Lompat ke konten

Underperformed Karyawan: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Underperformed Karyawan

Secara teoritis, sumber daya produksi terbagi menjadi dua jenis, yaitu sumber daya modal dan sumber daya manusia. Sumber daya manusia paling utama dalam sebuah perusahaan adalah karyawan. 

Tanpa karyawan yang bekerja dengan baik, maka produktivitas dan pendapatan perusahaan akan menurun. Oleh sebab itu, penting bagi sebuah perusahaan untuk memperhatikan kesejahteraan karyawannya, baik itu dalam bentuk gaji maupun dalam bentuk dukungan mental. 

Lantas bagaimana jika perusahaan sudah memberi dukungan sebaik mungkin kepada karyawan, namun dia tetap underperformed? Kenali apa itu underperformed karyawan dan cara mengatasinya. 

Pengertian Underperformed Karyawan

Underperformed karyawan adalah karyawan yang bekerja di bawah standar yang seharusnya. Adapun standar yang dimaksud di sini bisa jadi merupakan key performance indicator (KPI) yang telah Anda susun atau rekam jejak kinerja karyawan tersebut sebelumnya. 

Misalnya, seorang anggota tim sales yang biasanya mampu menjual 30 unit barang dalam satu bulan hanya menjual 20 unit barang dalam bulan tersebut. Hal ini memang bisa terjadi karena faktor eksternal, namun tidak menutup kemungkinan juga disebabkan oleh penurunan kinerja karyawan tersebut. 

Baik secara masif maupun hanya satu atau dua orang, penurunan kinerja karyawan dapat mempengaruhi produktivitas perusahaan dan memperburuk nilai perusahaan di mata masyarakat, sehingga perlu diperhatikan dengan seksama supaya di temukan jalan keluarnya. 

Penyebab Karyawan Underperformed

1. KPI yang di luar kemampuan

Jika Anda mendasarkan kinerja seorang karyawan dengan KPI, bisa jadi karyawan tersebut telah mengeluarkan usaha yang sama dengan sebelumnya, akan tetapi memang KPI perusahaan Anda yang perlu diperbaiki. 

Misalnya, tim sales sebuah perusahaan pada bulan Januari berhasil menjual 50 unit barang dari nilai sebelumnya yang hanya 40 barang. Melihat trend positif ini, Anda menetapkan target penjualan bulan Februari harus mencapai 100 barang. 

Tentu target ini akan susah dicapai mengingat pada bulan sebelumnya saja mereka hanya bisa menaikkan penjualan sebanyak 10 unit. Meskipun mengerahkan tenaga dan pikiran dalam jumlah yang sama, bisa jadi KPI tersebut tidak terpenuhi. Oleh sebab itu, pastikan Anda membuat KPI yang bisa dicapai oleh anggota tim Anda. 

2. Burnt-out

Salah satu hal yang sering menjadi masalah pada karyawan saat ini adalah burnt-out atau kecapean parah. Hal ini bisa terjadi karena banyak hal, seperti sering lembur, lokasi kantor dan rumah yang cukup jauh sehingga harus ditempuh menggunakan KRL atau menyebabkan mereka terjebak macet, hingga ada masalah di rumah. 

Apapun penyebabnya, burnt-out bisa membuat karyawan kehilangan minat untuk bekerja. Akibatnya, produktivitasnya menurun cukup drastis. 

3. Masalah kesehatan mental

Kantor Anda bisa jadi menerapkan jam kerja sesuai aturan dan rumah atau lokasi kost karyawan tersebut juga tidak terlalu jauh, tapi dia masih underperformed, maka bisa jadi ada masalah pada kesehatan mentalnya. Masalah ini bisa jadi timbul karena memang dia penyintas gangguan mental sebelumnya, atau karena masalah lain yang membuatnya stress. 

4. Kehilangan motivasi

Ada kalanya seorang karyawan kehilangan motivasinya untuk tetap bekerja. Hilangnya motivasi ini bisa jadi disebabkan oleh kesehatan mental atau burnt-out, tetapi juga bisa disebabkan karena dia sedang bosan atau merasa tidak dihargai di perusahaan Anda. 

Cara Mengatasi Karyawan yang Underperformed

Lalu, bagaimana cara mengatasi karyawan yang underperformed?

1. Mendengarkan pendapatnya

Setiap manusia tentunya ingin pendapatnya didengarkan. Termasuk juga karyawan. Pendapat karyawan adalah salah satu wawasan penting untuk menentukan target kinerja perusahaan kedepannya. 

Dari pendapat ini, Anda bisa menemukan wawasan mengenai apa yang dibutuhkan oleh pelanggan, tantangan yang harus dihadapi oleh tim sales di lapangan, dan masih banyak lainnya. Masukan-masukan seperti ini penting untuk digunakan sebagai bahan pembuatan KPI dan OKR supaya bisa sesuai dengan kemampuan karyawan dan kondisi di lapangan. 

2. Mendengarkan keluh kesah karyawan

Terlepas dari hal yang terkait dengan kinerja, Anda perlu mendengarkan keluh kesah karyawan yang underperformed untuk bisa mengidentifikasi alasan mengapa dia tidak dapat bekerja dengan baik seperti sebelumnya. 

Jika ternyata hal tersebut disebabkan karena masalah manajerial, seperti KPI yang susah dicapai atau lingkungan kerja yang toxic, Anda bisa mencoba untuk memperbaiki hal tersebut dengan membuat KPI yang lebih bisa tercapai, mengurangi jam kerja karyawan, mengadakan program outing untuk karyawan supaya bisa menjalin komunikasi satu sama lain, dan berbagai solusi lainnya. 

Namun, jika masalahnya lebih kepada hal-hal yang sifatnya pribadi, seperti mental illness atau ada masalah di rumah, maka sebaiknya perusahaan menganjurkan karyawan tersebut untuk berkonsultasi dengan psikolog. 

3. Bekerjasama dengan psikolog

Meskipun karyawan yang memiliki masalah mental bisa berkonsultasi dengan psikolog manapun secara bebas, sebaiknya perusahaan menyediakan opsi khusus. Tujuannya adalah supaya perusahaan tahu kondisi kesehatan mental karyawannya melalui data yang dikumpulkan dan disimpulkan oleh psikolog tersebut. Perusahaan juga bisa mengkonsultasikan solusinya dengan psikolog tersebut. 

Adanya fasilitas konsultasi kesehatan mental gratis seperti ini juga bisa membuat perusahaan Anda tampak lebih menonjol dibandingkan dengan pesaing di mata calon karyawan potensial. Hal ini karena tidak dapat dipungkiri kalau tekanan di dunia kerja kadang tidak bisa diceritakan kepada siapapun, termasuk kepada keluarga di rumah. Adanya psikolog gratis dari perusahaan, setidaknya akan membantu karyawan mencurahkan masalah-masalah tersebut.

4. Memberikan penghargaan yang pantas

Kata penghargaan disini tidak hanya merujuk pada pemberian hadiah kepada karyawan yang berprestasi, melainkan juga menyediakan fasilitas yang cukup, seperti gaji yang sesuai dengan kinerja karyawan, uang lembur yang sesuai dengan peraturan pemerintah, fasilitas reimburse untuk biaya transportasi dan lain sebagainya. 

Sebab, tidak dapat dipungkiri bahwa faktor moneter seperti ini memainkan peran penting untuk meningkatkan motivasi karyawan. Bahkan, kalau perlu perusahan menyediakan recreation room khusus karyawan yang ingin berolahraga atau istirahat sejenak. Fasilitas seperti ini akan membantu karyawan lebih rileks dan bisa kembali fokus saat bekerja. 

Produktivitas perusahaan itu penting, namun kenyamanan karyawan saat bekerja juga penting. Tanpa lingkungan kerja yang nyaman, beban kerja yang sesuai, produktivitas karyawan bisa jadi menurun.

Penurunan produktivitas karyawan bisa mendorong penurunan laba perusahaan. Lebih dari itu, lingkungan kerja yang kurang baik juga berpotensi menurunkan nilai perusahaan di mata calon karyawan potensial. Maka dari itu, perhatikan karyawan Anda dengan sebaik-baiknya.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna merupakan salah satu finalist PKM-Kewirausahaan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional tahun 2016. Selama menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Chusna aktif mencari dan mengeksekusi ide bisnis yang menarik dan inovatif.View Author posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *