Lompat ke konten

Cara Menentukan Harga Jual Produk Makanan Agar Untung

Cara Menentukan Harga Jual Produk Makanan

Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh umat manusia. Sayangnya, di zaman yang serba cepat ini banyak orang yang tidak sempat membuat makanan untuk dirinya sendiri atau tidak memiliki skill untuk melakukannya. Maka dari itu, tidak heran jika bisnis produk makanan berkembang pesat. 

Bisnis produk makanan ini hadir dalam berbagai format, mulai dari format rumah makan, seperti warung atau restoran, hingga format pesanan, seperti catering. Produk yang dijual pun berbagai macam, mulai dari lauk pauk saja, hingga makanan khas luar negeri. 

Salah satu tantangan dari bisnis jual beli produk makanan adalah menentukan harga. Pasalnya sebagai durable goods atau komoditas yang relatif tidak awet dan banyak pesaing, harga produk makanan harus disusun sedemikian rupa supaya bisa tetap laku. Lantas, bagaimana cara menentukan harga jual produk makanan? Simak ulasan lengkapnya berikut ini:

Faktor yang Harus Diperhatikan dalam Menentukan Harga Jual Produk Makanan

Sebelum mengetahui bagaimana cara menentukan harga jual makanan, sebaiknya Anda mengetahui dulu faktor apa saja yang harus diperhatikan saat menentukan harga jual tersebut. Berikut ini diantaranya:

1. Harga bahan baku

Faktor pertama yang harus Anda perhatikan saat menentukan harga jual makanan adalah harga bahan baku. Pasalnya, harga bahan baku, seperti minyak goreng, bumbu-bumbu dan lain sebagainya tentu akan berpengaruh secara langsung terhadap harga jual makanan. 

Misalnya, harga sate ayam tentu akan berbeda dengan sate kambing. Sebab meskipun sama-sama sate, daging ayam relatif lebih murah dibandingkan dengan sate kambing. Contoh lainnya, pecel dengan lauk ayam goreng biasa dan ayam kampung. Harga pecel dengan lauk ayam kampung pasti akan lebih tinggi karena ayam kampung dikenal memiliki citarasa yang berbeda dengan ayam broiler dan harganya lebih tinggi. 

2. Biaya lain-lain

Selain bahan baku, terdapat dua jenis biaya yang menyusun harga pokok produksi, yaitu biaya tenaga kerja dan biaya overhead (lain-lain). Jika Anda tidak memiliki karyawan, maka biaya tenaga kerja sama halnya dengan jumlah keuntungan yang ingin Anda peroleh dari bisnis makanan yang Anda bangun. Adapun biaya lain-lain termasuk biaya listrik, sewa ruang, biaya angkut dan lain sebagainya.

Sederhananya, Anda bisa menambahkan biaya lain-lain ini dengan biaya bahan baku dan sejumlah keuntungan yang ingin Anda peroleh untuk menentukan harga jual. Misalnya, total biaya lain-lain Rp3.000, biaya bahan baku Rp5.000 dan target keuntungan Anda adalah Rp1.000. Maka, paling tidak Anda harus mematok harga Rp9.000 per porsi makanan yang Anda jual. 

3. Cek target konsumen

Target konsumen juga memainkan peran penting dalam menentukan harga jual. Misalnya, harga jual produk makanan yang akan dibeli oleh masyarakat kalangan menengah ke bawah tentu akan berbeda dengan harga jual makanan yang akan dibeli oleh menengah ke atas meskipun bahan baku dan faktor lainnya sama. 

Contohnya, Anda membuka usaha jual produk makanan Indonesia di dekat tempat wisata yang banyak dikunjungi oleh pelancong dari mancanegara. Anda bisa menjual makanan kepada mereka dengan harga yang sedikit berbeda karena menyesuaikan dengan nilai tukar dolar, misalnya.

4.  Harga produk pesaing

Salah satu tantangan dalam menjual produk makanan, khususnya dengan tipe rumah makan adalah banyaknya pesaing. Adapun yang dimaksud dengan pesaing ini adalah rumah makan-rumah makan yang ada di sekitar rumah makan milik Anda yang menyajikan jenis makanan yang sama dan menarget konsumen yang sama pula. 

Hal ini membuat konsumen akan mudah beralih ke produk pesaing apabila Anda menaikkan harga sedikit saja. Maka dari itu, tidak heran apabila harga produk makanan di dua atau tiga resto yang letaknya berdekatan umumnya tidak terlalu berbeda. 

5. Metode produksi dan penjualan

Seperti yang telah disebutkan di atas, ada banyak cara untuk menjual produk makanan. Anda bisa memproduksi makanan itu sendiri atau sekedar menjual produk makanan yang dibuat oleh orang lain (kulakan). 

Metode produksi dan penjualan ini penting untuk diperhatikan, setiap metode penjualan tentu memiliki struktur biaya yang berbeda. Misalnya, jika Anda hanya kulakan, tentu Anda tidak akan mempertimbangkan biaya bahan baku. 

Cara Menentukan Harga Jual Produk Makanan Agar Untung

1. Markup

Cara menentukan harga jual produk makanan yang paling sederhana adalah dengan metode markup. Dengan metode ini, Anda hanya perlu menambahkan nominal profit yang Anda inginkan dengan biaya modal per unit. Rumusnya:

Harga jual = harga beli + biaya angkut + nominal keuntungan

Contohnya:

Anda membeli 10 bungkus nasi gudeg seharga Rp5.000 untuk dijual lagi ke kantin kampus. Untuk proses kulakan dan penjualan tersebut, Anda harus mengorbankan ¼ liter bensin motor Anda. Jika harga bensin 1 liter adalah Rp10.000, maka biaya angkut yang perlu Anda keluarkan adalah Rp2.500, sehingga biaya angkut per unit nasi gudeg yang akan Anda jual adalah Rp250. Apabila nominal keuntungan yang Anda inginkan adalah Rp750 per bungkus, maka harga jual yang bisa Anda tetapkan adalah:

Harga jual = 5.000 + 250 + 750 = 6.000

Penentuan harga jual menggunakan metode ini lebih cocok jika Anda melakukan kulakan. Hal ini akan berbeda kalau Anda memproduksi makanan tersebut sendiri.

2. Menggunakan total biaya produksi

Harga pokok produksi dapat diartikan sebagai sejumlah biaya yang harus Anda keluarkan untuk membuat sebuah produk. Mekanisme penghitungan harga jual menggunakan metode ini relatif lebih rumit dibandingkan dengan menggunakan metode yang pertama. Sebab, Anda dituntut untuk bisa mengetahui rincian bahan baku, biaya angkut dan lain sebagainya. Baru setelah total biaya produksi diketahui, Anda bisa menambahkan nominal keuntungan. 

Harga jual per unit= Total biaya produksi per unit + keuntungan per unit

Misalnya, diketahui sebuah usaha catering memiliki pesanan baru dengan catatan keuangan sebagai berikut:

Jumlah pembelian bahan untuk 1 proyek pesanan = Rp1.500.000

Biaya gaji karyawan = 200.000

Biaya listrik = 50.000

Jumlah kue yang dihasilkan = 1000 biji. 

Harga jual kue per unit= (1.500.000+200.000+50.000)/1000 + 500. 

= 1.750.000/1000 + 500

= 1.750 + 500

= 2.250

Maka, jumlah uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan Anda untuk 1000 biji kue adalah sebesar Rp2.250.000. 

Supaya pelanggan lebih tertarik, Anda bisa mematok diskon asalkan diskon tersebut tidak sampai menyentuh total biaya produksi per unit Anda. Dalam contoh di atas, Anda bisa meminta si pelanggan untuk hanya membayar Rp2.000.000 saja atau Rp2.000 per unit. Meskipun kehilangan Rp250.000 keuntungan, namun harga tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan biaya yang harus Anda keluarkan untuk mengeksekusi pesanan tersebut.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna merupakan salah satu finalist PKM-Kewirausahaan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional tahun 2016. Selama menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Chusna aktif mencari dan mengeksekusi ide bisnis yang menarik dan inovatif.View Author posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *