Lompat ke konten

Konsep Minimarket Rumahan: Cara Punya Minimarket Dengan Merek Sendiri

Konsep Minimarket Rumahan

Sesuai dengan namanya, fast moving consumer goods (FMCG), barang-barang kebutuhan konsumen, seperti beras, minyak goreng atau sabun adalah barang-barang yang mengundang pelanggan datang setiap hari untuk membeli. Akibatnya, bisnis toko kelontong banyak digeluti dari dulu hingga kini. 

Salah satu bentuk terbaru dari toko kelontong adalah toko kelontong dengan konsep swalayan, atau bahasa kerennya minimarket. Konsep ini pertama kali terkenal pada tahun 2003 seiring dengan berkembangnya dua retail store chain besar, Alfamart dan Indomart. Hingga kini, banyak toko dengan konsep serupa berkembang di berbagai wilayah di Indonesia. 

Apa itu Konsep Minimarket Rumahan?

Seperti yang telah disebutkan di atas, minimarket rumahan adalah toko kelontong dengan konsep swalayan alias pembeli mencari sendiri barang yang mereka butuhkan. Konsep ini tentu berbeda dari konsep toko kelontong lama dimana penjual menunggu di bagian depan toko untuk mengambilkan barang untuk beli. 

Kelebihan dari konsep ini adalah pertama, pembeli memiliki keleluasaan waktu untuk memilih produk yang mereka inginkan. Kedua, mereka juga tidak perlu menunggu lama untuk memanggil pemilik toko atau menunggu pemilik toko mengambilkan barang. 

Bagi pemilik sendiri, kelebihan konsep minimarket rumahan adalah pertama, menghemat waktu karena mereka tidak perlu mencarikan barang untuk pembeli, sehingga mereka bisa menjaga toko sambil mengerjakan pekerjaan lainnya. Kedua, membersihkan toko jadi lebih mudah karena ada jarak diantara dua rak. 

Kekurangannya adalah, adanya kemungkinan pencurian, mengingat pembeli mengambil sendiri barang yang dibutuhkan. Selain itu, umumnya toko kelontong dengan konsep ini juga membutuhkan ruang yang relatif lebih besar. 

Modal untuk Membuat Minimarket Rumahan

Terdapat dua opsi yang dapat Anda pertimbangkan untuk membangun minimarket rumahan. Opsi pertama adalah bergabung dengan franchise retail store chain besar, seperti Alfamart dan Indomart atau membangun minimarket rumahan dengan merek sendiri.

Kelebihan dari opsi yang pertama adalah, merek sudah terkenal, sehingga Anda tidak perlu memasarkan toko secara mandiri. Kedua, potensi supply barang yang lebih terjamin. Ketiga, kualitas pelayanan pegawai yang terjaga, dan keempat, variasi produk yang luas. 

Kekurangannya adalah biaya modal yang dikeluarkan relatif besar. Menurut detik.com, untuk bergabung dengan kedua waralaba ini dibutuhkan modal sekitar 300 juta sampai 950 juta rupiah tergantung dengan tipe gerainya. Biaya tersebut sudah termasuk biaya franchise tapi belum termasuk tanah dan bangunan serta pengurusan legalitasnya. 

Biaya tersebut tentu akan lebih berat jika Anda tidak memiliki tanah sendiri yang siap dibangun minimarket sesuai yang disyaratkan. Hal ini mengingat bahwasanya tanah yang digunakan untuk membangun kedua minimarket tersebut minimal seluas 100 meter persegi belum termasuk area parkir. 

Sebagai gantinya, Anda bisa membangun minimarket rumahan dengan merek sendiri. Biaya untuk membangun minimarket jenis ini lebih bervariasi dibandingkan opsi yang pertama. Kira-kira dibutuhkan biaya sekitar 30 juta sampai 1 miliar rupiah untuk membangun dan mengisinya. Tentunya nilai ini tergantung dengan kepemilikan tanah dan bangunan. Tanah dan bangunan yang harus dimiliki pun tidak perlu luas. 

Hanya saja tantangannya, Anda harus memasarkan toko Anda sendiri, mencari supply barang sendiri hingga mendesain toko sendiri. Tidak lupa juga dengan kualitas pelayanan yang tetap harus dijaga meskipun tidak ada key performance indicator (KPI) ala perusahaan.

Lalu, bagaimana cara membagun minimarket rumahan ini dan apa tips sukses-nya? Simak ulasannya berikut:

Cara Membuka Minimarket Rumahan dan Tipsnya Agar Untung

1. Rencanakan dengan baik

Langkah pertama untuk membuka minimarket rumahan yang menguntungkan adalah dengan merencanakannya dengan baik. Dalam membangun usaha ini, ada banyak hal yang perlu direncanakan,  diantaranya:

  1. Modal dan sumbernya. Seperti yang disebutkan di atas, biaya untuk membangun usaha ini cukup mahal dan tergantung dengan banyak hal, mulai dari tanah dan bangunan hingga barang apa saja yang dijual. Oleh sebab itu, Anda harus merencanakan besaran modal dan sumber dananya dengan baik. 
  2. Barang yang dijual. Pada dasarnya, konsep minimarket rumahan tidak hanya berkutat pada barang-barang habis pakai, seperti sabun cuci dan minyak saja. Konsep ini juga bisa digunakan untuk menjual barang yang lebih khusus, seperti pakan ternak, perlengkapan bayi, atau bahkan bahan-bahan roti. 
  3. Desain. Desain ini termasuk warna cat yang digunakan di dalam dan di luar toko, letak barang-barang dan bahkan pencahayaan. Desain yang bagus akan mendorong pelanggan untuk mengunjungi toko Anda dan bahkan membeli barang-barang diskon yang Anda letakkan di depan. Dalam hal ini, Anda harus memperhatikan jarak antara rak, letak kasir, letak barang-barang promo, dan tentunya tempat parkir.
  4. Lokasi toko. Lokasi memainkan peran penting dalam keberlangsungan sebuah minimarket rumahan. Sebuah minimarket rumahan sebaiknya tidak hanya terletak di dekat pusat keramaian, tetapi juga di pinggir jalan untuk memudahkan pelanggan dan pemasok.
  5. Rencana pemasaran. Barang-barang FMCG mungkin memang barang-barang kebutuhan sehari-hari yang selalu dibutuhkan masyarakat. Namun, dengan tanpa pemasaran yang baik, toko Anda bisa jadi kalah saing atau bahkan tidak unggul dibandingkan toko lain didekatnya. 
  6. Peralatan yang digunakan. Tidak hanya sapu atau peralatan kebersihan lainnya, pastikan Anda juga memperhatikan teknologi apa saja yang akan dipakai di toko Anda.

2. Buat branding yang menarik

Setelah proses perencanaan dilakukan dengan baik, kini saatnya Anda mulai eksekusi dengan membangun strategi branding yang menarik. Dalam strategi branding ini, terdapat banyak faktor yang perlu Anda perhatikan, seperti nama toko, lambang, kualitas sosial media yang digunakan untuk pemasaran bahkan desain toko juga memiliki peran. 

Branding yang bagus, akan membuat pelanggan teringat dengan toko Anda dan datang kembali jika mereka pernah menemukan barang yang dicari di toko tersebut. Branding yang bagus juga akan membuat masyarakat yang sebenarnya hanya pernah numpang lewat mengingat toko Anda. 

3. Buat harga yang kompetitif

Salah satu tantangan menjual barang kebutuhan sehari-hari adalah margin keuntungan yang biasanya kecil. Hal ini karena banyak pesaing yang pastinya menjual barang serupa, dan kualitas antara satu barang dengan barang lainnya tidak terlalu mencolok. 

Bagi retailer-retailer besar hal ini bisa dihadapi dengan membeli barang-barang tersebut dalam jumlah banyak langsung dari pabrik. Anda dapat menyiasati hal ini dengan bekerja sama dengan perusahaan distributor produk terkait dengan membeli produk yang cukup banyak sekaligus. Akan tetapi, hal ini tentu saja membutuhkan perencanaan yang matang. 

4. Berikan pengalaman belanja menarik

Tantangan lain dari membangun minimarket rumahan dengan merek sendiri adalah memberikan pengalaman belanja yang menarik pelanggan datang kembali. Pengalaman belanja ini tidak hanya meliputi keramahtamahan petugas, tetapi juga desain dan kebersihan toko. 

Tentunya pelanggan tidak akan betah membeli ke tempat Anda lagi kalau tokonya kotor dan gelap, walaupun pelayannya ramah bukan?

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna merupakan salah satu finalist PKM-Kewirausahaan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional tahun 2016. Selama menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Chusna aktif mencari dan mengeksekusi ide bisnis yang menarik dan inovatif.View Author posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *