Lompat ke konten

Cara Menghitung Gaji Karyawan Beserta Contohnya

payroll

Karyawan adalah salah satu sumber daya yang penting bagi sebuah perusahaan. Hal ini karena tentu owner atau founder perusahaan tersebut tidak bisa melakukan semua pekerjaan sendiri sehingga membutuhkan orang lain. 

Tapi pastinya, seorang karyawan bekerja di sebuah perusahaan ingin mendapatkan timbal balik yang sesuai atas waktu, tenaga dan pikiran yang mereka gunakan. Salah satu timbal balik ini diwujudkan dalam bentuk gaji. Oleh sebab itu, gaji adalah kewajiban bagi perusahaan kepada karyawannya yang harus diperhitungkan dengan hati-hati.

Berikut ini cara menghitung gaji karyawan beserta contohnya:

Jenis-Jenis Gaji Karyawan

1. Gaji pokok

Gaji pokok atau gapok adalah komponen utama dalam gaji karyawan. Komponen ini harus sesuai dengan besar kecilnya kontribusi karyawan terhadap perusahaan. Apabila perusahaan tidak menerapkan komponen tambahan seperti tunjangan bulanan dan lain-lain, maka besaran gapok harus lebih besar dari upah minimum regional (UMR).

Namun kalau total gaji sudah meliputi tunjangan dan fasilitas tambahan lainnya, maka menurut UU NO. 13 tahun 2003, nilai gapok minimal harus 75% dari total gaji. Jadi, kalau total upah yang diterima seorang karyawan adalah Rp5.000.000, maka nilai minimal gaji pokok adalah sebesar Rp3.750.000. 

2. Gaji lembur

Menurut Peraturan Menteri no.102/MEN/VI/2004, total jam kerja yang berlaku di Indonesia adalah 40 jam seminggu. Jumlah ini bisa didistribusikan ke dalam 8 jam per hari dalam 5 hari kerja, 7 jam per hari dalam 6 hari kerja atau 10 jam per hari dalam 4 hari kerja sesuai dengan kebijakan perusahaan. 

Apabila seorang pekerja bekerja lebih lama dari itu, maka dia harus mendapatkan gaji lembur. Umumnya, uang lembur ini dihitung berdasarkan banyaknya jam kerja tambahan dan besar kecilnya tergantung dengan kebijakan masing-masing perusahaan. 

Misalnya, perusahaan Budi menerapkan kerja 8 jam dalam 5 hari dan uang lembur sebesar Rp30.000/jam. Jadi, kalau dalam satu minggu Budi kerja selama 47 jam, maka dia berhak atas uang lembur sebesar Rp30.000 x 7 atau Rp210.000. 

3. Gaji bersih

Selain uang lembur, tidak jarang perusahaan juga menetapkan komponen gaji yang lain seperti, tunjangan pulsa, atau bahkan tunjangan untuk biaya kost dan ojek online. Tidak hanya itu, perusahaan juga wajib membayar pajak penghasilan (PPh) atas gaji setiap karyawannya. 

Nah, gaji bersih alias take home pay adalah jumlah gaji yang siap dibawa pulang oleh karyawan. Nilai take home pay ini diperoleh dari hasil penambahan gapok, lembur dan tunjangan lalu dikurangi dengan pajak PPh. 

Cara Menghitung Gaji Karyawan

Terdapat beberapa cara untuk menghitung gaji karyawan yaitu:

1. Gaji per jam

Gaji per jam adalah cara menghitung gaji karyawan berdasarkan dengan jumlah jam kerja mereka. Meskipun dihitung dalam satuan jam, tidak jarang perusahaan memberikannya satu bulan sekali. Biasanya metode ini diterapkan untuk menghitung upah karyawan yang baru masuk saat pertengahan bulan atau belum berhak mendapatkan THR penuh karena belum bergabung selama 1 tahun penuh. Oleh karena itu, biasanya metode ini juga disebut dengan gaji prorata. 

Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13 tahun 2003, gaji per jam dihitung dengan cara gaji kotor (gapok ditambah tunjangan) dibagi dengan 173. Alasannya adalah rata-rata jumlah jam kerja dalam 1 tahun adalah 173 jam. 

Rumusnya adalah sebagai berikut:

Gaji Pro Rata = (Jumlah Hari x Jam Kerja x Gaji Pokok) : 173

Contoh:

Tessa adalah cleaning service kantor yang baru bekerja di sebuah perusahaan di Jakarta pada tanggal 15 Januari. Dia bekerja selama 8 jam sehari 5 hari dalam seminggu dengan gapok sebesar Rp4.700.00. Hingga tanggal 31 Januari, Tessa telah bekerja selama 12 hari. Oleh karena itu, besaran take home pay yang didapatkan Tessa untuk bulan Januari adalah sebesar:

Gaji Pro Rata = (12 x 8 x 4.700.000) : 173 = 2.608.092. 

2. Gaji bulanan

Gaji bulanan adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh perusahaan kepada karyawan atas kinerjanya dalam sebulan terakhir. Umumnya gaji bulanan dibayarkan setiap tanggal 25 setiap bulannya. 

Gaji bulanan ini umumnya mencakup dua komponen yaitu gapok dan gaji tambahan yang notabene dihitung per jam tapi dibayarkan sekali dalam satu bulan seperti uang hasil lembur, tunjangan dan lain sebagainya.

Contoh:

Tessa sudah menjadi karyawan tetap dengan gaji pokok sebesar Rp4.700.000. Selama 1 bulan dia berhak mendapatkan uang lembur sebesar Rp25.000 per jam dan monthly allowance sebesar Rp20.000 per hari. 

Apabila selama bulan Februari Tessa bekerja selama 18 hari, lembur selama 8 jam, maka besaran gaji bulanan dan take home pay Tessa adalah sebesar:

Gaji pokok4.700.000
Monthly allowance (20.000 x 18)360.000
Uang lembur (25.000 x 8)200.000
Gaji bruto5.260.000
Biaya jabatan (5% x 4.700.000)235.000
Gaji neto sebulan4.465.000
Gaji neto setahun (12*4.465.000)53.580.000
Penghasilan tidak kena pajak54.000.000
Penghasilan kena pajak0
PPh 21 setahun0
PPh 21 sebulan0
Gaji bersih5.260.000
Tabel 1: Contoh penghitungan gaji

Faktor Yang Harus Diperhitungkan Dalam Penghitungan Gaji

Gaji adalah salah satu faktor utama yang akan dipertimbangkan oleh seorang kandidat tenaga kerja untuk mengambil pekerjaan di sebuah perusahaan. Hal ini karena dengan besaran gaji yang pas, kandidat tersebut sedikit banyak akan merasa dihargai kerja kerasnya. 

Di sisi lain bagi perusahaan, gaji adalah salah satu komponen biaya yang utama sehingga harus diatur dengan sebijak mungkin. Berikut ini beberapa faktor yang harus Anda perhitungkan saat menghitung besaran gaji yang pas untuk karyawan:

1. Kemampuan keuangan perusahaan

Faktor yang pertama adalah kemampuan keuangan perusahaan. Biasanya, perusahaan akan membuat skala gaji untuk setiap jabatan di perusahaan tersebut. Tujuannya adalah supaya komponen ini tidak terlalu membebani anggaran keuangan perusahaan tapi disisi lain masih cukup layak untuk menarik talenta-talenta terbaik. 

2. Standar gaji untuk sebuah pekerjaan tertentu di pasaran

Anda ingin mengakuisisi talenta terbaik? Maka pastikan gaji yang Anda tawarkan kepada calon karyawan tersebut cukup kompetitif dibandingkan pekerjaan serupa di perusahaan lain. Saat ini banyak perusahaan konsultan bisnis yang menyediakan hasil riset mengenai berapa gaji karyawan yang “wajar” untuk sebuah posisi tertentu. Jadikan hasil riset ini sebagai patokan jika Anda ingin merekrut karyawan dengan kualitas terbaik. 

3. Nilai dan Kontribusi Karyawan

Kontribusi karyawan adalah variabel yang mewakili seberapa besar kompetensi karyawan tersebut dalam memenuhi KPI yang telah ditentukan oleh perusahaan. Adapun nilai karyawan adalah besaran kontribusi tersebut ditambah dengan faktor lain seperti, tingkat pendidikan dan pengalaman karyawan.

Dalam dunia kerja pasti Anda mengamati bahwasannya karyawan dengan tingkat pendidikan dan pengalaman tertentu memiliki upah yang relatif lebih tinggi dibandingkan karyawan lainnya. 

4. UMR

Upah minimum regional (UMR) adalah standar upah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah supaya diikuti oleh perusahaan yang beroperasi di daerah tersebut. Tujuannya adalah supaya tidak ada eksploitasi tenaga kerja dan penduduk daerah tersebut bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan baik. 

UMR Jakarta tentu berbeda dengan Yogyakarta atau Surabaya karena memang biaya hidup di kota metropolitan itu lebih mahal dibandingkan dua kota setelahnya. Faktor ini menjadi penting karena menyangkut kelayakan hidup karyawan Anda. 

Sudah barang tentu gaji adalah salah satu komponen biaya operasional yang bisa ditekan untuk meningkatkan keuntungan. Akan tetapi, tentu tidak etis rasanya apabila Anda membayar karyawan lebih rendah dibandingkan kontribusinya dan biaya hidup minimal di daerah tersebut, bukan?

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna merupakan salah satu finalist PKM-Kewirausahaan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional tahun 2016. Selama menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Chusna aktif mencari dan mengeksekusi ide bisnis yang menarik dan inovatif.View Author posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *