Lompat ke konten

Cara Membeli Perusahaan yang Sudah Didirikan

Cara Membeli Perusahaan yang Sudah Didirikan

Untuk menjadi seorang pebisnis, Anda tidak harus membuka sebuah toko dari nol. Sebagai gantinya, Anda bisa membuka bisnis waralaba (franchise) atau membeli perusahaan yang sebelumnya sudah didirikan. 

Pembelian perusahaan yang sudah didirikan bisa dilakukan setidaknya dengan tiga cara, yaitu membeli saham perusahaan tersebut, melakukan akuisisi atau melakukan merger. Merger adalah proses penyatuan dua perusahaan berbeda dengan berdasarkan pada kesepakatan merger, sedangkan pada akuisisi, sebuah perusahaan membeli perusahaan lain.

Untuk pembelian perusahaan yang sudah didirikan dengan saham, Anda bisa membeli saham perusahaan terkait dengan mekanisme private placement atau membeli saham mereka yang sudah listing di bursa (tentunya dengan batasan tertentu). Dibanding dengan akuisisi dan merger, membeli saham perusahaan yang sudah ada relatif lebih cepat dan terjangkau. 

Ada banyak bisnis yang dibesarkan dengan cara  pembelian ini. Starbucks contohnya. Brand kopi terkenal asal Amerika Serikat ini awalnya didirikan oleh tiga sekawan  Jerry Baldwin, Zev Siegl, dan Gordon Bowker pada tahun 1971 sebelum kemudian dibeli dan dibesarkan oleh Howard Schultz pada pertengahan tahun 1980-an. 

Membeli perusahaan yang sudah didirikan sebelumnya memiliki kelebihan, seperti lebih hemat waktu, lebih rendah risiko, sudah memiliki basis pelanggan, potensi ekspansi bisnis dan sudah memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk membangun sebuah bisnis. Namun, hal ini juga memiliki tantangan dan risiko, seperti Anda harus melakukan beberapa penyesuaian sumber daya, masih ada risiko kegagalan dan lain sebagainya. 

Oleh sebab itu, proses pembelian perusahaan yang sudah didirikan baik dengan cara akuisisi atau merger harus dilakukan dengan perencanaan yang matang dan terukur. Berikut ini beberapa cara langkah membeli bisnis yang sudah ada dengan mekanisme akuisisi atau merger:

1. Membuat Strategi Akuisisi

Langkah pertama adalah dengan membuat strategi akuisisi. Dalam tahap ini, Anda harus menentukan target bisnis yang Anda inginkan dalam proses akuisisi tersebut. Selain itu, dalam tahap ini, Anda juga harus mempertimbangkan kondisi keuangan yang ada pada diri Anda sendiri maupun perusahaan supaya Anda mengetahui berapa anggaran perusahaan yang bisa Anda siapkan untuk membeli perusahaan target. 

Apabila Anda melakukan akuisisi atas nama perusahaan, maka dalam tahap ini sebaiknya Anda juga menentukan siapa saja pihak yang akan terlibat dalam proses akuisisi. Termasuk diantaranya adalah konsultan dari luar perusahaan. Hal ini seringkali dibutuhkan, khususnya untuk menangani masalah hukum.

2. Menentukan Perusahaan Target

Dalam tahap ini, Anda harus menentukan berbagai kriteria yang harus dipenuhi oleh perusahaan yang ingin Anda akuisisi. Kriteria ini misalnya, jumlah basis pelanggan atau kondisi keuangan, seperti profit margin, perkembangan pendapatan dan lain sebagainya. Tujuannya tentunya adalah untuk memilih  bisnis yang benar-benar akan mendatangkan keuntungan bagi Anda. 

3. Mencari Perusahaan Target

Setelah penentuan kriteri selesai, kini saatnya Anda mencari perusahaan yang sesuai dengan kriteria tersebut. Jika Anda sebelumnya sudah mendapatkan proposal pengajuan pembelian perusahaan, maka Anda bisa memeriksa kriteria perusahaan tersebut secara langsung. 

4. Mulai Proses Akuisisi

Setelah menemukan sekelompok perusahaan yang sekiranya sesuai dengan kriteria Anda, maka langkah selanjutnya adalah memulai proses akuisisi dengan mengirim letter of intent (LOI) ke sekelompok perusahaan tersebut. Surat ini berisi pernyataan ketertarikan Anda untuk membeli perusahaan terkait serta rangkuman mengenai hal-hal terkait proses akuisisi selanjutnya. 

Dengan menerbitkan LOI, Anda tidak hanya berpeluang untuk berkomunikasi secara langsung dengan pemilik perusahaan target, tetapi juga berpeluang untuk mendapatkan berbagai dokumen tambahan yang nantinya akan sangat bermanfaat dalam proses valuasi. 

5. Mulai Valuasi

Dengan berbagai informasi penting tambahan yang Anda peroleh dari tahap sebelumnya, Anda kini bisa melakukan proses valuasi atau proses penilaian ulang atas kondisi perusahaan. Tidak hanya kondisi keuangan, dalam tahap ini Anda juga harus mempertimbangkan kondisi lain yang bisa berpengaruh terhadap bisnis Anda kedepannya, seperti budaya kerja di perusahaan tersebut, jumlah karyawan dan lain sebagainya. Lakukan proses ini dengan hati-hati, sebab proses valuasi adalah salah satu tahap paling penting dalam akuisisi. 

6. Melakukan Negosiasi

Setelah penilaian ulang dilakukan dan Anda cocok dengan kondisi bisnis dan keuangan perusahaan target, maka kini saatnya Anda melakukan negosiasi. Buat penawaran yang pas sesuai dengan hasil valuasi dan kirim dokumen penawaran tersebut ke pimpinan perusahaan target. Lakukan negosiasi untuk menemukan penawaran yang pas. Jika penawaran sudah dirasa pas, maka Anda dan tim perusahaan target dapat melakukan penandatanganan perjanjian akuisisi. 

7. Lakukan Due Diligence

Due diligence adalah proses penelitian kembali seluruh tahap-tahap akuisisi yang telah dilakukan sebelumnya untuk memastikan bahwa langkah-langkah akuisisi sudah dilakukan sebaik mungkin dan tidak ada masalah berarti. Proses ini biasanya membutuhkan waktu 30-60 hari untuk selesai. Rincian jadwal due diligence ini sudah harus disampaikan dalam letter of intent (LOI) yang diserahkan kepada calon perusahaan target di atas. 

8. Menandatangani Kontrak Akuisisi

Jika tidak menemukan masalah yang berarti saat proses due diligence, maka langkah selanjutnya yang harus Anda lakukan adalah menandatangani kontrak akuisisi. Ketika perusahaan Anda dan perusahaan target sudah menandatangani kontrak ini, maka transaksi akuisisi sudah bisa dinyatakan selesai. 

9. Melakukan Penyesuaian Masalah Keuangan

Meskipun Anda sudah mendapatkan dan menganalisis laporan keuangan perusahaan target di depan, namun umumnya hal-hal yang lebih rinci mengenai masalah ini baru muncul ke permukaan ketika kontrak transaksi akuisisi sudah ditandatangani. Oleh sebab itu sebelum secara resmi bergabung, sebaiknya Anda melakukan penyesuaian hal-hal terkait keuangan terlebih dahulu. 

10. Mulai Melakukan Integrasi

Ketika terjadi merger atau akuisisi, tidak jarang perusahaan target maupun perusahaan yang membeli harus melakukan pemberhentian kontrak kerja karena adanya integrasi di antara keduanya. Misalnya, jika sebelumnya dua perusahaan tersebut memiliki dua manajer operasional, maka ketika sudah merger atau akuisisi hanya akan ada satu yang dipertahankan. Sama halnya dengan langkah-langkah sebelumnya, proses integrasi ini juga harus dilakukan dengan hati-hati supaya kinerja perusahaan kedepannya bisa lebih efisien. 

Meskipun “hanya” 10 langkah, namun tidak sedikit perusahaan yang membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun untuk melakukan akuisisi dan merger. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak hal, termasuk miskomunikasi antara petinggi-petinggi perusahaan tersebut hingga masalah ketersediaan modal.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna merupakan salah satu finalist PKM-Kewirausahaan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional tahun 2016. Selama menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Chusna aktif mencari dan mengeksekusi ide bisnis yang menarik dan inovatif.View Author posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *