STPN (Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional) adalah akademi kedinasan yang berlokasi di Yogyakarta dan telah berdiri sejak tahun 1963 silam. Sebelumnya, STPN masih bernama Akademi Agraria karena fokus sekolah kedinasan satu ini pada bidang pertanahan atau agraria. Program studi di sana terdiri dari jenjang D1 Pengukuran dan Pemetaan Kadastral (PPK) dan D4 Pertanahan.
Kali ini yang akan kita bahas adalah seputar program studi D1 Pengukuran dan Pemetaan Kadastral, yang ternyata punya peluang kerja sangat bagus di masa depan. Apa saja peluang kerja lulusan D1 STPN serta perkiraan gajinya? Lihat jawaban selengkapnya di bawah ini!
Sekilas Tentang Jurusan D1 STPN
Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) adalah akademi kedinasan dalam bidang pertanahan dan agraria di Yogyakarta yang telah beroperasi sejak tahun 1963. Dahulu sekolah kedinasan ini bernama Akademi Agraria setelah bergabung dengan Jurusan Pendaftaran Tanah di Semarang tahun 1983.
Jurusan yang ada di STPN meliputi program studi D1 Pengukuran dan Pemetaan Kadastral (PPK) dan D4 Pertanahan. Namun kali ini kita akan lebih membahas ke peluang kerja lulusan D1 STPN, yaitu program studi Pengukuran dan Pemetaan Kadastral (PPK). Pada program studi tersebut, pendidikannya berlangsung selama dua semester atau satu tahun saja.
Meskipun hanya menempuh pendidikan selama setahun atau dua semester, peluang kerja lulusan D1 STPN terbuka luas. Apalagi nantinya bisa direkomendasikan untuk bekerja di kedinasan maupun menjadi PNS. Jadi bisa dikatakan bahwa peluang kerjanya termasuk menjanjikan, berikut penjelasan lengkap seputar program studi PPK.
Prodi D1 Pengukuran dan Pemetaan Kadastral (D1 PPK)
Program studi D1 Pengukuran dan Pemetaan Kadastral (PPK) di STPN adalah jurusan yang dibentuk dengan tujuan menghasilkan lulusan profesional dalam bidang pengukuran serta pemetaan kadastral. D1 PPK merupakan satu-satunya penghasil juru ukur profesional dan asisten surveyor pertanahan Indonesia yang dibawahi langsung oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/BPN (Badan Pertanahan Nasional).
Mengenai biaya kuliahnya, semester pertama dan kedua biayanya berbeda, di mana untuk semester 1 sebesar Rp3.810.000, kemudian semester 2 sebesar Rp8.695.000 saja. Total beban studi yang harus ditempuh adalah 43 SKS dengan rincian teori 16 SKS (37%), serta praktik 27 SKS (63%).
Ketika sudah lulus dari prodi D1 STPN ini, lulusannya akan memperoleh gelar sebagai Ahli Pratama. Selanjutnya jika berhasil menyelesaikan ujian lisensi yang diberikan oleh lembaga terkait, maka akan langsung diangkat menjadi Asisten Surveyor Kadastral.
Namun perlu diketahui bahwa lulusan D1 di institusi pendidikan manapun tidak dapat mengambil program alih jenjang ke D3, D4, maupun S1. Sehingga harus menempuh pendidikan kembali ke jenjang pendidikan di atasnya.
Selama menjalani masa pendidikan, Taruna D1 PPK diberi fasilitas tinggal di asrama, sehingga kehidupannya lebih terkontrol melalui program pengasuhan dari STPN. Kemudian kurikulum yang diterapkan di sana disesuaikan dengan kebutuhan Kementerian ATR/BPN, jadi nantinya akan lebih fokus pula dalam mempersiapkan masa depan pekerjaan lulusannya.
Fasilitas dan layanan
STPN merupakan sekolah kedinasan yang mempersiapkan lulusannya agar siap bekerja di bidang terkait, sehingga mereka pun menyediakan fasilitas terbaik bagi para taruna yang menempuh pendidikan di sana. Ini daftar fasilitas dan layanan yang disediakan.
- Asrama Taruna Bhumi. Adanya fasilitas asrama di STPN bukan hanya sebagai tempat tinggal para taruna saja, tetapi juga sebagai pembentuk watak agar tegas dan siap terjun di dunia kerja bidang tata ruang dan agraria.
- Perpustakaan. Perpustakaan di STPN memiliki total 23 ribu koleksi buku yang sebagian besar buku sosial, kemudian sisanya buku eksak, jurnal internasional, hingga jurnal internasional bertema pertanahan dan agraria. Menariknya lagi, perpustakaan STPN sistemnya sudah berbasis online, bahkan ruang baca yang disediakan bisa dikatakan sangat nyaman untuk belajar.
- Pusat Pelatihan Bahasa. Pusat Pelatihan Bahasa merupakan Laboratorium Bahasa Inggris berkapasitas 40 orang dengan satu unit audio visual serta dua orang instruktur. Tidak hanya untuk para taruna saja, laboratorium bahasa ini juga diperuntukkan bagi pengajar.
- Laboratorium LOC (Land Office Computerization) dan Kantor Pertanahan Mini. Laboratorium ini dilengkapi dengan 20 unit komputer yang bertujuan untuk memberikan gambaran jika bekerja di kantor pertanahan. Setiap komputer pun sudah dilengkapi software pendukung seperti Geo KKP dan KKP Desktop.
- Laboratorium SIG (Sistem Informasi Geografis). Lab SIG menunjang kebutuhan taruna untuk melakukan pemetaan digital karena setiap unit komputer di sana sudah dilengkapi software khusus pemetaan, antara lain AutoCAD, ArcGIS, ArcView, serta Er-Mapper.
- Laboratorium Pengukuran dan Pemetaan, Fotogrametri, serta Kartografi. Lab ini menyediakan peralatan untuk melakukan pengukuran dan pemetaan tanah, perlengkapan kartografi, serta peralatan lengkap untuk pembuatan peta secara fotogrametris.
- Laboratorium Desa. Adanya laboratorium desa bertujuan untuk membekali taruna dengan keterampilan sosial serta teknis lapangan. Laboratorium ini tersebar pada 17 wilayah desa. Tujuannya bukan untuk mengembangkan kemampuan taruna saja, tetapi juga para pengajar supaya dapat mendalami sekaligus mempelajari kondisi maupun perubahan agraria di wilayah tersebut.
- Unit Kegiatan Taruna (UKT). UKT sama dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) jika di perguruan tinggi lainnya, yang berisi ekstrakurikuler untuk mengasah bakat para taruna. UKT di STPN terdiri dari, taekwondo, Korps Taruna Bela Negara, Pers Taruna (SANDI), kerohanian, karate, olahraga, kesenian, pramuka, dan sistem informasi.
Peluang Kerja Lulusan D1 STPN
Setelah membahas seputar D1 Pengukuran dan Pemetaan Kadastral, selanjutnya mari membahas mengenai prospek kerja lulusan STPN terutama jenjang diploma 1 dengan gelar Ahli Pratama. Meskipun pendidikan yang ditempuh hanya berlangsung selama dua semester, namun tak dipungkiri lagi bahwa lulusan D1 PPK termasuk cerah karena peluangnya pun besar untuk diterima di bidang pertanahan maupun pemetaan.
Prospek kerja lulusan STPN D1 PPK bisa jadi sebagai karyawan swasta ataupun non-swasta. Inilah macam peluang kerjanya yang menarik!
1. PNS Golongan II A
Tak dipungkiri lagi bahwa STPN merupakan sekolah kedinasan tertua di Indonesia yang sudah memiliki kerjasama dengan berbagai pihak, yakni kantor Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN, maupun perusahaan lain dengan bidang terkait. Jadi, tak heran apabila peluang kerja lulusan D1 STPN terbuka lebar sebagai PNS Golongan II A.
Sistem gaji dan tunjangannya disesuaikan pula dengan aturan dan golongan. Gaji PNS Golongan II A adalah Rp2.022.200 hingga Rp3.373.600 per bulannya. Meskipun prospek kerja lulusan STPN termasuk bagus untuk menjadi PNS, namun tetap harus melalui seleksi masuk CPNS terlebih dahulu.
2. Mendirikan Kantor Jasa Surveyor Kadastral Berlisensi (KJSKB)
Selanjutnya, peluang kerja lulusan D1 STPN juga dapat mendirikan Kantor Jasa Surveyor Kadastral Berlisensi atau disingkat KJSKB. Adanya kantor jasa seperti ini dapat membantu pihak-pihak tertentu yang ingin melakukan kegiatan survei dan pemetaan.
Hal paling penting sebelum mendirikan KJSKB adalah memperoleh lisensinya terlebih dahulu sebagai syarat bisa dipercaya. Apabila memiliki kantor jasa surveyor, pendapatannya bisa dikatakan lumayan besar dan prospeknya bagus untuk ke depannya.
3. Asisten surveyor bidang pertanahan dan agraria/tata ruang
Prospek kerja lulusan STPN lainnya, yaitu sebagai asisten surveyor bidang pertanahan dan agraria/tata ruang. Syarat yang diperlukan untuk mengambil posisi tersebut adalah mengerjakan ujian lisensi dari lembaga terkait.
Asisten surveyor pasti dilibatkan dalam proyek-proyek besar, sehingga pendapatannya pun dapat dikatakan cukup besar. Mulai tertarik untuk berkarir sebagai asisten surveyor kadastral setelah lulus D1 STPN?
4. Pengembang properti
Meskipun memutuskan untuk tidak berkarir di lapangan sebagai asisten maupun menjadi PNS, prospek kerja lulusan STPN pun terbuka lebar dalam bidang properti. Gaji yang bisa diperoleh sebagai pengembang properti ataupun sebagai agennya, berkisar antara Rp4.000.000 hingga Rp6.000.000 belum termasuk bonus penjualan.
Mengapa lulusan D1 STPN bisa bekerja di bidang properti? Hal ini karena ilmu yang diambil selama menempuh pendidikan di STPN masih seputar pertanahan, pendaftaran tanah, dan sejenisnya yang tidak melenceng terlalu jauh.
5. Bekerja di kantor PPAT
Lulusan D1 Pengukuran dan Pemetaan Kadastral STPN pun dapat bekerja di kantor notaris PPAT karena selama pendidikannya mempelajari tentang pengukuran tanah, pendaftaran tanah, pengembalian batas, serta hukum tanah. Ini merupakan peluang kerja yang menarik, apalagi pasti terus dibutuhkan di masa mendatang mengingat banyaknya lahan sebagai investasi properti.
6. Menjalankan bisnis lainnya
Tidak ingin bekerja di sektor swasta maupun non swasta? Taruna lulusan STPN pun bisa membuka bisnis sendiri di luar bidang pertanahan dan agraria, misalnya membuka kemitraan atau franchise, menjalankan bisnis kos-kosan dan kontrakan, atau mungkin berjualan menggunakan brand sendiri.
Menjalankan bisnis waktunya memang lebih fleksibel apabila dibandingkan pekerja kantoran seperti PNS dan swasta. Meskipun penghasilannya pun lumayan, namun Anda juga harus siap menghadapi risiko dalam berbisnis.
7. Penyewaan peralatan survei
Peluang kerja lulusan D1 STPN lainnya di luar menjadi pegawai? Coba saja membuka jasa penyewaan peralatan serta perlengkapan survei dan pemetaan! Alat-alat yang dapat disewakan, misalnya theodolit, GPS, altimeter, drone, dan lain sebagainya.
Membuka jasa sewa peralatan survei dan pemetaan, modal yang dibutuhkan pun bisa dibilang lumayan besar. Hal ini karena biaya untuk membeli peralatan tersebut termasuk mahal serta perawatannya pun harus baik agar masa pakainya panjang.
Prospek kerja lulusan STPN sangatlah bagus, apalagi jika sudah berhasil menyelesaikan ujian lisensinya. Sudah siap berkarir setelah lulus dari STPN? Persiapkan dari sekarang!