Lompat ke konten

Cara Menjadi Mompreneur Yang Sukses

Cara Menjadi Mompreneur Yang Sukses

Perempuan adalah tiang negara. Oleh sebab itu, keterlibatan perempuan dalam perekonomian negara sangatlah penting. Sayangnya, menurut data dari BPS, jumlah keterlibatan pekerja perempuan di sektor formal menurun dari 39,9% pada tahun 2019 menjadi 36,2% pada tahun 2021 (BPS).

Tidak hanya itu, rasio perempuan yang bekerja sebagai pekerja paruh waktu menurut survey juga lebih besar dibandingkan dengan laki-laki. Termasuk diantara perempuan yang bekerja paruh waktu tersebut adalah para mompreneur. 

Apa Itu Mompreneur? 

Mompreneur merupakan kata yang berasal dari dua kata Bahasa Inggris, yaitu mom (ibu) dan entrepreneur (wirausaha), sehingga kata mompreneur berarti ibu rumah tangga yang membuka bisnis atau berwirausaha. Membuka bisnis sendiri merupakan opsi penting bagi ibu rumah tangga yang ingin bekerja. 

Hal ini karena wirausaha memiliki opsi fleksibilitas waktu yang tidak akan tersedia apabila bekerja di sektor formal. Bagi ibu rumah tangga, fleksibilitas waktu ini penting karena mereka dituntut untuk tetap mendampingi pertumbuhan anak. 

Namun, menjadi seorang mompreneur bukan berarti datang dengan tanpa tantangan. Berikut ini beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh ibu rumah tangga yang memutuskan untuk berwirausaha:

Tantangan Menjadi Mompreneur

1. Membagi waktu

Tantangan pertama menjadi seorang mompreneur adalah membagi waktu. Khususnya apabila si kecil masih membutuhkan banyak perhatian dan pengawasan, seperti membutuhkan ASI eksklusif sepanjang waktu dan lain sebagainya. 

Tidak hanya si kecil, seorang mompreneur juga harus membagi waktu dengan berbagai pekerjaan rumah tangga, mulai dari memasak, mencuci baju, sampai bersih-bersih rumah dan merawat orang tua. Meskipun tampak sederhana, namun tidak dapat dipungkiri kalau mengerjakan pekerjaan rumah tangga bisa menjadi hal yang melelahkan. 

2. Passion vs Uang

Tak jarang seorang wanita harus merelakan pekerjaannya di sektor formal untuk menjadi ibu rumah tangga. Tak jarang juga, wanita dituntut untuk menjadi mompreneur karena tuntutan ekonomi. Dalam hal ini, seorang mompreneur harus bisa memutuskan, apakah membuka bisnis yang sesuai dengan passion mereka, atau membuka bisnis yang dapat menghasilkan banyak uang?

Tentu akan lebih baik jika mereka tidak hanya bisa membuka bisnis sesuai passion, tapi juga bisa menghasilkan banyak uang. Akan tetapi, sekali lagi kasus yang seperti ini jarang terjadi. 

3. Komunikasi

Komunikasi adalah skill penting dalam bisnis. Dalam konteks mompreneur, seorang ibu rumah tangga yang memutuskan untuk membuka usaha sendiri dituntut untuk bisa mengkomunikasikan bisnisnya dengan baik, tidak hanya kepada suami, tetapi juga anggota keluarga yang lain. Hal ini khususnya apabila mengingat bahwa kultur kolektif dalam keluarga di Indonesia. 

4. Modal

Setiap bisnis tentu membutuhkan modal, baik itu modal keahlian maupun uang. Setiap rumah tangga memiliki kebijakan keuangannya sendiri-sendiri. Ada yang suami mencari sekaligus mengelola uang, sehingga istri tinggal terima uang saku. Akan tetapi, ada juga suami istri yang memegang uang mereka sendiri-sendiri (khususnya kalau istrinya bekerja). 

Dalam hal ini, kebijakan pertama tentu akan lebih menyulitkan istri untuk menjadi seorang mompreneur karena dia tidak memiliki akses permodalan secara langsung. Kalaupun bisa memperoleh modal, suami maupun istri juga harus pandai-pandai mengatur uang tersebut supaya modal bisnis tidak mengganggu pemenuhan kebutuhan sehari-hari. 

Cara Menjadi Mompreneur yang Sukses

Sederhananya, untuk menjadi seorang mompreneur yang sukses, Anda harus bisa mengatasi tantangan-tantangan di atas dengan baik. Berikut ini tipsnya:

1. Kembangkan skill komunikasi yang baik

Skill komunikasi yang baik akan membantu Anda untuk:

  1. Memberikan pengertian kepada anak kalau Anda sedang bekerja. 
  2. Mempermudah suami untuk menyetujui ide bisnis Anda, sehingga Anda mendapatkan modal. Tidak hanya itu, komunikasi yang baik dengan suami juga dapat membuat dia tambah pengertian, sehingga mau membantu menjaga si kecil ketika Anda sedang bekerja. 
  3. Mempermudah komunikasi dengan keluarga yang lain. Tidak menutup kemungkinan ada sebagian saudara Anda yang ingin berinvestasi atau bahkan membuka usaha bersama. Tentu hal ini akan menguntungkan bukan?
  4. Membangun networking. Networking dibutuhkan dalam bisnis untuk membangun dan mengembangkan basis pelanggan, menambah investor hingga menjaring ide bisnis. 

2. Terbuka terhadap semua peluang

Bisnis yang dibangun atas dasar passion bukan berarti tidak bisa mendatangkan uang. Sebaliknya, bisnis yang dibangun atas dasar mencari nafkah, lama kelamaan juga bisa membuat Anda memiliki passion atas bisnis tersebut. Oleh sebab itu, sebaiknya Anda tetap terbuka terhadap semua peluang yang ada. 

Cari kira-kira bisnis apa yang sesuai dengan skill Anda dan sekiranya bisa menambah pendapatan. Meskipun bisa jadi bisnis tersebut “nggak aku banget” awalnya, namun tidak menutup kemungkinan lama kelamaan Anda bisa jatuh cinta dengan bisnis tersebut.

3. Buat dan terus perbaharui jadwal

Waktu yang dimiliki oleh manusia dalam sehari hanyalah 24 jam. 24 jam ini harus dibagi untuk berbagai aktivitas dan tubuh manusia perlu istirahat. Maka dari itu, tidak heran jika banyak aktivitas yang tidak dapat dilaksanakan dalam satu hari saja. Jika Anda memutuskan untuk menjadi mompreneur, maka Anda harus membagi 24 jam tersebut dengan pekerjaan juga. 

Salah satu cara untuk mengatasi masalah manajemen waktu bagi ibu rumah tangga adalah dengan membuat jadwal sehari-hari dan terus memperbaharuinya. Jadwal ini bisa Anda catat menggunakan aplikasi di handphone, sehingga Anda akan tahu apa yang harus dilakukan pada waktu itu. 

Kedisiplinan dalam membuat jadwal dan menepatinya, tidak hanya akan membuat Anda menjadi seorang mompreneur yang sukses, tetapi juga sekaligus mengajarkan kepada si kecil mengenai pentingnya membagi waktu dengan baik. 

4. Susun skala prioritas dan belajar mendelegasikan

Selain membuat jadwal, cara lain untuk mengatasi masalah manajemen waktu adalah dengan menyusun skala prioritas dan belajar mendelegasikan tugas kepada orang lain. Jika prioritas Anda adalah kesejahteraan si kecil misalnya, Anda bisa mendelegasikan tugas di toko kepada karyawan yang bisa dipercaya atau ketika si kecil sudah sekolah, dan minta dijemput padahal Anda sibuk bekerja, Anda bisa mendelegasikan tugas tersebut kepada suami. 

5.  Buat pengaturan keuangan yang baik

Banyak mompreneur yang membuka bisnis untuk membantu keuangan keluarga. Meskipun demikian, Anda tetap perlu memisahkan mana uang yang akan digunakan untuk operasional dan kemajuan bisnis, dan mana uang yang akan dimasukkan ke dalam kas rumah tangga. 

Tujuannya adalah supaya perkembangan bisnis Anda tidak mengganggu keuangan rumah tangga. Sebaliknya, pemenuhan kebutuhan rumah tangga hanya akan mempengaruhi investasi ke bisnis Anda jika memang sangat diperlukan, atau mendesak. 

Untungnya saat ini ada banyak software bisnis yang bisa Anda manfaatkan untuk mencatat keuangan usaha dengan tanpa perlu repot-repot menggunakan buku tulis. Oh ya dengan membuat pengaturan keuangan bisnis yang baik, Anda juga berpeluang untuk mendapatkan modal tambahan dari bank.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna merupakan salah satu finalist PKM-Kewirausahaan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional tahun 2016. Selama menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Chusna aktif mencari dan mengeksekusi ide bisnis yang menarik dan inovatif.View Author posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *