Lompat ke konten

Cara Melakukan Background Check Dalam Rekrutmen Karyawan

Cara melakukan background check

Cara melakukan background check dalam rekrutmen karyawan bisa dilakukan dengan beberapa tahapan. Karyawan menjadi aset berharga bagi perusahaan karena mereka akan berkontribusi dalam keberhasilan perusahaan.

Dengan begitu, perusahaan selalu berhati-hati dalam proses rekrutmen karyawan. Jika Anda salah satu orang yang bertugas melakukan perekrutan, simak tahapan cara melakukan background check berikut ini!

Pengertian Background Check  

Background check adalah salah satu langkah awal dalam proses perekrutan karyawan dengan cara memeriksa dan memastikan seluruh informasi calon kandidat apakah benar atau tidak. Pemeriksaan ini dimulai dengan verifikasi lamaran kerja seperti CV (curriculum vitae) atau resume yang ATS.

Dalam lamaran kerja tersebut, terdapat informasi kandidat seperti data diri, latar belakang pendidikan, pengalaman kerja di kantor sebelumnya, dan informasi pendukung lainnya. Sehingga, proses cek latar belakang kandidat memang membutuhkan waktu yang lama.

Sayangnya, beberapa kandidat berani untuk berbohong atau memalsukan informasi yang mereka tulis dalam lamaran kerja. Misalnya, kandidat tidak benar-benar pernah bekerja di perusahaan A dan sebagainya.

Inilah pentingnya background check untuk calon karyawan yang akan bergabung dengan perusahaan. Penting untuk rekruter melakukan cara ini untuk memastikan kebenaran dari segala informasi yang diterima.

Bahkan, tak jarang para rekruter melakukan background check dengan menghubungi kolega tempat kerja kandidat dulu bekerja. Setidaknya, informasi yang diberikan bisa terverifikasi. Namun, data dan informasi yang umumnya diverifikasi adalah pengalaman kerja, catatan kriminal, sejarah tanggungan kredit online, hingga media sosial.

Cara Melakukan Background Check Dalam Rekrutmen Karyawan

Manfaat cara melakukan background check untuk memastikan bahwa mereka memilih kandidat terbaik untuk berkontribusi pada perusahaan mereka. Mereka juga perlu memastikan bahwa mereka melindungi bisnis mereka dari individu yang mungkin menunjukkan perilaku curang atau sembrono di tempat kerja.

Mengutip situs Indeed, berikut ini adalah beberapa tahapan untuk melakukan verifikasi informasi dan data diri dari kandidat yang melamar kerja di sebuah perusahaan.

1. Cek background pendidikan

Latar belakang pendidikan setiap kandidat penting diketahui kebenarannya bagi para rekruter. Hal ini sangat dibutuhkan apakah pendidikan mereka cocok dengan kualifikasi posisi yang dibutuhkan. 

Misalnya, posisi HR Recruitment membutuhkan kandidat dengan jurusan kuliah Psikologi, Manajemen atau Hukum. Dengan begitu, kandidat diluar jurusan tersebut tidak akan diproses lebih lanjut ke tahap selanjutnya. 

Biasanya, latar belakang pendidikan yang dibutuhkan harus relevan dengan posisi pekerjaan, meskipun terkadang ada posisi yang bisa diisi oleh semua jurusan kuliah. Pentingnya background check pendidikan adalah setidaknya pengalaman kandidat saat kuliah dulu bisa diimplementasikan di dunia pekerjaan.

2. Cek pengalaman kerja

Seperti yang kita ketahui, saat melamar pekerjaan tentu ada kualifikasi yang harus kita penuhi. Mulai dari usia, latar belakang pendidikan, dan terpenting adalah pengalaman kerja.

Perusahaan membutuhkan pengalaman kerja yang relevan dengan posisi tersebut. Jika membutuhkan posisi illustrator, maka kualifikasi pengalaman kerja juga terkait bidang itu, bukan dari content writer atau IT. 

Tak jarang pula kualifikasi pekerjaan tergantung pada lamanya kandidat bekerja di tempat sebelumnya. Misalnya, posisi ini membutuhkan kandidat minimal 2 tahun bekerja bidang tersebut. Jadi, kandidat memang harus berasal dari posisi yang relevan sehingga penting untuk cek pengalaman. 

Sayangnya, semua informasi itu bisa saja dipalsukan dan dibuat-buat oleh kandidat. Untuk memastikan semua informasinya benar, Anda, sebagai rekruter bisa mencoba menghubungi kolega atau rekan kerja di tempat sebelumnya.

3. Hubungi referensi kandidat

Masih berkaitan dengan poin nomor 2, Anda bisa melakukan pengecekan lewat seseorang yang ada di perusahaan tempat kandidat bekerja sebelumnya. Caranya bisa dilakukan dengan menelusuri rekan kerja di platform LinkedIn.

Biasanya, kandidat akan memberikan referensi atau orang yang pernah bekerja dengannya. Informasi ini cukup penting bagi HR untuk melakukan background check. Sebab, nantinya kandidat akan bekerja di perusahaan itu dan bertanggung jawab atas tugas-tugasnya.

Selain itu, jika kandidat benar-benar bekerja di tempat tersebut, referensi dari rekannya bisa dipercaya. Misalnya, rekan kerja memberikan penilaian bagus untuk hasil kerja kandidat tersebut. 

Jika tidak ada, bisa juga memberikan pertanyaan seputar tempat kerjanya dulu. Terkadang, kandidat yang kurang percaya diri saat menjawab, kemungkinan memang tidak bekerja di tempat tersebut.

4. Berikan assesment untuk kandidat

Selain melakukan cek informasi dari CV atau resume yang dikirim kandidat, HR bisa mengirimkan tes yang relevan dengan posisi itu. Misalnya, untuk posisi content writer diberikan tes khusus menulis artikel atau konten sesuai dengan topik yang ditentukan. 

Dari situ, HR bisa menilai hasil tes yang telah dikerjakan. Apakah kandidat memiliki keterampilan yang diperlukan untuk sukses dalam peran tersebut ataukah tidak. 

Penilaian pra-pekerjaan dapat menguji kemampuan bahasa, komputer, dan kognitif. Dengan menambahkan penilaian ke proses pemeriksaan kandidat, maka bisa dipertimbangkan lagi untuk proses selanjutnya. 

Cara ini juga dianjurkan sebagai tahapan tes skill dan pengetahuan yang dimiliki seorang kandidat. Sebab, nantinya kandidat akan mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya yang tentunya sangat berpengaruh pada hasil pekerjaan untuk perusahaan. 

5. Tes fisik dan narkoba

Untuk pekerjaan yang membutuhkan fisik dan kesehatan yang tidak kurang, perlu dilakukan tes fisik dan narkoba bagi kandidat. Biasanya, tes ini dilakukan bagi posisi driver atau pekerjaan yang berhubungan dengan keselamatan.

Kandidat yang sehat dan bebas narkoba sangat diperlukan. Takutnya, kandidat dengan riwayat seperti itu akan mengganggu kelancaran kerja. Contoh lain adalah kandidat yang akan mengisi posisi kerja sebagai polisi dan kedinasan.

Sedangkan pemeriksaan fisik pun juga harus dibutuhkan jika berhubungan langsung dengan sifat pekerjaan maupun keselamatan karyawan. Meskipun begitu, sebagian besar pekerjaan tidak memerlukan pemeriksaan fisik.

Selain itu, rekruter juga perlu meneliti bukti catatan kriminal untuk memastikan kandidat sebelumnya tidak berpartisipasi dalam aktivitas penipuan atau saat ini memiliki surat perintah penangkapan.

6. Cek media sosial

Mempertimbangkan kandidat sangat penting bagi rekruter karena akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan perusahaan. Tentunya, rekruter menginginkan kandidat yang lebih positif vibes

Cara paling dasar yang bisa dilakukan adalah dengan cek media sosial mereka. Pemeriksaan latar belakang media sosial adalah proses meninjau halaman media sosial kandidat untuk mempelajari lebih jauh tentang kepribadian kandidat tersebut. 

Pasalnya, media sosial menjadi salah satu wadah bagi semua orang untuk membagikan kehidupannya. Mulai dari kehidupan pribadi hingga sosial. Postingan yang dibagikan oleh kandidat bisa jadi penilaian tersendiri bagi rekruter.

Secara tidak langsung, postingan kandidat mencerminkan kepribadian mereka, meskipun tidak semuanya begitu. Jika postingan itu mengandung ujaran kebencian dan negative vibes, rekruter tanpa segan menolak lamaran tersebut.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan informasi yang tersedia untuk umum secara gratis melalui platform media sosial yang digunakan oleh kandidat. Misalnya, mencantumkan alamat Instagram atau Facebook. Kunjungi profil mereka tanpa segan demi melakukan pengecekan kandidat yang akan dipilih.

Sastia Ainun

Sastia Ainun

Sastia Ainun merupakan seorang penulis yang gemar berbagi pengetahuan mengenai bisnis serta usaha kecil dan menengah.View Author posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *