Lompat ke konten

Contoh Analisis SWOT Bisnis Coffee Shop

Analisis SWOT Bisnis Coffee Shop

Tidak di perkotaan maupun di pedesaan, generasi muda Indonesia sangat menikmati kopi. Apalagi kalau ditambah beberapa snack dan jaringan wifi yang kencang. Tentu semakin banyak pengunjung muda yang akan mendatangi cafe milik Anda.

Akan tetapi, seiring dengan peluang besar, akan ada tantangan yang besar juga. Oleh karena itu, sebaiknya Anda membuat business plan dan analisis kelayakan usaha terlebih dahulu sebelum membuka usaha ini sehingga Anda tidak salah langkah kedepannya. Salah satu hal yang dibutuhkan dalam membuat kedua dokumen perencanaan usaha tersebut adalah analisis SWOT.

Berikut ini contoh analisis SWOT bisnis coffee shop.

Manfaat Analisis SWOT Bisnis Coffee Shop

Sebelum mulai membahas contoh analisis SWOT cafe, mari kita pahami apa manfaat analisis ini secara umum terlebih dahulu. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat) digunakan untuk membantu pebisnis dalam memetakan kelebihan, kekurangan, peluang serta tantangan perusahaan yang dikembangkannya. 

Tujuannya adalah supaya pebisnis tersebut dapat merumuskan strategi produksi, operasional dan pemasaran yang tepat sasaran. Dengan demikian, perusahaan tersebut tidak bergerak dengan lebih terarah, memiliki strategi yang terdefinisi dengan baik serta memiliki patokan operasional (KPI) yang baik pula. 

Contoh Analisis SWOT Bisnis Coffee Shop

1. Strength (Kelebihan)

Strength adalah poin yang menonjolkan faktor internal bisnis yang bisa membantu perusahaan untuk maju. Dalam konteks cafe, berikut ini kelebihan bisnis ini:

  • Variasi produk yang luas. Indonesia adalah salah satu negara produsen kopi terbesar di dunia. Menurut World Population Review, Indonesia bisa memproduksi 1.455.050.000 pounds atau 700 juta Kg kopi  setiap tahunnya. Di antara milyaran biji kopi tersebut ada varietas-varietas unggul seperti, Kopi Toraja, Kopi Wamena, Kopi Flores, Kopi Gayo dan Kopi luwak lain sebagainya. Belum lagi adanya beberapa jenis produk kopi yang merupakan hasil campuran seperti, kopi ijo (kopi dicampur dengan kacang hijau). Ini artinya, cafe berpeluang untuk menawarkan sajian kopi yang sangat variatif.
  • Variasi pengemasan. Selain variasi dalam kopi itu sendiri, produk minuman kopi juga bisa memiliki variasi dalam hal pengemasan. Kopi bisa disajikan panas dan dingin untuk dine in, atau dibawa pulang (take away) dalam bentuk minuman botol atau cup maupun dalam bentuk produk bubuk.
  • Pangsa pasar yang luas. Utamanya, produk kopi dikonsumsi oleh generasi muda. Indonesia adalah negara dengan kondisi demografi yang didominasi oleh penduduk berusia 15-65 tahun. Menurut BPS, lebih dari 208 juta  atau 77% masyarakat Indonesia berada pada usia ini (Katadata). 

2. Weakness (Kekurangan)

Weakness adalah poin kekurangan yang ada di dalam produk dan bisnis itu sendiri yang bisa menghambat pertumbuhan perusahaan. Adapun kekurangan kopi dan model bisnis cafe adalah:

  • Kopi adalah salah satu minuman yang bisa meningkatkan kadar asam lambung. Oleh karena itu, individu dengan penyakit lambung seperti, maagh, GERD atau yang lainnya harus membatasi konsumsi kopi. Selain itu, kopi juga dapat mempercepat laju jantung sehingga membuat gelisah (Halodoc). Belum lagi fakta bahwa kafein yang terkandung dalam kopi juga bisa menimbulkan ketagihan. 
  • Bisnis cafe terkena pajak daerah. Menurut beberapa sumber, bisnis cafe termasuk ke dalam kategori usaha restoran meskipun variasi menu yang ditawarkan tidak sebanyak restoran. Adanya pajak ini tentunya akan membuat tingkat kompetisi usaha cafe lebih rendah dibandingkan restoran maupun penyedia minuman kopi lainnya. 
  • Membutuhkan modal relatif besar. Salah satu perbedaan antara coffee shop dengan angkringan adalah cafe notabene beroperasi di dalam sebuah gedung dan menawarkan kopi dengan racikan sendiri. Oleh sebab itu, biaya modal untuk mendirikan sebuah coffee shop juga lebih besar dibandingkan dengan angkringan. 

3. Opportunity (peluang)

Peluang atau opportunity adalah faktor eksternal yang bisa membantu perusahaan untuk maju. Berikut ini beberapa peluang bisnis coffee shop di Indonesia:

  • Dibandingkan generasi muda di negara-negara barat seperti, Amerika Serikat, generasi muda Indonesia adalah orang-orang yang suka nongkrong dan bertemu dengan teman-temannya. Meskipun demikian, ada juga anak muda yang ingin datang sendiri ke kafe entah itu untuk mengerjakan tugas atau bekerja. Peluang ini dapat dimanfaatkan pebisnis cafe dengan menyediakan beberapa jenis tempat dine in mulai dari yang dine in di ruangan, di halaman maupun dine in private untuk tamu-tamu tertentu.
  • Terdapat budaya yang mendukung pertumbuhan bisnis coffee shop. Selain budaya nongkrong generasi muda,  Juga terdapat budaya lain yang mendukung pertumbuhan bisnis coffee shop di Indonesia seperti, budaya minum kopi sebelum kerja di Aceh, atau budaya Nyethe (melukis di atas rokok menggunakan ampas kopi) di Jawa Timur. 

4. Threat (Ancaman)

Threat atau ancaman dan tantangan adalah faktor di luar bisnis coffee shop yang bisa mengganggu pertumbuhan perusahaan. Contohnya:

  • Pesaing yang menawarkan produk sejenis. Pesaing coffee shop bisa datang dari produsen kopi juga atau produsen minuman pengganti seperti, teh atau boba. Produsen kopi yang menjadi pesaing coffee shop antara lain bisa datang dari produsen minuman kaleng dan bubuk seperti, Kapal Api, Torabika, Good Day dan Kopi Kenangan atau datang dari penjaja angkringan yang seringkali tidak hanya menawarkan olahan kopi sachet tetapi juga kopi khas seperti, kopi jos ala angkringan di Yogyakarta. 
  • Ancaman kenaikan pajak daerah dan komponen biaya lainnya. Seiring dengan menjamurnya coffee shop di berbagai wilayah di Indonesia, tentu pemerintah tidak ingin ketinggalan mendapatkan jatah keuntungan. Akibatnya, beban pajak naik. Tidak hanya itu, karena umumnya coffee shop menarget konsumen usia muda di dekat kampus-kampus, maka tidak heran juga kalau biaya gaji karyawan cukup tinggi. 

Strategi Yang Dapat Diterapkan Dari Analisis SWOT Bisnis Coffee Shop

Lalu, apa strategi yang bisa diterapkan dari analisis SWOT cafe di atas? Berikut ini contohnya: 

Dine in arrangement yang bervariasi

Seperti yang telah tertulis di atas, Anda bisa mengatur susunan tempat makan yang bervariasi. Khususnya, apabila coffee shop Anda memiliki tempat yang cukup luas. Beberapa variasi dine in yang bisa Anda coba seperti:

  • Outdoor dine in.
  • Indoor dine in.
  • Bar dine in. 
  • Private. Ruangan private ini bisa dibagi lagi sesuai dengan kapasitas pesanan. 

Market positioning dan pricing strategy

Selain angkringan dan produsen kopi kemasan, saingan dari bisnis coffee shop Anda adalah brand-brand besar dari luar negeri, seperti Starbucks. Dengan kata lain, Anda harus menetapkan market positioning dan pricing strategy yang pas sehingga, konsumen Anda tidak membandingkan kopi produk Anda dengan Starbuck maupun angkringan. 

Caranya misalnya, dengan hanya membuat kopi dari biji kopi asli Indonesia, menerapkan harga minuman dan makanan rata-rata Rp10.000-Rp20.000 (tidak semahal Starbuck tapi tidak semurah angkringan) tapi masih mengakomodasi pajak. 

Nah, itu tadi contoh analisis SWOT cafe. Setiap coffee shop tentu memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda. Silakan analisis di atas Anda sesuaikan dengan kondisi bisnis Anda masing-masing.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna merupakan salah satu finalist PKM-Kewirausahaan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional tahun 2016. Selama menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Chusna aktif mencari dan mengeksekusi ide bisnis yang menarik dan inovatif.View Author posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *