Lompat ke konten

Produk Ramah Lingkungan: Pengertian, Tujuan dan Contohnya

Produk ramah lingkungan

Saat ini issue lingkungan adalah salah satu issue yang banyak diperbincangkan di dunia maya. Pasalnya, masyarakat mulai mengetahui dampak negatif dari penggunaan plastik dan bahan-bahan tidak alami lainnya kepada lingkungan. 

Maka dari itu, tidak heran jika saat ini banyak produsen yang berlomba-lomba untuk menciptakan barang ramah lingkungan. Produk ramah lingkungan adalah yaitu produk-produk yang dibuat khusus dari bahan-bahan yang lebih alami atau mudah didekomposisi oleh bakteri. Produk ramah lingkungan dibuat untuk mendapatkan keuntungan komersial sambil tetap mempertahankan daya dukung lingkungan. 

Berikut ini 10 contoh produk ramah lingkungan yang bisa Anda coba:

1. Kertas Daur Ulang

Ketika di sekolah dasar dulu, tentunya Anda pernah mendapatkan pelajaran mengenai tata cara mendaur ulang kertas. Tak dinyana, bisnis kertas daur ulang ini kini bisa menjadi bisnis yang cukup menjanjikan. 

Sebab selain bisa dilakukan di rumah, kertas daur ulang juga bisa dicetak menjadi berbagai produk, seperti kertas undangan, kartu nama hingga label harga sebagaimana kertas biasa. Bahkan kertas daur ulang juga bisa dicampur dengan bunga atau daun dan wewangian khusus, sehingga ketika kering dan dicetak bisa menghasilkan kertas dengan motif unik dan wangi semerbak. 

Di beberapa perusahaan besar, kertas daur ulang bisa diolah ulang menjadi berbagai produk, seperti kardus, kartu ATM hingga bungkus produk. 

2. Pembalut Kain

Salah satu contoh produk ramah lingkungan yang bisa Anda produksi dan jual adalah pembalut kain. Sebab tidak dapat dipungkiri bahwasanya pembalut wanita adalah salah satu penyumbang sampah rumah tangga terbanyak. 

Hal ini karena dalam satu hari, seorang wanita bisa berganti pembalut 2-3 kali tergantung dengan kebutuhan dan pembalut yang sudah dipakai tentunya tidak bisa dipakai lagi. Untuk membantu mengatasi hal ini, Anda bisa memproduksi pembalut kain, yaitu pembalut yang didesain menggunakan kain khusus sehingga bisa digunakan berulang-ulang. 

Namun saat membuat produk ini, pastikan produk pembalut kain yang Anda buat tidak gampang bocor, mudah dibersihkan sekaligus nyaman dipakai. Sebab dalam memilih pembalut, perempuan biasanya tidak hanya bergantung pada daya serapnya, tetapi juga kenyamanan saat dipakai. 

3. Sayur dan Buah Organik

Cara lain untuk mengurangi polusi, khususnya polusi tanah dan air, adalah dengan memproduksi dan mengkonsumsi sayur dan buah yang terbebas dari bahan kimia atau buah dan sayur organik. Dalam dunia pertanian dan perkebunan, umumnya polusi ini disebabkan oleh pestisida.

Dari segi bisnis, pestisida memang merupakan solusi termurah untuk mengurangi hama, namun limbah kimia dari bahan ini kurang baik untuk tanah dan ekosistem air. Oleh sebab itu, penggunaannya sebaiknya dikurangi. 

4. Produk yang Menggunakan Botol Bekas

Meskipun tidak bisa digunakan untuk mengurangi produksi dan konsumsi botol plastik, namun Anda bisa memanfaatkan kembali botol bekas yang telah dibuang sebagai packaging produk baru. Misalnya, Anda bisa memanfaatkan botol air mineral bekas untuk mengemas produk susu kedelai yang Anda buat. 

Dengan demikian, Anda bisa mengurangi biaya produksi karena tidak perlu membeli botol baru, dan juga bisa mengurangi sampah botol plastik yang ada di lingkungan. 

5. Loofah

Loofah adalah spons yang terbuat dari gambas yang telah dikeringkan. Sebelum perang dunia kedua, loofah adalah salah satu perlengkapan mandi dan mencuci piring yang paling populer di Amerika Serikat. Namun, setelah perang dunia kedua, negeri Paman Sam tersebut mulai membuat spons dari bahan sintetis. 

Cara membuat loofah cukup sederhana. Anda tinggal menanam gambas, lalu memanennya setelah waktunya tepat, setelah itu, gambas dengan kualitas terbaik dibersihkan, dikeringkan dan dipotong sesuai keinginan (Insider). Spons alami dari gambas ini bisa digunakan untuk mengepel lantai, mencuci piring dan untuk mandi. Bahkan, loofah bisa awet hingga 7 bulan atau lebih lama dibandingkan dengan spons biasa.  

6. Spons dari Sabut Kelapa

Selain gambas kering, bahan alami lain yang bisa dimanfaatkan untuk spons cuci piring dan mandi adalah sabut kelapa. Cara membuatnya cukup mudah, pisahkan sabut kelapa dari kulit kelapa, lalu bersihkan dari partikel-partikel kecil sampai bersih. Setelah itu, Anda bisa menggulung sabut kelapa tersebut sampai benar-benar padat dan ikatkan sabut kelapa yang sudah padat dengan tali. 

Berbeda dengan spons sintetis yang jika dibuang akan menjadi limbah, sisa spons sabut kelapa bisa dimanfaatkan kembali menjadi pupuk kompos. Selain itu karena terbuat dari bahan-bahan alami, tentunya spons yang satu ini juga lebih mudah diurai oleh bakteri. 

7. Tumbler

Daripada membeli minuman kemasan, tentu membawa minuman dengan tumbler akan jadi lebih murah dan mudah. Apalagi saat ini ada tumbler yang terbuat dari bahan khusus, sehingga bisa digunakan untuk menyimpan minuman panas dengan tanpa membuat lapisan luar tumbler tersebut terasa panas juga. 

Dengan botol minuman seperti ini, Anda bisa menghemat konsumsi botol plastik wadah minuman sekaligus bisa minum kopi hangat dimanapun dan kapanpun. 

8. Sedotan Guna Ulang

Salah satu produk plastik yang sering digunakan, kurang signifikan tapi susah diurai adalah sedotan plastik. Maka dari itu, tidak heran jika sampah sedotan plastik ada dimana-mana dan saat ini banyak diproduksi sedotan dari bahan yang lebih ramah lingkungan, seperti sedotan kertas yang lebih mudah terurai. 

Selain sedotan yang lebih mudah terurai, saat ini Anda juga bisa membeli produk sedotan yang bisa digunakan ulang. Biasanya, produk sedotan guna ulang ini terbuat dari bahan besi, stainless steel dan silikon. 

9. Paper Bag

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwasanya produk yang terbuat dari kertas relatif lebih mudah didaur ulang dibandingkan dengan bahan plastik. Oleh sebab itu, Anda bisa menggunakan tas yang terbuat dari bahan yang lebih ramah lingkungan, seperti bahan katun untuk tas belanja atau bahan kertas untuk tas yang digunakan untuk souvenir. 

10. Beeswax Wrap

Anda bingung bagaimana cara membungkus sisa makanan dengan tanpa tas plastik? beeswax wrap adalah solusinya. Alat pembungkus makanan yang satu ini terbuat dari kain yang telah dicampuri dengan lilin lebah. Selain ramah lingkungan karena tidak terbuat dari plastik dan bisa digunakan berulang, beeswax wrap juga bisa dibuat menggunakan kain flanel bekas

Caranya adalah, siapkan kertas baking (baking paper) untuk alas, letakkan kain bekas yang akan Anda gunakan di atasnya, lalu parut lilin lebah sampai merata di atas kain, setelah itu kain ditutup lagi dengan baking paper, dan kemudian disetrika sampai lilin meleleh. Beeswax wrap bisa digunakan untuk menyimpan bahan makanan, seperti apel, cabe dan berbagai bahan lainnya (termasuk air), kecuali makanan panas dan bahan makanan mentah. Sebab, makanan yang masih panas dapat melelehkan lilin yang tertempel di kain, sementara makanan mentah dapat menyebabkan kontaminasi silang.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna merupakan salah satu finalist PKM-Kewirausahaan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional tahun 2016. Selama menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Chusna aktif mencari dan mengeksekusi ide bisnis yang menarik dan inovatif.View Author posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *