Koperasi adalah lembaga perekonomian berbasis komunitas, oleh komunitas dan untuk komunitas itu sendiri. Konsep lembaga ini sebenarnya sudah ada di Indonesia sejak zaman sebelum Indonesia merdeka tapi baru setelah negeri ini merdeka, penggunaan koperasi berkembang menjadi jauh lebih luas.
Saat ini, koperasi terbagi menjadi beberapa sub jenis tergantung dengan bidang usaha pertamanya. Salah satu diantaranya adalah koperasi produksi.
Pengertian Koperasi Produksi
Koperasi produksi adalah koperasi yang bidang usaha utamanya di bidang produksi entah itu produksi bahan baku maupun bahan jadi. Umumnya koperasi jenis ini terdiri dari anggota-anggota yang memiliki pekerjaan yang sama dan bertujuan untuk menyediakan pusat pemasaran barang produksi terkait sekaligus pusat penyedia pendanaan untuk anggota.
Biasanya anggota koperasi ini adalah orang-orang yang memiliki bidang usaha yang sama seperti, koperasi pertanian yang memiliki anggota yang notabene adalah para petani. Koperasi jenis ini menjadi pusat pemasaran barang-barang pertanian milik anggota sekaligus menjadi sumber pendanaan bagi anggota itu sendiri.
Modal dan Kinerja Koperasi Produksi
Sama seperti halnya jenis yang lainnya, modal koperasi produksi juga diperoleh dari simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela. Oleh karena itu, tidak heran jika banyak dari institusi ini juga memiliki unit simpan pinjam meskipun unit usaha utamanya tetap unit produksi.
Berbeda halnya dengan jenis konsumsi yang mana modal tersebut diputar dengan cara dibelikan barang-barang konsumerisme untuk anggota dan non anggota, modal koperasi produksi diputar menjadi berbagai fasilitas produksi dan pemasaran yang bermanfaat untuk mengembangkan usaha anggota.
Contohnya, koperasi produksi pertanian. Dana yang terkumpul dari simpanan anggota dipakai untuk membuat toko hasil pertanian yang berisi beras, jagung dan lain sebagainya. Anggota maupun non anggota yang membutuhkan beras dan jagung dapat membeli beras dan jagung ke toko tersebut.
Lalu pada akhir tahun jika toko tersebut punya laba, hasil laba tersebut kemudian diberikan lagi kepada anggota sebagai Sisa Hasil Usaha (SHU). Selain itu, anggota juga punya hak untuk meminjam dan mengembalikan dana koperasi.
Pentingnya Koperasi Produksi Di Masyarakat
Terlepas dari pentingnya institusi ini sebagai lembaga keuangan mikro yang bisa diakses oleh anggota, koperasi produksi memiliki beberapa peran penting lain diantaranya:
1. Sebagai pusat pemasaran barang-barang hasil produksi anggota
Umumnya anggota-anggota koperasi adalah masyarakat dari kalangan ekonomi menengah dan kebawah yang memiliki kapasitas produksi terbatas. Tanpa adanya koperasi produksi, mereka harus menjual barang-barang hasil produksi mereka ke pasar sendiri.
Karena umumnya masyarakat sekitar memproduksi barang yang sama, maka akibatnya bargaining power pedagang untuk menentukan harga jadi lebih rendah karena pembeli bisa memilih barang yang sama dengan harga yang lebih murah di pedagang lain.
Lain halnya dengan adanya koperasi produksi. Anggota harus menyerahkan barang hasil produksi mereka ke institusi ini untuk dijualkan kepada masyarakat luas. Akibatnya, koperasi memiliki stok barang yang banyak dan memiliki kemampuan yang cukup untuk menentukan harga pasar.
Pembeli juga tidak perlu repot-repot lagi keliling pasar untuk mencari barang yang lebih murah karena semua stok barang tersebut sudah diserahkan dan dijual di koperasi. Akibatnya, mau tidak mau pembeli harus membeli dengan harga yang diterapkan pihak koperasi.
2. Sebagai lembaga yang menyambungkan para anggota dengan perusahaan
Seperti yang telah tertulis di atas, biasanya anggota koperasi hanya memiliki kapasitas produksi terbatas. Padahal, disisi lain perusahaan seringkali membutuhkan barang yang diproduksi para anggota tersebut tapi dalam jumlah yang besar sekaligus.
Dengan adanya koperasi produksi yang menghimpun semua barang hasil produksi para anggota, perusahaan kini tidak perlu lagi mengumpulkan bahan baku sedikit demi sedikit dari individu anggota langsung.
Di sisi lain, anggota koperasi kini juga bisa menjual barang hasil produksi mereka ke perusahaan besar tanpa perlu repot-repot ke lokasi gudang dan menentukan harga.
3. Sebagai lembaga mitra pemerintah untuk pelatihan
Pihak lain yang bisa bekerja sama dengan koperasi produksi adalah pemerintah. Pemerintah perlu melatih masyarakat demi mencapai target program sementara koperasi konsumsi perlu pelatihan dari pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi masing-masing anggota untuk meningkatkan pendapatan.
Dengan bergabung koperasi produksi, seorang anggota baru tidak hanya bisa mengakses pinjaman gratis tetapi juga pelatihan-pelatihan gratis.
4. Sebagai serikat pekerja
Selain bisa menjadi lembaga yang membantu memasarkan dan menyambungkan para anggota dengan perusahaan maupun pemerintah, koperasi produksi secara tidak langsung juga bisa berperan sebagai organisasi serikat pekerja.
Artinya, koperasi produksi bisa mewadahi kepentingan para anggota yang kurang sesuai dengan kebijakan pemerintah maupun pihak perusahaan. Dengan bersatu di bawah naungan sebuah koperasi produksi, kemungkinan suara anggota jadi lebih didengar juga semakin besar.
Contoh Koperasi Produksi Besar di Indonesia
Koperasi Pusat Susu Bandung Utara Lembang (KSPBU)
Sesuai dengan namanya, Koperasi Pusat Susu Bandung Utara Lembang adalah koperasi dengan anggota para pemilik sapi perah yang ada di Lembang, Bandung, Jawa Barat. Koperasi ini didirikan oleh Mayjen R Soebiantoro dan Afwani Soebiantoro pada tahun 1971. Per tahun 2019, lembaga ini telah memiliki lebih dari 7.400 anggota dan 12.164 ekor sapi laktasi.
Dengan jumlah anggota dan sapi sebanyak itu, koperasi ini berhasil menghimpun 130-150 ton susu per hari. 80% dari susu tersebut kemudian disalurkan ke PT Danone Dairy Indonesia dan PT Frisian Flag Indonesia sementara 20% nya diolah sendiri.
Selain menjadi penghimpun dan produsen susu sapi, Koperasi Pusat Susu Bandung Utara Lembang juga memiliki unit usaha lain seperti, unit usaha simpan pinjam, warung serba ada (Waserda) dan Desa Susu.
Menurut catatan pembukuan keuangan koperasi ini pada tahun 2018, KSPBU ini berhasil membukukan sisa hasil usaha (SHU) sebesar 2,69 miliar rupiah dari pendapatan yang sebesar 80,79 miliar. Nilai ini termasuk omzet yang disumbang oleh Waserda sebesar 1,93 miliar rupiah (majalah peluang).
Selain mendapatkan keuntungan yang bersifat moneter, para anggota KSPBU juga menikmati keuntungan non moneter seperti, pelatihan gratis, pelayanan kesehatan gratis untuk ternak dan anggota.
Termasuk diantaranya adalah pelatihan pemanfaatan kotoran sapi untuk biogas bersama Kementerian ESDM dan Hivos sejak tahun 2009 (Biru). Kini para peternak bisa menikmati energi terbarukan yang berasal dari kotoran sapi untuk penerangan rumah dan memasak.
Koperasi adalah salah satu badan usaha penting yang harus ada di Indonesia. Dengan konsep musyawarah, mufakat, gotong royong yang dibawanya, koperasi adalah institusi keuangan yang cocok untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Indonesia terutama yang dari kalangan menengah dan menengah ke bawah.