Lompat ke konten

Berapa Modal Usaha Perabotan Rumah Tangga? Simak Rinciannya!

Modal Usaha Perabotan Rumah Tangga

Usaha perabotan rumah tangga boleh dibilang merupakan salah satu usaha yang tidak akan pernah mati. Sebab, dengan penduduk lebih dari 270 juta orang, tentu masyarakat Indonesia membutuhkan peralatan rumah tangga setiap kali membangun biduk rumah tangga baru atau berpindah lokasi hunian. Maka dari itu, tidak heran jika jualan perabot rumah tangga adalah salah satu ide bisnis rumahan yang menjanjikan.

Namun kesuksesan usaha ini juga tergantung pada kelengkapan peralatan rumah tangga yang tersedia. Padahal, semakin lengkap peralatan yang disediakan, semakin tinggi pula modal yang diperlukan. Lantas, berapakah modal yang dibutuhkan untuk jualan perabotan rumah tangga ini? Simak selengkapnya!

Rincian Modal Usaha Perabotan Rumah Tangga

KeteranganNilai
Stok awal10.000.000
Kantong plastik berbagai ukuran300.000
Rak toko berbagai ukuran 5 buah2.000.000
Meja dan kursi kasir500.000
Kertas label harga 5 pieces160.000
Buku kasir15.000
Listrik per bulan100.000
Kalkulator50.000
Biaya promosi (termasuk baliho dan standee)300.000
Dana cadangan5.000.000
Total18.425.000

Rincian di atas belum termasuk dengan sewa atau biaya membangun toko. Hal ini dengan asumsi bahwa Anda sudah memiliki ruko sendiri. Kalaupun belum, biaya sewa toko biasanya berbeda tergantung dengan lokasi. Untuk lokasi strategis, misalnya dekat pusat kota, tidak menutup kemungkinan biaya sewa bisa mencapai Rp10,000,000 per tahun atau bahkan lebih. 

Biaya di atas juga belum termasuk biaya gaji pegawai. Hal ini dengan asumsi bahwasanya Anda akan mengelola toko tersebut sendiri sementara waktu sampai toko itu berkembang. Mengenai perkembangan toko, selain bisa mempekerjakan pegawai, Anda juga bisa mengembangkan toko dengan membeli stok yang lebih lengkap dan menggunakan aplikasi kasir untuk mempermudah pencatatan, penghitungan dan pemasaran.

Adapun mengenai stok, nominal 10 juta di atas dapat digunakan untuk membeli produk apapun. Meskipun demikian, Anda disarankan untuk membeli banyak jenis barang namun masing-masing jenis berjumlah sedikit. Misalnya, untuk rice cooker alih-alih membeli 10 rice cooker Miyako kecil, Anda bisa membeli 1 rice cooker Miyako kecil, 1 rice cooker Miyako sedang dan besar, sementara 7 lainnya untuk merek lain. Ini karena konsumen barang pecah belah umumnya tidak memperhatikan merek, melainkan ukuran dan kegunaan, sehingga lebih baik menyediakan berbagai merek dengan berbagai ukuran alih-alih hanya 1 merek dan ukuran saja. 

Komponen dana cadangan dibutuhkan ketika Anda mendapati adanya selera konsumen tertentu. Misalnya, konsumen ingin membeli wajan wok tapi belum tersedia di toko Anda. Dana cadangan ini bisa Anda gunakan untuk membeli wajan wok tersebut, sementara konsumen bisa Anda minta menunggu. 

Keuntungan Memulai Usaha Perabotan Rumah Tangga

1. Barang dagangan dibutuhkan oleh banyak orang

Seperti yang tertulis di atas, salah satu peluang jualan perabot rumah tangga adalah karena produk barang-barang rumah tangga ini dibutuhkan oleh banyak orang, entah itu kaya, miskin maupun sederhana. Oleh karena itu, bisnis ini memiliki peluang besar untuk tetap berlanjut selama puluhan tahun. 

2. Profit margin yang lumayan

Untuk satu kali penjualan barang pecah belah, Anda bisa mematok profit margin sebesar 30%-50% tergantung dengan jenis barangnya. Misalnya, satu unit ember Anda beli di supplier dengan harga Rp10.000. Maka, ember tersebut bisa Anda jual dengan harga Rp13.000- Rp15.000. Tentu apabila ember tersebut terjual 100 unit, Anda bisa mendapatkan keuntungan Rp300.000-Rp500.000. 

3. Bisa dijual secara online

Selain bisa dijual langsung di toko, perabotan rumah tangga juga bisa dijual secara online baik itu melalui online marketplace maupun hanya melalui chat via WhatsApp. Sederhananya, pelanggan yang tinggal di sekitar rumah Anda bisa bertanya mengenai ketersediaan produk via WhatsApp sebelum mereka membelinya di toko. 

4. Tidak dipengaruhi trend

Berbeda dengan produk fashion yang bisa outdated, produk rumah tangga seperti gayung, rice cooker, sapu, pengki dan lain sebagainya relatif tidak dipengaruhi trend. Ini artinya, pelanggan tetap akan membeli produk-produk tersebut terlepas dari apapun bentuknya. Namun demikian, kelengkapan dan variasi produk tetap merupakan hal yang penting untuk menjangkau semua lapisan pelanggan. 

5. Bisa dijual dengan sistem reselling

Pelanggan ingin membeli produk yang belum Anda sediakan? Tenang, saat ini beberapa aplikasi khusus reseller sudah menyediakan berbagai peralatan rumah tangga yang bisa dijual kembali kepada pelanggan. Pelanggan tinggal menyebutkan peralatan apa yang mereka butuhkan kepada Anda dan Anda tinggal melakukan pemesanan kepada supplier. Supplier lantas bisa mengirim barang pesanan tersebut langsung ke rumah pelanggan maupun ke toko Anda. Tentunya, nantinya Anda akan mendapat komisi sebagai reseller.

Tips Memulai Usaha Perabotan Rumah Tangga

Ingin mulai jualan perabotan rumah tangga? Simak tipsnya berikut ini!

1. Buat daftar produk yang akan dijual

Untuk memudahkan belanja dan penentuan harga, Anda bisa membuat daftar barang yang ingin Anda jual beserta perkiraan harga beli dan harga jualnya. Sekali lagi, disarankan untuk membeli berbagai jenis barang sekaligus meskipun dalam jumlah sedikit per jenisnya alih-alih membeli 1 jenis tapi dalam jumlah banyak. 

2. Tips dalam menentukan harga jual barang

Saat menentukan harga jual barang, pastikan Anda mengetahui mana “harga pasaran” dan “harga buta”. Harga pasaran adalah harga dari barang-barang yang mudah dicari secara online, sehingga pelanggan bisa memiliki opsi untuk membeli barang dengan harga lebih murah. 

Biasanya, harga asal barang-barang seperti ini cukup mahal. Untuk barang seperti ini, disarankan Anda mengambil profit margin yang lebih kecil, seperti 25% atau 35%. Contoh barang-barang jenis ini adalah rice cooker, setrika, pet feeder dan lain sebagainya. 

Adapun “harga buta” adalah harga jual dari sebuah barang-barang yang berapapun harganya, konsumen akan tetap beli. Contoh barang yang bisa dihargai dengan harga buta, seperti gayung, ember, panci dan lain sebagainya. Barang-barang seperti ini umumnya bernilai kecil tapi cepat laku, sehingga Anda bisa mematok profit margin hingga 50% atau 60%. 

3. Buat toko dengan tata letak dan pencahayaan yang baik

Pastikan ukuran lorong di antara rak cukup untuk pelanggan berlalu lalang dan mengamati barang. Bagi pelanggan, hal ini penting karena mereka perlu memilih barang yang dibutuhkan, sementara bagi penjual, lorong ini penting untuk membersihkan debu-debu di barang dagangan. 

Selain kebersihan, pastikan juga toko Anda memiliki tata pencahayaan yang baik. Tidak hanya akan memudahkan pelanggan untuk memilih, pencahayaan yang baik juga akan memberikan kesan tersendiri bagi pelanggan yang melewati toko Anda. 

4. Pilih toko dengan letak yang strategis

Pastikan toko Anda dekat dengan konsumen dengan memilih lokasi toko di area pemukiman. Bahkan, usahakan Anda memilih toko yang dekat dengan pelanggan dari golongan ekonomi menengah. Hal ini karena pelanggan dengan ekonomi menengah memiliki daya beli yang lebih tinggi dibandingkan dengan kalangan menengah ke bawah dan umumnya harga sewa toko tidak semahal harga sewa di lingkungan konsumen menengah ke atas. 

5. Mengikuti sistem reselling

Anda bisa mengikuti sistem reselling secara online melalui aplikasi sebagaimana yang disebutkan di atas atau menggunakan sistem offline dengan bekerja sama dengan supplier. Kelebihannya adalah Anda bisa mendapatkan harga khusus, sementara tantangannya adalah adanya kerusakan barang di perjalanan (online) dan menjalin komunikasi secara langsung dengan supplier (offline).

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna merupakan salah satu finalist PKM-Kewirausahaan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional tahun 2016. Selama menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Chusna aktif mencari dan mengeksekusi ide bisnis yang menarik dan inovatif.View Author posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *