Lompat ke konten

Analisis SWOT Shopee

Analisis SWOT Shopee

Pertumbuhan online marketplace di Indonesia kini semakin ramai saja. Bahkan menurut hasil survey dari We Are Social sebagaimana yang dilansir oleh Katadata.co.id, Indonesia merupakan negara dengan persentase jumlah pengguna e-commerce terbesar di dunia. 

Salah satu e-commerce yang paling sering dikunjungi oleh masyarakat negeri ini adalah Shopee. Menurut laman Webretailer, Shopee Indonesia dikunjungi oleh sekitar 124,9 juta orang per bulan. 

Platform yang identik dengan warna orange ini juga tercatat memiliki 11,9 Gross Merchandising Value (GMV) pada kuartal keempat tahun 2021 ini. Nilai ini meningkat nyaris dua kali lipat dibandingkan awal tahun yang sama (Statista). 

Meskipun demikian, bukan berarti Shopee tidak memiliki kekurangan dan tantangan. Berikut ini analisis SWOT Shopee, perusahaan e-commerce asal Singapura yang telah mendunia ini. 

Sekilas Tentang Shopee

Sebelum beranjak membahas mengenai kelebihan, kekurangan serta peluang dan tantangan Shopee, mari kita bahas terlebih dahulu profil perusahaan ini. Shopee adalah perusahaan e-commerce yang berdiri pada tahun 2015 di Singapura di bawah sebuah perusahaan teknologi bernama Sea Ltd. 

Dalam 6 tahun perkembangannya, online marketplace ini juga sudah tersedia di 6 negara Asia Tenggara, Taiwan dan Brazil. Oleh karena perkembangannya yang cepat ini, Shopee disebut sebagai 5 e-commerce yang paling disruptif pada tahun 2015 menurut website Tech in Asia. 

Kini aplikasi ini telah diunduh oleh lebih dari 100 juta pengguna di Google Play Store. Jumlah ini kemungkinan bisa meningkat mengingat Shopee juga tersedia di App Store dan memiliki layanan berbasis website. 

Sekilas Tentang Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi kelebihan, kekurangan, peluang dan tantangan yang harus dikelola oleh individu atau perusahaan untuk mencapai tujuan individu atau perusahaan tersebut. 

Analisis ini pertama kali dikemukakan oleh Albert S. Humphrey, seorang konsultan manajemen asal Amerika Serikat pada tahun 1960-an. Sampai sekarang analisis ini banyak digunakan oleh akademisi dan praktisi untuk menganalisis industri sebab mudah diaplikasikan. 

Analisis ini terdiri dari 4 komponen yaitu strength (kelebihan), weakness (kelemahan), opportunity (peluang) dan threat (tantangan). Komponen pertama dan kedua dipengaruhi oleh faktor internal perusahaan sementara komponen ketiga dan keempat dipengaruhi faktor eksternal. 

Analisis SWOT Shopee

Strength

  1. Shopee didirikan di Singapura. Menurut penulis, salah satu faktor penting mengapa Shopee bisa tumbuh lebih cepat dibandingkan dua pesaingnya di Indonesia (Tokopedia dan Lazada) yang notabene lebih tua adalah karena Shopee didirikan di Singapura. 

Sudah bukan rahasia lagi jika Singapura adalah negara dengan ekonomi termaju di Asia Tenggara. Terlepas dari jumlah penduduk dan luas wilayahnya yang kecil, Singapura memiliki semua fasilitas yang mendukung Shopee untuk berkembang. Salah satu fasilitas tersebut adalah keberadaan sekolah-sekolah terbaik yang siap meluluskan sarjana terbaik seperti, CEO Shopee saat ini, Chris Feng. 

Feng adalah lulusan salah satu universitas terkemuka di negeri tersebut sebelum pada akhirnya hijrah ke California Amerika Serikat untuk studi lebih lanjut. 

  1. Shopee kini memiliki dompet digital milik mereka sendiri yang bernama Shopeepay. Shopeepay telah bekerja sama dengan berbagai bank dan minimarket untuk mempermudah proses pengisian dan pencairan Shopeepay. 
  2. Shopee kini juga sudah mengembangkan jual beli produk-produk bermerek melalui Shopee Mall sehingga kini pengguna tidak perlu datang langsung ke offline official store untuk berbelanja barang-barang dari merek tertentu. 

Weakness

  1. Aplikasi berat. Salah satu kendala teknis yang seringkali dialami oleh pengguna Shopee saat ini adalah aplikasinya yang berat (terlalu mengisi banyak ruang di handphone). Banyak pengguna yang kesal karena terlalu banyak fitur game yang sebenarnya tidak terlalu banyak membantu proses pembelanjaan. Aplikasi yang berat ini juga membuat proses pembukaan aplikasi jadi lebih lambat. 
  2. Tampilan yang tumpah ruah. Seiring dengan banyaknya fitur yang coba ditawarkan oleh Shopee, tidak hanya aplikasi yang semakin berat tapi juga tampilan aplikasi (user interface) yang terlalu ramai sehingga kurang nyaman di mata pengguna. 
  3. Customer service yang kurang tanggap. Masalah teknis lain yang kurang nyaman di hati pelanggan adalah customer service yang kurang tanggap. Bahkan menurut survey sederhana yang dilakukan oleh akun instagram designrant, 1454 dari 2.442 suara setuju kalau layanan CS Shopee termasuk layanan customer service paling ribet. 

Opportunity

  1. Salah satu produk unggulan Shopee Indonesia saat ini adalah layanan pesan antar makanan. Dengan didukung aplikasi yang telah ada sebelumnya, layanan pesan antar makanan ini kini menjadi pemain besar di industri pesan antar makanan di Indonesia.

Sayangnya, fitur pesan antar makanan ini hanya ada di kota-kota besar di Indonesia dan belum masuk ke kabupaten atau bahkan desa padahal dua pesaingnya sudah berhasil ada di ratusan kabupaten dan kota. Tentunya hal ini menjadi peluang yang besar bagi Shopee untuk mengembangkan layanan bisnis ini.

  1. Shopee belum IPO. Meskipun dimiliki oleh SEA Ltd yang notabene sudah listing di New York Stock Exchange, Shopee sendiri masih belum listing di bursa manapun. Hal ini memungkinkan peluang Shopee untuk mendapatkan pendanaan dari masyarakat luas untuk mengembangkan bisnisnya semakin lebar. 
  2. Asia Tenggara masih merupakan regional yang berpotensi berkembang dalam hal ekonomi digital di masa depan. Dari segi demografi, jumlah penduduk negara-negara ASEAN didominasi oleh penduduk usia kerja (15-65 tahun) dalam beberapa tahun ke depan. Penduduk dengan usia ini umumnya diketahui sebagai penduduk dengan tingkat literasi digital yang lebih tinggi daripada generasi sebelumnya. 

Tidak hanya berpotensi berperan sebagai konsumen, jumlah potensi tenaga kerja yang melimpah ini juga merupakan sumber tenaga kerja potensial bagi perkembangan shopee dan online marketplace lain ke depannya. 

Threat

  1. Kebijakan pemerintah. Sejauh ini (terutama di Indonesia) belum ada kebijakan pemerintah yang jelas yang mengatur standar operasi online marketplace di negeri ini. 
  2. ASEAN Economic Community (AEC) salah satu hal yang paling besar yang ditargetkan oleh pemerintah Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya adalah adanya ASEAN Economic Community (AEC). Rencananya, AEC akan mempromosikan adanya free trade atau perdagangan bebas antar negara baik itu perdagangan barang, modal maupun tenaga kerja. Hal ini menjadi tantangan bagi Shopee sebab, hal ini secara langsung memungkinkan pesain Shopee untuk berekspansi ke negara-negara ASEAN lain yang sejauh ini masih dikuasai online marketplace orange ini. 
  3. Menjawab keluhan stakeholder termasuk pelanggan, mitra dan rekan karyawan. Dalam hal ini termasuk mengatasi masalah kontroversi pengiriman, aplikasi yang terlalu berat hingga masalah internal seperti turnover tenaga kerja yang tinggi dan lain sebagainya. 

Shopee dan online marketplace lain menjawab pertanyaan mengenai mungkin atau tidak bekerja dan belanja dari rumah. Namun, sebagaimana bisnis lainnya, Shopee juga tetap dituntut untuk berkembang dan memperbaiki diri.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna merupakan salah satu finalist PKM-Kewirausahaan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional tahun 2016. Selama menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Chusna aktif mencari dan mengeksekusi ide bisnis yang menarik dan inovatif.View Author posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *