Lompat ke konten

Profit Center vs Cost Center, Apa Bedanya?

Profit Center vs Cost Center

Boleh dibilang bahwasanya perusahaan yang efisien adalah sebuah perusahaan yang bisa mendapatkan profit maksimal dengan biaya minimal. Nah, supaya efisiensi tersebut bisa dicapai, perusahaan dapat membagi job desk karyawannya berdasarkan fokus, yaitu fokus pada keuntungan (profit center) dan fokus pada biaya (cost center). 

Baik profit center maupun cost center memiliki peran penting dalam kesuksesan sebuah perusahaan. Sebuah perusahaan dengan keuntungan yang tinggi tidak akan dikatakan efektif dan efisien apabila biayanya tinggi pula, padahal bisa ditekan. Begitupun sebaliknya. Dalam artikel berikut ini, penulis akan menjabarkan apa itu profit center dan cost center serta bagaimana keduanya bisa berperan penting dalam sebuah bisnis. 

Pengertian Cost Center

Cost center adalah divisi atau sub unit dari sebuah perusahaan yang memiliki tugas utama untuk mengontrol biaya operasional dan non operasional serta mencegah pengeluaran yang tidak perlu perusahaan tersebut. Dengan demikian, biaya bisnis perusahaan bisa ditekan. 

Contoh dari divisi ini adalah divisi pemasaran. Tugas dari divisi pemasaran adalah untuk merumuskan strategi pemasaran yang tepat guna. Tim marketing juga perlu membuat rincian biaya terkait strategi pemasaran ini, seperti biaya iklan, influencer dan lain sebagainya. 

Divisi ini disebut sebagai cost center karena tidak berhubungan langsung dengan pendapatan perusahaan, tapi berhubungan langsung dengan penekanan biaya marketing, sehingga tim sales tidak perlu bergerak ke arah target konsumen yang salah dan menambah biaya penjualan.  

Mengapa Cost Center penting Bagi Perusahaan?

Cost center memang tidak berhubungan langsung dengan pembuatan pendapatan, namun subunit ini penting. Sebab apabila Anda menghilangkannya dari perusahaan, Anda akan kehilangan faktor-faktor penting yang menjaga keberlanjutan sebuah perusahaan, seperti:

  1. Research and development. Tim R&D memang tidak langsung berhubungan dengan laba, akan tetapi mereka dibutuhkan untuk membantu merumuskan desain produk baru. 
  2. Customer service. Kalau tim CS tidak ada, siapa yang akan melayani customer perusahaan Anda pertama kali.
  3. Marketing. Tanpa tim marketing, tim pemasaran bisnis Anda akan kehilangan arah, karena tidak ada orang yang menentukan strategi pemasaran, target pemasaran dan branding. 
  4. Production team. Tanpa tim produksi, siapa yang akan memproduksi barang yang akan dijual? Dan lain sebagainya. 

Cost center juga penting untuk menjaga keberlangsungan perusahaan di masa depan. Tanpa adanya divisi ini, divisi yang langsung berhubungan dengan profit juga tidak akan berfungsi dengan baik. 

Beberapa perusahaan, menekan biaya operasional mereka dengan cara menyewa jasa outsource untuk sebagian divisi cost center. Divisi customer service misalnya, banyak perusahaan menggunakan jasa customer service online yang tinggal di daerah berbeda untuk menghemat biaya. 

Menyusun KPI Untuk Cost Center

Karena tidak berhubungan langsung dengan pendapatan, penyusunan key performance indicator (KPI) untuk tim yang bekerja di dalam divisi cost center perlu kehati-hatian. Manajer perlu mengetahui kinerja keseharian timnya untuk menentukan KPI yang pas. 

Contohnya, tim digital marketing. Tidak jarang staf yang bekerja di bidang digital marketing memiliki KPI berupa tingkat engagement (jumlah like, share dan subscribe) dan jumlah leads (jumlah konsumen dari sosial media yang pada akhirnya membeli produk) di sosial media dan website. Penentuan KPI berupa engagement dan leads ini harus pas supaya staff tidak overwork maupun malas. 

Pengertian Profit Center

Profit center adalah bagian dari perusahaan yang berhubungan secara langsung dengan pendapatan perusahaan tersebut. Tidak hanya pendapatan, divisi ini seringkali juga harus mengawasi biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan pendapatan tersebut, setidaknya untuk tim mereka sendiri.

Profit center bisa berbentuk sebagai sebuah departemen dalam sebuah perusahaan atau berbentuk sebagai strategic business dalam perusahaan tersebut. Contoh paling mudah dari sub unit ini adalah tim sales alias divisi penjualan. 

Divisi ini bertugas untuk mendatangi tempat bisnis konsumen dan mitra untuk mengantar dan mempresentasikan produk. Dalam prosesnya, staf yang bekerja di bagian ini seringkali juga diminta untuk merekam biaya yang dikeluarkan untuk ke tempat konsumen seperti, biaya bensin, pulsa dan lain sebagainya yang nantinya akan diganti oleh perusahaan. 

Mengapa Profit Center Penting

Jawabannya jelas, profit center penting karena tanpa profit sebuah bisnis tidak akan bisa berjalan dalam jangka waktu panjang. Bahkan beberapa perusahaan baru saat ini lebih cenderung menekankan profit center untuk bekerja lebih aktif dibandingkan dengan cost center. 

Profit center juga penting dalam proses pengambilan keputusan perusahaan. Manager tim sales misalnya, selain bertugas mengawasi kinerja staf, dia juga bertugas untuk menyampaikan laporan penjualan kepada dewan direktur dan menentukan keputusan manajerial terkait penjualan pada tahun berikutnya. 

Menyusun KPI Untuk Profit Center

Terdapat beberapa indikator yang bisa dijadikan KPI untuk sub unit ini. Beberapa indikator tersebut adalah:

  1. Jumlah penjualan per bulan. Indikator yang satu ini umumnya diterapkan untuk setiap orang staf yang bekerja di profit center. Staf penjualan misalnya ditarget dengan jumlah penjualan atau kunjungan tertentu dalam 1 minggu atau satu bulan. Staf telemarketing juga didorong untuk menghubungi sejumlah calon pelanggan dalam 1 minggunya dan lain sebagainya.
  2. Perbandingan antara budget dan profit. Dalam level manajemen, indikator yang bisa diterapkan adalah perbandingan antara budget dan profit, atau istilahnya return on investment (ROI). 
  3. Keuntungan per unit. Ada kalanya biaya produksi meningkat sehingga menekan keuntungan yang bisa dihasilkan oleh suatu produk, sehingga manajemen perlu menentukan kebijakan baru. 
  4. Perbandingan laba kotor dengan penjualan.
  5. Perbandingan antara laba bersih dengan laba kotor.
  6. Perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan. Seringkali perubahan rasio antara biaya operasional dan pendapatan perusahaan tidak setara, sehingga perlu dievaluasi apakah pendapatan perusahaan yang harus ditingkatkan, atau biayanya yang harus dikurangi. 

Umumnya, indikator-indikator tersebut tidak digunakan secara terpisah, melainkan bersamaan untuk bisa mendefinisikan efisiensi kinerja divisi profit center. 

Perbedaan Cost Center dan Profit Center

Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa, perbedaan utama antara cost dan profit center adalah lingkup kerjanya.

Cost center hanya fokus pada pengelolaan biaya dan tidak secara langsung berurusan dengan laba, sementara profit center berurusan secara langsung dengan laba dan terlibat dalam diskusi mengenai biaya. 

Namun terlepas dari perbedaan tersebut, adanya cost center dan profit center dalam sebuah perusahaan sama-sama penting demi untuk memastikan keberlangsungan dan keberlanjutan operasional perusahaan tersebut.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna merupakan salah satu finalist PKM-Kewirausahaan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional tahun 2016. Selama menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Chusna aktif mencari dan mengeksekusi ide bisnis yang menarik dan inovatif.View Author posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *