanggan dan berhasil menjalankannya. Sudah banyak orang yang berhasil menjadi reseller produk. 

Kelebihan Sistem Dropship

Tak hanya reseller saja, dropship juga memiliki kelebihan. Berikut kelebihan dropship yang wajib Anda tahu!

1. Tidak perlu modal awal besar

Karena tidak perlu melakukan inventaris barang, maka Anda juga tidak perlu mengeluarkan modal untuk stok. Seperti yang sudah dijelaskan, Anda mungkin perlu menyiapkan modal berupa perangkat serta ilmu yang dapat mendukung proses promosi produk

2. Tidak repot dan menghabiskan banyak waktu 

kelebihan lainnya adalah Anda tidak perlu repot, tidak perlu memikirkan pengiriman barang, dan bertanggung jawab atas masukan atau pun pertanyaan konsumen. Tidak juga menghabiskan banyak waktu untuk mengurus pengemasan, mengirimnya ke ekspedisi dan lain sebagainya. 

3. Bisa dikerjakan sambil mengerjakan pekerjaan utama lainnya 

Terakhir, kelebihan sistem dropship ini adalah Anda bisa mengerjakannya sambil mengerjakan pekerjaan utama lainnya. Karena pekerjaan satu ini tidak membutuhkan banyak waktu dan tidak terlalu repot. Pekerjaan ini bisa dijadikan sebagai pekerjaan tambahan yang tetap menghasilkan cuan.

Nah, berikut di atas merupakan perbedaan reseller dan dropship serta cara kerjanya. Kini Anda tidak akan salah pilih lagi. Ingin berbisnis namun belum bisa membuat produk, maka kedua sistem ini pilihannya, sesuaikan saja dengan karakteristik diri Anda masing-masing. Selamat mencoba!

Clean Qurrota Ayun

Clean Qurrota Ayun

Clean Qurrota Ayun adalah mahasiswa ekonomi tingkat akhir di UPN Veteran Yogyakarta yang tertarik menulis dengan tema ekonomi dan finansial.View Author posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *