Lompat ke konten

Supply Chain Management: Pengertian, Tujuan, Fungsi, dan Cara Kerjanya

supply chain management

Persaingan bisnis perusahaan saat ini semakin ketat. Tak heran banyak perusahaan berlomba-lomba untuk menerapkan kecanggihan dalam berbagai bidang bisnis, salah satunya dalam rantai pasokan.

Supply Chain Management adalah bidang yang penting dalam pengelolaan rantai pasok. Apa tujuannya? Apa fungsinya? Bagaimana cara kerjanya? Selengkapnya penjelasan lengkap mengenai Supply Chain Management bisa Anda pahami berikut ini!

Apa Itu Supply Chain Management?

Supply Chain Management (SCM) atau yang juga disebut manajemen rantai pasokan makanan adalah pendekatan terintegrasi untuk perencanaan, pengendalian, dan pengelolaan aliran barang, informasi, dan layanan dari titik awal produksi hingga konsumen akhir. 

Michael Porter, seorang ahli strategi bisnis terkenal, memperkenalkan konsep “value chain” yang menyeluruh, yang melibatkan penciptaan nilai dalam setiap tahap proses bisnis, termasuk dalam rantai pasok. Ahli lain, seperti Martin Christopher, menekankan pentingnya kolaborasi dan integrasi antar perusahaan dalam rantai pasok untuk mencapai keunggulan bersama.

SCM melibatkan koordinasi antara berbagai tahap dalam rantai pasok, termasuk pemasok, produsen, distributor, pengecer, dan pelanggan. Tujuan utama dari SCM adalah untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan meningkatkan respons terhadap perubahan permintaan pasar. Dengan mengoptimalkan rantai pasok, perusahaan dapat meningkatkan visibilitasnya terhadap inventaris, mengurangi waktu siklus produk, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

SCM mencakup sejumlah aktivitas, mulai dari perencanaan persediaan dan manajemen risiko hingga pengendalian kualitas dan transportasi. Teknologi informasi juga memainkan peran kunci dalam SCM dengan menyediakan platform untuk berbagi data secara real-time, mengoptimalkan proses, dan memungkinkan kolaborasi yang lebih baik antara berbagai mitra dalam rantai pasok. Dengan memahami dan mengelola setiap elemen dalam rantai pasok dengan baik, perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif melalui peningkatan efisiensi operasional dan kepuasan pelanggan.

Tujuan Supply Chain Management

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, tujuan utama dari Supply Chain Management (SCM) adalah meningkatkan kinerja rantai pasok secara keseluruhan dengan mengoptimalkan proses-proses yang terlibat. Sementara itu, berikut adalah beberapa tujuan lain dari  SCM. 

1. Efisiensi Operasional

Tujuan SCM salah satunya adalah mengefisiensi operasional perusahaan. Meningkatkan efisiensi dalam seluruh rantai pasok dengan menghilangkan pemborosan, mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan pengelolaan persediaan.

2. Responsibilitas dan Fleksibilitas

Selain itu, manajemen rantai pasokan juga meningkatkan responsibilitas dan fleksibilitas. SCM menghasilkan rantai pasok yang responsif terhadap perubahan permintaan pasar, sehingga perusahaan dapat dengan cepat menyesuaikan produksi dan distribusi.

3. Peningkatan Layanan Pelanggan

SCM menyediakan produk atau layanan kepada pelanggan dengan cara yang lebih cepat dan lebih andal, meningkatkan kepuasan pelanggan dan membangun hubungan yang kuat.

4. Optimasi Persediaan

Supply Chain Management membuat persediaan lebih teroptimasi. Pengelola persediaan lebih efisien, menghindari overstock atau understock, dan meminimalkan biaya penyimpanan.

5. Kolaborasi Mitra Bisnis

Terakhir, tujuan SCM adalah meningkatkan kolaborasi dan komunikasi dengan mitra bisnis di seluruh rantai pasok, termasuk pemasok, produsen, dan distributor, untuk mencapai keunggulan bersama.

Fungsi Supply Chain Management

Supply Chain Management (SCM) melibatkan berbagai fungsi yang saling terkait dan mendukung satu sama lain dalam mengelola aliran barang, informasi, dan layanan dalam rantai pasok. Berikut adalah beberapa fungsi utama Supply Chain Management.

1. Perencanaan dan Prognosis

SCM berfungsi merencanakan kebutuhan persediaan, produksi, dan distribusi berdasarkan analisis permintaan pasar dan faktor-faktor lainnya. Selain itu juga melakukan peramalan untuk memprediksi tren pasar dan mengidentifikasi perubahan yang mungkin terjadi dalam permintaan.

2. Pengadaan (Procurement)

Manajemen rantai pasokan menjamin hubungan dengan pemasok dan memastikan ketersediaan bahan baku atau barang yang diperlukan. Sehingga Anda tidak akan menemukan kekosongan bahan baku. 

SCM juga mengelola proses negosiasi dan kontrak dengan pemasok untuk memastikan kualitas dan ketersediaan yang diinginkan. Pasalnya menjaga kualitas bukanlah sesuatu yang mudah, sehingga harus diusahakan dengan baik. 

3. Manajemen Persediaan

SCM juga berfungsi mengelola level persediaan secara efisien, termasuk pengawasan stok, pemantauan pergerakan barang, dan penanganan siklus persediaan. Dengan SCM, Anda lebih mudah menerapkan teknologi informasi untuk memantau persediaan secara real-time dan mencegah kelebihan atau kekurangan persediaan.

4. Produksi

Manajemen rantai pasokan mengelola proses produksi untuk memastikan efisiensi dan kualitas. Sistem ini juga menyesuaikan kapasitas produksi dengan permintaan pasar yang berubah.

5. Distribusi dan Logistik

Terakhir, Supply Chain Management berfungsi mengelola pengiriman dan distribusi produk ke titik penjualan atau pelanggan akhir. SCM juga mengoptimalkan rute pengiriman, pergudangan, dan transportasi untuk mengurangi biaya dan waktu pengiriman.

Cara Kerja Supply Chain Management

Supply Chain Management (SCM) merupakan suatu pendekatan terintegrasi yang bertujuan untuk mengelola semua proses yang terlibat dalam produksi dan distribusi produk atau jasa. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa produk atau jasa tersedia dengan efisien, tepat waktu, dan dengan biaya yang optimal. Berikut adalah langkah-langkah umum cara kerja Supply Chain Management.

1. Perencanaan (Planning)

  • Identifikasi kebutuhan pelanggan.
  • Perencanaan permintaan dan produksi berdasarkan data historis dan proyeksi.
  • Pengelolaan persediaan dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti permintaan pelanggan, waktu produksi, dan siklus hidup produk.

2. Pengadaan (Sourcing)

  • Pemilihan pemasok yang tepat.
  • Negosiasi kontrak dan syarat-syarat pembelian.
  • Pengelolaan hubungan dengan pemasok untuk memastikan ketersediaan bahan baku yang tepat waktu dan berkualitas.

3. Pembuatan (Manufacturing)

  • Proses produksi dan manufaktur.
  • Pengelolaan kualitas produk.
  • Pemantauan efisiensi produksi dan waktu produksi.

4. Distribusi (Logistics)

  • Pengelolaan transportasi, pergudangan, dan distribusi produk.
  • Pemantauan stok di pusat distribusi.
  • Pemilihan rute distribusi yang optimal.

5. Penyimpanan (Warehousing)

  • Pengelolaan persediaan di gudang.
  • Pemantauan keadaan stok dan rotasi barang.
  • Pengaturan penyimpanan yang efisien.

6. Manajemen Informasi (Information Management)

  • Pengumpulan dan analisis data dari berbagai titik dalam rantai pasok.
  • Penggunaan teknologi informasi dan sistem SCM untuk memantau, mengelola, dan memproses informasi.
  • Integrasi sistem untuk meningkatkan visibilitas dan koordinasi dalam rantai pasok.

7. Manajemen Risiko (Risk Management)

  • Identifikasi potensi risiko dalam rantai pasok.
  • Pengembangan strategi mitigasi risiko.
  • Respons cepat terhadap perubahan kondisi pasar atau situasi yang tidak terduga.

Contoh Supply Chain Management

Sebagai contoh sederhana, bayangkan sebuah toko roti lokal yang ingin meningkatkan efisiensi dan mengelola persediaan dengan lebih baik.

  1. Perencanaan: Toko merencanakan produksi roti berdasarkan data penjualan harian dan tren konsumen.
  2. Pengadaan: Membeli bahan baku seperti tepung dan ragi dari pemasok lokal.
  3. Pembuatan: Proses pembuatan roti dilakukan setiap hari sesuai dengan permintaan dan pesanan pelanggan.
  4. Distribusi: Roti yang telah selesai dipindahkan ke bagian penjualan toko atau disiapkan untuk pengiriman.
  5. Penyimpanan: Menyusun persediaan roti dengan baik di dalam toko untuk memudahkan akses dan menjaga kualitas.
  6. Manajemen Informasi: Menggunakan catatan penjualan harian dan sistem POS untuk melacak inventaris dan meramalkan kebutuhan bahan baku.
  7. Manajemen Risiko: Mengidentifikasi risiko seperti fluktuasi harga bahan baku dan mempertahankan hubungan baik dengan pemasok.

Nah berikut di atas merupakan penjelasan lengkap mengenai Supply Chain Management. Menerapkan sistem ini membuat bisnis Anda lebih maju dan berkembang, Anda tidak akan kalah saing dengan perusahaan lainnya.

x

Persaingan bisnis perusahaan saat ini semakin ketat. Tak heran banyak perusahaan berlomba-lomba untuk menerapkan kecanggihan dalam berbagai bidang bisnis, salah satunya dalam rantai pasokan.

Supply Chain Management adalah bidang yang penting dalam pengelolaan rantai pasok. Apa tujuannya? Apa fungsinya? Bagaimana cara kerjanya? Selengkapnya penjelasan lengkap mengenai Supply Chain Management bisa Anda pahami berikut ini!

Apa Itu Supply Chain Management?

Supply Chain Management (SCM) atau yang juga disebut manajemen rantai pasokan makanan adalah pendekatan terintegrasi untuk perencanaan, pengendalian, dan pengelolaan aliran barang, informasi, dan layanan dari titik awal produksi hingga konsumen akhir. 

Michael Porter, seorang ahli strategi bisnis terkenal, memperkenalkan konsep “value chain” yang menyeluruh, yang melibatkan penciptaan nilai dalam setiap tahap proses bisnis, termasuk dalam rantai pasok. Ahli lain, seperti Martin Christopher, menekankan pentingnya kolaborasi dan integrasi antar perusahaan dalam rantai pasok untuk mencapai keunggulan bersama.

SCM melibatkan koordinasi antara berbagai tahap dalam rantai pasok, termasuk pemasok, produsen, distributor, pengecer, dan pelanggan. Tujuan utama dari SCM adalah untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan meningkatkan respons terhadap perubahan permintaan pasar. Dengan mengoptimalkan rantai pasok, perusahaan dapat meningkatkan visibilitasnya terhadap inventaris, mengurangi waktu siklus produk, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

SCM mencakup sejumlah aktivitas, mulai dari perencanaan persediaan dan manajemen risiko hingga pengendalian kualitas dan transportasi. Teknologi informasi juga memainkan peran kunci dalam SCM dengan menyediakan platform untuk berbagi data secara real-time, mengoptimalkan proses, dan memungkinkan kolaborasi yang lebih baik antara berbagai mitra dalam rantai pasok. Dengan memahami dan mengelola setiap elemen dalam rantai pasok dengan baik, perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif melalui peningkatan efisiensi operasional dan kepuasan pelanggan.

Tujuan Supply Chain Management

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, tujuan utama dari Supply Chain Management (SCM) adalah meningkatkan kinerja rantai pasok secara keseluruhan dengan mengoptimalkan proses-proses yang terlibat. Sementara itu, berikut adalah beberapa tujuan lain dari  SCM. 

1. Efisiensi Operasional

Tujuan SCM salah satunya adalah mengefisiensi operasional perusahaan. Meningkatkan efisiensi dalam seluruh rantai pasok dengan menghilangkan pemborosan, mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan pengelolaan persediaan.

2. Responsibilitas dan Fleksibilitas

Selain itu, manajemen rantai pasokan juga meningkatkan responsibilitas dan fleksibilitas. SCM menghasilkan rantai pasok yang responsif terhadap perubahan permintaan pasar, sehingga perusahaan dapat dengan cepat menyesuaikan produksi dan distribusi.

3. Peningkatan Layanan Pelanggan

SCM menyediakan produk atau layanan kepada pelanggan dengan cara yang lebih cepat dan lebih andal, meningkatkan kepuasan pelanggan dan membangun hubungan yang kuat.

4. Optimasi Persediaan

Supply Chain Management membuat persediaan lebih teroptimasi. Pengelola persediaan lebih efisien, menghindari overstock atau understock, dan meminimalkan biaya penyimpanan.

5. Kolaborasi Mitra Bisnis

Terakhir, tujuan SCM adalah meningkatkan kolaborasi dan komunikasi dengan mitra bisnis di seluruh rantai pasok, termasuk pemasok, produsen, dan distributor, untuk mencapai keunggulan bersama.

Fungsi Supply Chain Management

Supply Chain Management (SCM) melibatkan berbagai fungsi yang saling terkait dan mendukung satu sama lain dalam mengelola aliran barang, informasi, dan layanan dalam rantai pasok. Berikut adalah beberapa fungsi utama Supply Chain Management.

1. Perencanaan dan Prognosis

SCM berfungsi merencanakan kebutuhan persediaan, produksi, dan distribusi berdasarkan analisis permintaan pasar dan faktor-faktor lainnya. Selain itu juga melakukan peramalan untuk memprediksi tren pasar dan mengidentifikasi perubahan yang mungkin terjadi dalam permintaan.

2. Pengadaan (Procurement)

Manajemen rantai pasokan menjamin hubungan dengan pemasok dan memastikan ketersediaan bahan baku atau barang yang diperlukan. Sehingga Anda tidak akan menemukan kekosongan bahan baku. 

SCM juga mengelola proses negosiasi dan kontrak dengan pemasok untuk memastikan kualitas dan ketersediaan yang diinginkan. Pasalnya menjaga kualitas bukanlah sesuatu yang mudah, sehingga harus diusahakan dengan baik. 

3. Manajemen Persediaan

SCM juga berfungsi mengelola level persediaan secara efisien, termasuk pengawasan stok, pemantauan pergerakan barang, dan penanganan siklus persediaan. Dengan SCM, Anda lebih mudah menerapkan teknologi informasi untuk memantau persediaan secara real-time dan mencegah kelebihan atau kekurangan persediaan.

4. Produksi

Manajemen rantai pasokan mengelola proses produksi untuk memastikan efisiensi dan kualitas. Sistem ini juga menyesuaikan kapasitas produksi dengan permintaan pasar yang berubah.

5. Distribusi dan Logistik

Terakhir, Supply Chain Management berfungsi mengelola pengiriman dan distribusi produk ke titik penjualan atau pelanggan akhir. SCM juga mengoptimalkan rute pengiriman, pergudangan, dan transportasi untuk mengurangi biaya dan waktu pengiriman.

Cara Kerja Supply Chain Management

Supply Chain Management (SCM) merupakan suatu pendekatan terintegrasi yang bertujuan untuk mengelola semua proses yang terlibat dalam produksi dan distribusi produk atau jasa. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa produk atau jasa tersedia dengan efisien, tepat waktu, dan dengan biaya yang optimal. Berikut adalah langkah-langkah umum cara kerja Supply Chain Management.

1. Perencanaan (Planning)

  • Identifikasi kebutuhan pelanggan.
  • Perencanaan permintaan dan produksi berdasarkan data historis dan proyeksi.
  • Pengelolaan persediaan dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti permintaan pelanggan, waktu produksi, dan siklus hidup produk.

2. Pengadaan (Sourcing)

  • Pemilihan pemasok yang tepat.
  • Negosiasi kontrak dan syarat-syarat pembelian.
  • Pengelolaan hubungan dengan pemasok untuk memastikan ketersediaan bahan baku yang tepat waktu dan berkualitas.

3. Pembuatan (Manufacturing)

  • Proses produksi dan manufaktur.
  • Pengelolaan kualitas produk.
  • Pemantauan efisiensi produksi dan waktu produksi.

4. Distribusi (Logistics)

  • Pengelolaan transportasi, pergudangan, dan distribusi produk.
  • Pemantauan stok di pusat distribusi.
  • Pemilihan rute distribusi yang optimal.

5. Penyimpanan (Warehousing)

  • Pengelolaan persediaan di gudang.
  • Pemantauan keadaan stok dan rotasi barang.
  • Pengaturan penyimpanan yang efisien.

6. Manajemen Informasi (Information Management)

  • Pengumpulan dan analisis data dari berbagai titik dalam rantai pasok.
  • Penggunaan teknologi informasi dan sistem SCM untuk memantau, mengelola, dan memproses informasi.
  • Integrasi sistem untuk meningkatkan visibilitas dan koordinasi dalam rantai pasok.

7. Manajemen Risiko (Risk Management)

  • Identifikasi potensi risiko dalam rantai pasok.
  • Pengembangan strategi mitigasi risiko.
  • Respons cepat terhadap perubahan kondisi pasar atau situasi yang tidak terduga.

Contoh Supply Chain Management

Sebagai contoh sederhana, bayangkan sebuah toko roti lokal yang ingin meningkatkan efisiensi dan mengelola persediaan dengan lebih baik.

  1. Perencanaan: Toko merencanakan produksi roti berdasarkan data penjualan harian dan tren konsumen.
  2. Pengadaan: Membeli bahan baku seperti tepung dan ragi dari pemasok lokal.
  3. Pembuatan: Proses pembuatan roti dilakukan setiap hari sesuai dengan permintaan dan pesanan pelanggan.
  4. Distribusi: Roti yang telah selesai dipindahkan ke bagian penjualan toko atau disiapkan untuk pengiriman.
  5. Penyimpanan: Menyusun persediaan roti dengan baik di dalam toko untuk memudahkan akses dan menjaga kualitas.
  6. Manajemen Informasi: Menggunakan catatan penjualan harian dan sistem POS untuk melacak inventaris dan meramalkan kebutuhan bahan baku.
  7. Manajemen Risiko: Mengidentifikasi risiko seperti fluktuasi harga bahan baku dan mempertahankan hubungan baik dengan pemasok.

Nah berikut di atas merupakan penjelasan lengkap mengenai Supply Chain Management. Menerapkan sistem ini membuat bisnis Anda lebih maju dan berkembang, Anda tidak akan kalah saing dengan perusahaan lainnya.

Clean Qurrota Ayun

Clean Qurrota Ayun

Clean Qurrota Ayun adalah mahasiswa ekonomi tingkat akhir di UPN Veteran Yogyakarta yang tertarik menulis dengan tema ekonomi dan finansial.View Author posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *